Mohon tunggu...
Navidaturrohmatillah
Navidaturrohmatillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Mahasiswa Pendidikan kimia Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kegiatan Asistensi Mengajar di SMAN 1 Purwosari

28 November 2023   14:40 Diperbarui: 28 November 2023   14:44 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Istighosah  (Dokpri) 

Saya mengikuti kegiatan Asistensi Mengajar di SMAN 1 Purwosari. SMAN 1 Purwosari berlokasi di Jl. Pegadaian No. IB Purwosari, Kec. Purwosari,  Pasuruan, Jawa Timur. Terdapat 20 mahasiswa yang ditempatkan di SMAN 1 Purwosari, berasal dari 5 prodi yakni Pendidikan Kimia, Pendidikan Fisika, Pendidikan Biologi, Pendidikan Matematika, dan PJKR. 

SMAN 1 Purwosari memiliki budaya unik di dalam kegiatan pembelajarannya, yakni SIWILI (Literasi, Adiwiyata, dan Religius). Budaya Literasi diterapkan setiap harinya saat 10 menit awal sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, siswa diminta untuk meluangkan waktu untuk membaca bacaan selama 10 menit. Budaya Adiwiyata diterapkan setiap hari Jumat, siswa diminta untuk membersihkan lingkungan kelas masing-masing sebelum kegiatan pembelajaran dimulai serta juga membersihkan lingkungan sekolah. Budaya Religius diterapkan setiap hari Kamis, siswa membaca 1 surah Al-Qur'an sebelum kegiatan pembelajaran dimulai yang dipimpin oleh 1 orang di ruang siaran serta setiap hari Jumat juga diadakan kegiatan istighosah sepulang sekolah. Budaya SIWILI yang unik ini memiliki manfaat bagi siswa di antaranya dapat menumbuhkan kebiasaan membaca, menumbuhkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, serta menumbuhkan rasa taqwa terhadap Allah.

Budaya Literasi (Dokpri) 
Budaya Literasi (Dokpri) 

Kegiatan Adiwiyata  (Dokpri) 
Kegiatan Adiwiyata  (Dokpri) 

Kegiatan Istighosah  (Dokpri) 
Kegiatan Istighosah  (Dokpri) 

Selama mengikuti kegiatan Asistensi Mengajar, banyak pengalaman dan ilmu berharga yang saya dapatkan, di antaranya pengalaman bagaimana cara mengajar yang baik, bagaimana cara menyiapkan perangkat pembelajaran yang baik, bagaimana cara mengelola kelas, cara mengelola laboratorium, serta saya juga mendapat pengalaman dan ilmu mengenai administrasi sekolah seperti ilmu perpustakaan, tata usaha (TU), serta bimbingan konseling (BK).

Saya mendapat pengalaman berharga untuk mengajar siswa kelas 12. Setiap kali berada di kelas, saya selalu mendapatkan pemantauan dari guru pamong. Awalnya, saya merasa takut dan canggung ketika mengajar di kelas, namun lama kelamaan ketakutan dan kecanggungan saya menghilang dan mulai terbawa suasana yang menyenangkan di kelas. Tantangan awal muncul ketika saya pertama kali berdiri di depan kelas sebagai fasilitator pembelajaran. Interaksi dengan siswa menjadi pelajaran berharga tentang arti sejati dari adaptasi dan fleksibilitas. Saya belajar untuk memahami kebutuhan individu, menyampaikan materi dengan cara yang menarik perhatian mereka, dan menjaga agar atmosfer tetap kondusif. Melalui proses ini, saya dapat mengembangkan keterampilan interpersonal, komunikasi, dan manajemen kelas. Ketika proses mengajar berlangsung, saya menyadari betapa pentingnya mendengarkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Pemilihan pendekatan partisipatif membantu membangun ikatan emosional antara guru dan siswa, menciptakan lingkungan kepercayaan yang merangsang pertumbuhan akademik dan personal. Selama periode ini, dukungan positif dari rekan guru dan staf sekolah juga memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan profesional saya. Saya bersyukur atas kehadiran guru pamong yang selalu memberikan bimbingan dan koreksi setiap sesi pembelajaran. Hal ini membuat saya merasa lebih tenang dan yakin dalam menyampaikan materi kepada peserta didik, dengan keyakinan bahwa setiap kesalahan dapat dijadikan pembelajaran. Pengalaman ini membuat saya menyadari bahwa saya masih perlu banyak belajar serta mempersiapkan diri lebih baik lagi untuk mengemban tanggung jawab sebagai seorang guru.

Pembelajaran di dalam kelas  (Dokpri) 
Pembelajaran di dalam kelas  (Dokpri) 

Pengalaman mengajar selama AM di SMAN 1 Purwosari telah membuka wawasan saya terhadap kompleksitas dunia pendidikan. Saya menyadari bahwa menjadi seorang guru tidak hanya berarti mentransfer informasi, tetapi juga melibatkan pembangunan karakter, etika, dan nilai-nilai moral pada generasi muda. Kesadaran akan peran krusial seorang pendidik dalam membimbing siswa mengatasi tantangan hidup dan mengembangkan potensi maksimal mereka semakin menguat.

Melalui refleksi atas pengalaman mengajar di sekolah, saya merasa terinspirasi untuk terus mengembangkan diri sebagai pendidik. Saya merasa didorong untuk terus meningkatkan keterampilan pengajaran, mendalami pengetahuan, dan menyesuaikan diri dengan perubahan dinamis dalam dunia pendidikan. Selanjutnya, pengalaman ini menjadi dasar yang kokoh dalam membentuk visi saya sebagai seorang guru yang berkomitmen untuk membentuk generasi penerus yang memiliki pengetahuan luas, kritis, dan karakter yang baik. Dengan demikian, pengalaman praktik mengajar di sekolah bukan hanya merupakan tahap dalam pendidikan formal, melainkan juga merupakan pondasi penting dalam membentuk diri saya sebagai seorang pendidik yang berdedikasi untuk membawa perubahan positif dalam kehidupan siswa dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun