Mohon tunggu...
Nauvel
Nauvel Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

I do what I want when I feel like it :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rokok dan Sahabatku

2 September 2017   09:22 Diperbarui: 2 September 2017   10:53 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menulis ini berdasarkan kisah nyata, tidak mengada-ada sedikitpun. Hal ini berawal dari lelayu tanggal 3 Mei 2017 lalu sekitar jam 10 malam. Saat itu, kami dan teman-teman sudah merencanakan untuk menjenguknya. Tapi karena menunggu operasi, kami pun menunda rencana tersebut.

Dia adalah sahabat kami, keluarga kami. Alm. Galang. Mahasiswa STMM Yogyakarta. Keluarga Mahasiswa Islam Multimedia STMM. Dan juga teman sepermainan kami. Haha, iya. Teman yang selalu melengkapi kumpulan mahasiswa yang sibuk oleh organisasi dan tugas kampus. Dia yang tampak gabut dan tidak menyukai kegiatan sibuk, ternyata sedang menderita sendirian.

Dulu, ia berkata bahwa hanya penyakit TBC. Lalu tiba-tiba, di minggu terakhirnya, dia baru memberitahukan tentang Kanker yang ia derita. Aku tak tahu tepatnya apa nama kanker tersebut, karena membicarakan hal tersebut dengan keluarganya sangatlah berat untuk kami. Yang kami bicarakan hanyalah hal-hal aneh yang sering membuat kami tertawa tentangnya. Dia orang yang aneh, dan juga baik.

Namun, perlu kukatakan pada kalian, dia tidak pernah merokok. Hobinya touring, suka makan roti dan tidak suka esteh. Dia selalu memesan teh anget saat makan bersama, katanya biar tidak terkena flu. Dia suka membawa bekal buah-buahan. Dia anak yang sehat dan bersih. Lalu?

Iya, dia adalah bukti nyata perokok pasif. Keluarga dan teman-teman terdekatnya adalah perokok yang tidak punya malu. Atau memang tidak peka. Ibunya yang mengatakan hal ini kepada salah satu sahabatnya. Tentang jangan lagi membuat anak-anak sehat tak berdosa untuk menderita sendirian karena takut teman-temannya marah. Tentang bagaimana susahnya anak tak berdosa itu mendapatkan oksigen yang seharusnya mudah didapatkan. 

Jika kalian adalah perokok bijak, sebaiknya jauhkan asap-asap itu dari kami. Jika kalian adalah perokok baik, berikan oksigen kepada kami bukannya racun. Jika kalian perokok keren, matikan rokokmu sebelum mematikan teman-temanmu. 

Satu hal yang perlu kalian tahu, saya memang sudah tidak menyukai rokok dari awal. Karena Mama saya yang terkena asma dan sangat menderita jika terpapar asap tersebut. Namun teman-teman saya, orang yang sangat openminded. Saking bebasnya, mereka jadi merokok sembarangan. Menebar racun di mana-mana. 

Saya tidak lagi peduli dengan kesehatan Anda semua. Kanker? Saya tidak mendoakan, tapi itulah yang kalian tuju, bukan? Walaupun bukan sekarang. Serius, saya tidak mendoakan. Tapi kanker itu bukan hanya menyerang Anda, tapi orang-orang terdekat Anda. Yang Anda sayangi, yang Anda butuhkan, dan yang Anda benci. Dia bisa menyerang siapa saja.

Kalian bilang, ditinggalkan orang yang tersayang itu sakit? Meninggal itu untuk yang tua dulu? BULLSHIT!Teman saya meninggal di usia 20 tahunnya :) Dia kesayangan semua orang termasuk para perokok. Apakah saya menyalahkan Tuhan? Tidak. Tuhan mengambilnya untuk menyelamatkannya. Dia sudah kehilangan rasa sakitnya disana. Alhamdulillah. Lalu sekarang, bagaimana dengan Anda?

Tidak saya tidak memohon. Itu hidup kalian. Saya tidak peduli. Cukup pedulikan diri kalian sendiri. Hati kalian kalau memang masih ada. Jaga orang-orang tersayang Anda. 

Maaf jika kata-kata saya menyakitkan. Tapi perokok macam Anda lebih memberikan rasa sakit yang mendalam bagi kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun