Iya malaise, bukan malas apalagi Malaysia ya..
Pasti banyak di antara kita yang sering merasa nggak enak badan kan. Nah dalam istilah medis, nggak enak badan ini biasa disebut malaise. Malaise merupakan istilah untuk menggambarkan perasaan lelah, lemas, lesu, dan berasa tidak ada tenaga yang dapat mengakibatkan orang menjadi malas untuk beraktivitas dan melakukan interaksi. Namun, terkadang kita sendiri bahkan tidak tahu apa penyebabnya.Â
Meskipun terdengar asing bagi kita sebagai orang awam, malaise ini merupakan istilah umum di dunia kedokteran. Menurut para pakar kesehatan, malaise muncul sebagai respon tubuh untuk melawan infeksi, seperti infeksi virus saluran pernapasan, infeksi bakteri atau gangguan hormonal. Atau dapat dikatakan juga malaise ini sebagai salah satu bentuk reaksi pertahanan tubuh. Hal ini bertujuan agar tubuh dapat beristirahat untuk melawan infeksi sehingga dapat membendung ancaman yang masuk.
Lalu apa bedanya malaise dengan kelelahan (fatigue)?
Fatigue adalah kelelahan yang sangat, kurang energi, dan kurang motivasi. Sekilas kedua istilah tersebut memiliki arti yang hampir sama. Namun jika ditelusuri lebih dalam, keduanya berbeda lho. Fertigue cenderung lelah secara fisik, sedangkan malaise lebih ke perasaan lelah. Jadi malaise cenderung bersifat subjektif.
Walau terdengar ringan, kita perlu waspada karena belakangan ini malaise sering disebut-sebut sebagai salah satu gejala Covid-19. Namun ini masih dikategorikan sebagai gejala ringan ya. Pantas saja banyak penderita Covid-19 yang mengalami gejala badan terasa lemas dan tidak bertenaga, perasaan tidak enak badan, dan terus merasa lelah meski sudah istirahat semalaman. Jika gejala-gejala ini muncul terus menerus tentu akan mengganggu aktivitas kita sehari-hari bukan?
Jika kalian merasakan gejala malaise ini, hal yang perlu dilakukan adalah beristirahat yang cukup sekitar 7-9 jam sehari, mengurangi aktivitas harian, mengurangi stress, olahraga, dan konsumsi makanan bergizi.Â
Namun, jika gejala ini terjadi untuk waktu yang cukup lama dan disertai dengan gejala lain seperti demam tinggi, nyeri tenggorokan, hilang penciuman, dan sebagainya, maka segera ambil tindakan untuk menghindari kondisi yang lebih serius. Misalnya, dengan melakukan cek kesehatan atau berkonsultasi dengan dokter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H