Mohon tunggu...
nauvaljunandasaputra
nauvaljunandasaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Profesi mahasiswa

Membaca buku, berenang, membuat artikel dll.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dibuang Sayang, Fenomena Pembuangan Susu Sapi yang Viral dan Solusinya

2 Desember 2024   07:12 Diperbarui: 2 Desember 2024   07:27 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta aksi membuang susu sapi di TPA Winong Boyolali, Sabtu (9/11/2024). Foto: Jarmaji/detikJateng

Dibuang Sayang: Fenomena Pembuangan Susu Sapi yang Viral dan Solusinya

Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan aksi pembuangan susu sapi segar oleh para peternak yang viral. Video yang menunjukkan tumpahan susu putih membanjiri tanah menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang mempertanyakan, mengapa susu yang seharusnya bernilai ekonomi tinggi justru berakhir sia-sia?

Mengapa Susu Sapi Dibuang?

Ada beberapa alasan utama di balik fenomena ini:

1. Harga Jual Terjun Bebas

Harga susu segar di tingkat peternak sering kali tidak sebanding dengan biaya produksi. Harga beli yang ditetapkan oleh koperasi atau perusahaan pengolahan susu terkadang sangat rendah sehingga peternak merasa lebih baik membuang susu daripada menjual dengan kerugian besar.

2. Overproduksi dan Penurunan Permintaan

Ketidakseimbangan antara produksi susu dan permintaan pasar juga menjadi faktor utama. Dalam situasi ini, perusahaan pengolahan susu kerap membatasi pembelian, membuat stok susu berlimpah dan tidak terserap.

3. Kendala Logistik dan Distribusi

Masalah pengangkutan susu dari peternak ke pabrik sering kali menjadi penghambat. Tanpa rantai dingin yang memadai, susu yang tidak segera diolah akan cepat basi dan terpaksa dibuang.

Tribunnews
Tribunnews

Dampak yang Muncul

Fenomena ini tentu merugikan banyak pihak, terutama peternak kecil yang bergantung pada pendapatan dari susu. Selain itu, pembuangan susu juga menimbulkan dampak lingkungan, seperti pencemaran air dan tanah jika tidak dikelola dengan baik.

Solusi dan Harapan

Untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah dapat dilakukan:

1. Diversifikasi Produk Susu

Peternak dan koperasi bisa mengolah susu segar menjadi produk bernilai tambah, seperti keju, yoghurt, atau es krim, untuk memperluas pasar dan mengurangi ketergantungan pada perusahaan besar.

2. Penguatan Koperasi Peternak

Koperasi dapat memperjuangkan harga yang lebih layak dan membantu peternak dalam distribusi produk.

3. Dukungan Pemerintah

Subsidi atau program stabilisasi harga dari pemerintah sangat diperlukan untuk menjaga keberlanjutan usaha peternakan sapi perah.

4. Peningkatan Edukasi dan Teknologi

Peternak perlu diberikan pelatihan tentang manajemen produksi susu dan teknologi penyimpanan agar hasil panen lebih optimal.

Kesimpulan

Fenomena pembuangan susu sapi yang viral ini menjadi cermin nyata permasalahan kompleks dalam sektor peternakan sapi perah di Indonesia. Diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari peternak, koperasi, hingga pemerintah, untuk menciptakan solusi berkelanjutan. Susu, sebagai salah satu sumber gizi utama, seharusnya menjadi berkah, bukan sesuatu yang terbuang sia-sia.

Bagaimana pendapatmu tentang fenomena ini? Apakah ada solusi lain yang bisa dilakukan? Tuliskan di kolom komentar!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Hantu Pocong Lembang, Hiburan Siang di Jalan Macet!

7 bulan yang lalu
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun