Tulang belulang ini diperkirakan sudah berumur ratusan tahun, tidak hanya tulang manusia tapi disitu juga terdapat tulang hewan. Fragmen tulang hewan yaitu kerbau, sapi, rusa, kambing dan hewan unggas. Estimasi tinggi badan individu perempuan sekitar 142cm-155cm dan untuk iindividu laki-laki estimasti tinggi badannya sekitar 142cm-151cm. Hasil uji analisa karbon dari 2 sampel tulang diperkirakan hidup pada periode waktu 1430-1608 M, dan 1640 M.
2. Gerabah/tembikar
Pecahan gerabah dengan ornamen khas Majapahit ditemukan dalam jumlah yang cukup banyak. fragmen yang ditemukan adalah bagian tepian dari benda jenis periuk, pasu, wajan (alat penggorengan), bagian dasar jenis jambangan dan bagian benda jenis saluran air (baru).
3. Bata kuno
Fragmen batu kuno merupakan fragmen bata-bata kuno memiiki ukuran di atas rata-rata ukuran bata jaman sekarang, baik ketebalan maupun lebarnya. Bata mempunyai ukuran ketebalan rata-rata 7cm dan lebar bata rata-rata 20 cm-20,5 cm.
4. Keramik
Fragmen ini merupakan bagian kupingan boto keramik dari masa kolonial. Berglasir coklat muda, bagian keramik lain berupa bagian bawah/kaki mangkuk dengan warna dasar putih dan hiasan (garis) biru.
Dengan adanya peninggalan diatas, hal ini menunjukkan bahwa di sekitar jalan Pandean tersebut pernah ada aktivitas manusia pada masa lalu (masa klasik), meski untuk mengarah ke pemukiman itu masih terlalu jauh, karena keterbatasan data lapangan.
Sumur Jobong: Potensi Wisata Budaya
Sumur Jobong menjadi saksi bisu perubahan zaman di Surabaya, yang pastinya mempunyai nilai sejarah dan arkeologi yang besar sehingga mempunyai potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya. Bayangkan jika pengunjung bisa menyaksikan langsung sisa-sisa peradaban Majapahit yang tersimpan di dalam sebuah sumur. Di tempat ini para pengunjung bisa belajar mengenai sejarah tentang salah satu peninggalan Majapahit.
Menurut saya sebagai mahasiswi Universitas Airlangga sumur Jobong adalah bukti nyata bahwa sejarah panjang Kerajaan Majapahit pernah mengakar di tanah Surabaya. Dengan merawat dan melestarikan peninggalan bersejarah ini, kita sebagai generasi penerus bangsa tidak hanya menghargai jasa para leluhur, tetapi juga menjaga identitas dan kekayaan budaya bangsa.