Beberapa tahun belakangan ini, sepertinya ‘’pengasuhan’’ anak sudah menjadi topik pembicaraan yang tak asing lagi bagi kita. Yahh.. Banyak para ibu yang membiarkan anaknya diasuh oleh sanak saudara ataupun kakek neneknya bahkan rela membayar pundi-pundi rupiah yang tidak sedikit demi kepentingan pekerjaan dan karier dirinya.
Namun, kita tidak bisa mengklaim bahwa itu adalah tindakan yang tidak benar karena hakikatnya, mereka bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarganya terlebih untuk buah hatinya. Mereka (Wanita karier) beranggapan bahwa semua yang ia lakukan tidak lain hanyalah untuk kebaikan anaknya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sampai pulang malam akibat pekerjaan yang tak bisa mereka tinggalkan.
Persepsi tersebut memanglah tidak salah akan tetapi yang perlu diluruskan disini adalah bagaimana kita membatasi pekerjaan tersebut. Jangan sampai tujuan kita untuk menyejahterakan keluarga dan buah hati malah menuai sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang kita harapkan.
Setiap sesuatu pasti memiliki dampak negative, begitu juga dengan para wanita yang sibuk akan pekerjaannya. Tak hanya berakibat pada anak, keluarga dan suami juga akan ikut merasakan dampak tersebut. Berikut adalah penjelasan dampak bagi para ibu yang tidak bisa me manage waktu dan pekerjaannya dengan baik.
A.Bagi Anak
Akibat yang paling fatal adalah saat kesibukan tersebut berdampak pada anak. Anak yang ibunya bekerja penuh waktu (seharian) ditahun kelahiran pertama cenderung berdampak negative pada kognitif dan prilaku anak. Bagaimana tidak? Setelah seharian bekerja, rasa capek dan lelah pasti akan dirasakan oleh ibu. Akibatnya pendidikan dan pengasuhan terhadap anak tidak dilakukannya secara maksimal. Pengontrolan anak juga tidak dapat ia lakukan sebab dirinya tidak selalu menemani sang anak dalam kesehariannya.
B.Bagi Suami
Dampak bagi suami wanita karier yaitu saat penghasilannya lebih kecil dari pada istrinya, ia pasti merasa minder dan merasa bahwa dirinya kurang layak dalam memimpin sebuah keluarga. Dia juga merasa takut istrinya akan meremehkan dirinya karena penghasilan yang tidak sepadan. Namun, Tak dapat dipungkiri bahwa suami merasa bangga memiliki istri yang mandiri (Wanita Karier) sebab membantu dirinya dalam mengurangi beban keluarga. Yang lebih membanggakan lagi jika sang istri sudah tiba dirumah sebelum suaminya pulang untuk sekadar menyiapkan makanan dan menyambut kedatangan suaminya.
Kesimpulannya, ‘’Wanita karier itu boleh-boleh saja’’ asal pekerjaannya tidak mengurangi tanggung jawab dirinya terhadap suami dan buah hati. Karena hakikatnya seorang wanita bertanggung jawab penuh dalam mengurus rumah tangga terlebih dalam mendidik putra putrinya. Bukan dalam hal mencari nafkah. Jangan sampai hal yang wajib jadi terbengkalai karena lebih mengutamakan sesuatu yang hanya di hukumi ‘’boleh’’. Seperti sabda Rasululloh: “Suami itu pemimpin keluarganya dan ia akan mempertanggung jawabkan kepemimpinannya, dan seorang istri pun pemimpin dalam rumah tangganya dan ia akan mempertanggung jawabkan kepemimpinannya juga” (H.R. Bukhori).
*Semoga Sedikit Pengetahuan Ini bisa bermanfaat...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H