Mohon tunggu...
Nava Olivia Rahmah
Nava Olivia Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi tingkat kedua IPB University dengan jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat yang sangat berorientasi dengan Leadership dan Community Development.

Beranjak dari bagian mahasiswi IPB University, saya sangat tertarik dengan hal kepemimpinan dan pengembangan masyarakat. Dua hal ini sangat relevan diperlukan pada era VUCA sehingga akan melahirkan pemimpin terbaik bangsa untuk Indonesia Emas 2045. Pengalaman saya dalam mengikuti beberapa organisasi dan kepanitiaan di dalam maupun luar kampus sebagai ajang meng-upgrade diri serta tentunya bermanfaat bagi semua kalangan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalkan Sumberdaya, Mahasiswa PKM-PM IPB Lestarikan Lingkungan LPKA Kelas II Jakarta melalui Budidaya Kangkung dan Maggot

7 Oktober 2023   19:00 Diperbarui: 7 Oktober 2023   19:08 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Save the Andikpas hadir sebagai sebuah program inovatif dalam mewujudkan penanaman pendidikan informal berbasis fishpreneurship. Program pengabdian masyarakat tersebut merupakan gagasan kreatif yang diinisiasikan oleh empat mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) terkait esensi pentingnya pembekalan keterampilan kepada Anak Didik Pemasyarakatan (Andikpas) sebagai upaya pembentukan orientasi masa depan anak. 

Clarias Lestari sebagai salah satu sub-program Save the Andikpas hadir untuk membersamai Andikpas dalam budidaya kangkung dan budidaya maggot sebagai pakan tambahan budidaya lele yang telah dilakukan.

Tim Save the Andikpas melaksanakan rangkaian pertama program Clarias Lestari dengan tahapan persiapan media tanam dan pra-budidaya maggot. Tim memberikan penjelasan dan melakukan demonstrasi tahapan pembuatan media tanam dan proses penetasan telur lalat BSF secara interaktif. Seluruh Andikpas menunjukkan respon positif terhadap program budidaya kangkung. Bahkan, beberapa Andikpas menyatakan antusiasnya dan memiliki ketertarikan untuk berwirausaha tanaman kangkung dan hasil budidaya maggot. Kemudian, tim bersama Andikpas melakukan proses persiapan media tanam menggunakan polybag berukuran 25 cm, media tanam, dan pupuk kompos. 

Pada tanggal 4 Agustus 2023, Tim membersamai Andikpas untuk melakukan proses perendaman benih, penanaman, dan penyiraman tanaman kangkung. Perendaman benih dilakukan selama 30 menit, kemudian Tim bersama Andikpas melakukan penyortiran bibit tanaman yang berkualitas. Tahapan program dilanjutkan proses penanaman dan penyiraman bibit tanaman kangkung yang didampingi para pembina. 

Tahap pra-budidaya maggot dilakukan dengan mendemonstrasikan secara langsung kepada Andikpas. Diawali dengan penyampaian materi terkait tahapan dari pra-budidaya maggot hingga ke pasca-budidaya maggot untuk mendapatkan pemahaman terlebih dahulu kepada Andikpas. Setelahnya, demonstrasi pra-budidaya maggot dimulai dari mempersiapkan hal-hal yang berkaitan saat pra-budidaya sampai dengan proses bagaimana penetasan telur lalat BSF berlangsung ditemani dengan antusiasme serta partisipatif tinggi dari Andikpas. Kemudian, demonstrasi pra-budidaya pun dilengkapi dengan memperkenalkan pakan maggot kepada Andikpas untuk menghasilkan maggot yang mempunyai kualitas terbaik pada saat waktu panen, yakni dengan pemberian pakan berupa limbah rumah tangga organik (sayur-sayuran, buah-buahan, susu basi, dan ampas tahu). 

Selanjutnya, tim Save The Andikpas memberikan penjelasan terkait pengontrolan kualitas tanaman dan pemberian makan maggot kepada Andikpas. Penjelasan dilakukan dengan tahapan pendekatan antara Tim dan Andikpas, berupa diskusi secara menyeluruh terhadap tahapan budidaya kangkung dan maggot. Sesi tanya jawab dan pemberian poster petunjuk menjadi media strategis untuk menciptakan kegiatan yang interaktif. Selain itu, Tim juga melakukan demonstrasi bersama Andikpas terhadap mekanisme pemberian pupuk dan pengontrolan kondisi tanaman. Adapun jenis pupuk yang digunakan, yakni pupuk gandasil dengan dosis sebanyak 2-3 gram dalam 1 liter air. 

Setelah rangkaian budidaya kangkung dan maggot yang memakan waktu kurang lebih mencapai satu bulan. Selanjutnya tahap pasca-budidaya, yaitu pemanenan kangkung dengan metode cutting. Tanaman dipotong kurang lebih hingga tinggi tanaman dari ujung pangkal daun. Bersamaan dengan pemanenan kangkung, pasca-budidaya maggot pun dilakukan dengan pemilihan maggot yang berkualitas tinggi akan mengikuti proses pengeringan melalui berbagai pilihan cara (dioven, disangrai, atau dijemur dibawah sinar matahari) dan selanjutnya maggot yang sudah kering menandakan bahwa maggot sudah siap menjadi sumber pakan budidaya lele ataupun diperjualbelikan. 

Tahapan ini diikuti oleh seluruh Andikpas dengan antusias yang tinggi dan dibersamai oleh para pembina. Beberapa Andikpas menunjukkan antusiasnya dengan bertanya dan membayangkan jika mereka mempunyai wirausaha budidaya kangkung ataupun wirausaha pecel lele setelah kehidupan pasca masa binaan nantinya. Selain itu, Andikpas melakukan diskusi bersama Tim terkait peluang usaha dan sistematika pengelolaan budidaya kangkung dan maggot sebagai pakan tambahan budidaya lele.

Para pembina juga menunjukkan respon positif terhadap keberhasilan program Clarias Lestari dan mengutarakan kesenangannya ketika membersamai program Save the Andikpas. Selain itu, para pembina juga mengutarakan antusiasnya untuk mengembangkan budidaya kangkung di LPKA Kelas II Jakarta sebagai bentuk keberlanjutan program. Pembina melakukan identifikasi dan berdiskusi bersama ketua Tim terkait pembudidayaan kangkung dengan metode hidroponik untuk memanfaatkan lahan bekas yang terbengkalai di LPKA Kelas II Jakarta. 

Program Clarias Lestari sebagai salah satu subprogram Save the Andikpas mendapat keterbukaan dari para pembina dan Andikpas. Bahkan, mereka menunjukkan respon positif untuk pengembangan program secara mandiri kedepannya. Tim dan para pembina bersinergi mengembangakan pendidikan berbasis fishpreneurship sebagai bekal orientasi masa depan anak pasca binaan di LPKA Kelas II Jakarta. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun