Mohon tunggu...
Muhammad Nauval Faturachman
Muhammad Nauval Faturachman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Jurusan Komunikasi Digital dan Media di Institut Pertanian Bogor angkatan 2022 hingga Sekarang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Fatma Dwi Hasanah Menjadi Duta Siswa Utama Indonesia 2024

21 Februari 2024   18:59 Diperbarui: 21 Februari 2024   19:11 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Inspiratif Fatma Dwi Hasanah
Fatma Dwi Hasanah sosok insprasi bagi anak muda yang lahir di Kota Bogor pada tanggal 26 Februari 2006, Fatma yang memenangkan Duta Siswa Utama Indonesia merupakan anak kedua dari 2 bersaudara. Pada awalnya Fatma memiliki hobi bernyanyi namun saat kelas 5 SD dipatahkan oleh hobinya sendiri dan merasa kurang berkembang, sampai akhirnya Fatma menyukai menulis hingga saat ini, Fatma sangat senang membaca, membuat puisi, menulis opini, menulis essay, dan juga menonton, sampai pada akhirnya Fatma bisa menjadi penulis, dan telah memiliki 2 buku "Pemimpin Ideal" dan "Artikel Mengenai Isu Kesehatan." 

Fatma melalui pendidikan di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Fatma bersekolah di Bunga Tanjung Pondok Rumput Kota Bogor, dan melanjutkan TK (Taman Kanak-Kanak) di TK Alit Kota Bogor, kemudian Fatma SD (Sekolah dasar) di Cimanggu Kecil Kota Bogor, melanjutkan pendidikan menengahnya di SMP Negeri 5 Kota Bogor, kemudian dia melanjutkan ke jenjang berikutnya di MAN 1 Kota Bogor.

Fatma dari kecil merupakan salah satu orang yang tidak mudah menyerah dan juga tidak ingin kalah, serta memiliki ambisi yang kuat, Fatma selalu berfikir untuk tidak menyerah dan jika mendapatkan suatu prestasi menjadi kebanggaan terhadap dirinya dan orangtua. Fatma dari kecil memiliki pemikiran untuk mendanai orangtua, bahkan saat umurnya 3 tahun selalu memberanikan untuk berada diatas panggung. Di sekolah Fatma terkenal dengan kepintaraannya dan memiliki prestasi yang banyak baik akademik maupun non akademik. 

Terlepas dari masa kecilnya, Fatma memiliki segudang prestasi mulai dari sekolah dasar hingga ia menempuh pendidikan SMA. Dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas tidak pernah turun peringkat dari 2 besar, karena menurutnya itu menjadi salah satu tantangan baginya. saat sekolah dasar Fatma sangat aktif dalam kegiatan non akademik mulai dari kegiatan pramuka, silat, juga sering mengikuti lomba-lomba dan selalu memiliki target bagaimana setiap mengikuti lomba harus mencapai juara.

Hal tersebut dapat menjadi boomerang baginya, selalu menekankan diri bagaimana caranya untuk menjadi juara. Namun tidak menjadi halangan untuk Fatma terus berkembang, ia terus berusaha dan bertahan hingga saat ini baik akademik dan non akademiknya yang selalu berkembang. Saat di sekolah dasar Fatma selalu mengikuti lomba-lomba, disitulah Fatma selalu menekankan diri nya untuk memiliki mental juara, bagaimana cara dirinya memberanikan diri berdiri didepan umum untuk mengekspose diri.

Perjuangan Menjadi Duta Siswa Utama Indonesia
Sampai keberaniannya yang sudah dibangun saat disekolah dasar tersebut, ternyata hal tersebut menghantarkannya untuk berani berorganisasi di SMP, saat SMP Fatma belum memiliki arah untuk mengikuti organisasi OSIS, MPK, Duta-Duta karena ketakutannya untuk mengikuti kegiatan non akademik tersebut. Karena Fatma senang saat membaca dan menulis puisi, sampai pada akhirnya guru Fatma selalu bicara padanya "Kamu ternyata sangat berpotensi, dengan public speaking yang bagus, kenapa ngga coba ikut duta." dan pada akhirnya guru tersebut mendaftarkannya untuk mengikuti duta. Saat kelas 8 SMP Fatma menjadi perwakilan Jawa Barat untuk maju ke Jambore Tingkat Nasional lawan yang ia akan hadapi ternyata mahasiswa, juga duta provinsi di daerah masing masing, Ia saat itu menjadi 3 orang yang termuda diantara ratusan peserta.

Fatma memiliki rasa penasaran yang tinggi, selalu bertanya tanya kepada temannya, sampai pada akhirnya pulang dari jambore konselor sebaya Fatma tidak lepas begitu saja. Dia mendapatkan Juara 1 Sebagai Duta Konselor Genre di tingkat Nasional. Kemudian dia diundang oleh Bapak Wali Kota Bogor juga mendapatkan apresiasi, sebagaimana Fatma telah mengharumkan nama Kota Bogor. Terlepas dari kegiatan tersebut Fatma memiliki keberanian lebih, dia bergabung di Forum Kota Bogor. Dari prestasi tersebut menurutnya itu salah satu prestasi yang membanggakan dan berkesan baginya, karena itu Fatma menjadi lebih tau Duta Genre, Kesehatan, itu dari teman teman yang mengikuti lomba Jambore Konselor Sebaya.

Saat di kelas 9 SMP Fatma memiliki target untuk mengikuti Duta Genre Kota Bogor yang memiliki persyaratan minimal umur 17 Tahun. Saat itu Fatma masih berumur 14 Tahun, namun ia tetap memberanikan diri walaupun belum memenuhi persyaratan. Ketika Fatma telah mencoba ia diumumkan lolos dan berhasil mendapatkan Juara 2 di Tingkat Kota. Dikarenakan hal tersebut Fatma menjadi semakin percaya diri, karena Duta Genre Tingkat Kota Bogor merupakan rejeki baginya, pengetahuannya semakin bertambah dan dapat membangun relasi yang lebih luas.

Fatma menyadari dia sangat tertarik pada isu kesehatan Duta Genre Kota Bogor. Pada akhirnya dia lebih sering membuat puisi-puisi mengenai kesehatan, juga menulis opini-opini terkait kesehatan anak, Dikarenakan Fatma berada di forum anak ia pun memfokuskan diri pada kesehatan anak.  Saat menempuh pendidikan di MAN 1 Kota Bogor ia memiliki bekal keberanian, public speaking, kepemimpinan ia sadari bahwa perlu untuk terus diraih, juga perlu untuk terus digali. Sampai akhirnya saat Fatma duduk dibangku kelas 10 SMA ia menjadi bagian dari anggota OSIS, akan tetapi Fatma mendaftarkan diri di Forum
Komunitas Osis Bogor.

Saat di Forum Komunitas Osis Bogor, dia mendapatkan amanah untuk menjadi Ketua 1. Pada forum komunitas tersebut Fatma mendapatkan kesempatan untuk membuka gerbang lagi dimana ia lebih mengetahui bagaimana Ketua Osis yang berada di Kota Bogor yang saat itu ia masih berada diposisi anggota OSIS. Sampai pada akhirnya di kelas 11 SMA Fatma mendapatkan amanah untuk menjadi

Ketua Osis di MAN 1 Kota Bogor, hal tersebut tidak menjadi halangan bagi Fatma untuk berprestasi di bidang akademik. Mulai dari mengikuti lomba-lomba olimpiade mata pelajaran, juga tetap menyimbangkan prestasi di non akademik.

Sampai pada akhirnya di kelas 12 SMA, ia memiliki impian untuk menjadi Duta Siswa Indonesia dari kelas 10 SMA, namun ia terhalang oleh usia juga ia selalu merasa ketika mengikuti sesuatu harus ada skill yang harus ia bawa danmenjadi beda diantara yang lainnya, pada saat itu ia belum memiliki skill dan pengalaman yang cukup maksimal. Singkat cerita hingga pada akhirnya tugas ia di OSIS, Forum Anak telah lengser atau purna, ia tetap berjuang untuk menjadi Duta Siswa Indonesia. 

Menurutnya, Duta Siswa Indonesia ini merupakan wadah pelopor dan model bagi siswa dan siswi yang berada di Indonesia, dimana berada dibawah dari lingkar inspirasi bangsa yang disahkan oleh Mentri Hukum dan juga HAM di Indonesia. Duta Siswa Indonesia memiliki 3 tugas advokasi nasional yang harus
dijalankan olehnya selama menjadi Duta Siswa Indonesia atau selama 1 Tahun. Mulai dari membuat buku, membuat program, serta membawa nama indonesia ke luar negeri untuk menjadi lebih baik.

Fatma saat ini dikenal sebagai orang yang berprestasi yang berada di Indonesia terutama di Kota Bogor, ia dikenal sebagai public speaker juga memiliki pengalaman untuk memotivasi dan menginspirasi generasi muda. Fatma dapat menginspirasi generasi muda dengan memberikan visi misi yang jelas, ia selalu memastikan bahwa mimpi-mimpi dalam dirinya dan prinsip dalam hidupnya cukup baik, sehingga dirinya dapat membagikan kebermanfaatannya untuk orang lain. 

Fatma mendapatkan motivasi juga dari orangtuanya yang selalu berkata kepada ia bahwa "Sebaik-baiknya orang yaitu orang yang bermanfaat untuk orang lain", ia menyadari bahwa komunikasi itu sangat penting untuk mengubah pola pikir masyarakat sehingga ia menyadari memiliki minat dan bakat di bidang komunikasi. Maka dari itu ia sangat ingin menjadi orang yang bermanfaat dengan cara bagaimana mempelopori siswa dan siswi di Indonesia untuk berprestasi melalui komunikasi. Fatma sangat ingin dikenal oleh orang banyak bahwa personal
branding ia bukan hanya dari sosial media saja, tetapi bagaimana ia telah bekerja sama dengannya, berdiskusi, juga bertukar pikiran melalui tulisan.

Fatma memiliki hambatan atau tantangan yang ia hadapi selama ini mulai dari faktor internal, ia selalu merasa takut untuk mencoba karena untuk melakukan sesuatu ia selalu melihat lawan yang akan ia hadapi terlebih dahulu, sampai pada akhirnya ia membaca salah satu buku "Filosofi Teras" di mana ia bisa membaca pikiran pribadinya juga ia menemukan bahwa ada beberapa yang ia bisa kendalikan dan ada yang tidak bisa dikendalikan. Faktor eksternal yang ia hadapi mulai dari materi, dan ekspetasi orang lain terhadapnya yang membuatnya takut.

Sejak SMP hingga saat ini Fatma memiliki Figur yang memotivasi juga
menginspirasinya selain orangtua, yaitu Sherlyy Annavita yang merupakan seorang konten kreator di Youtube dan sosial media, fatma terinspirasi darinya karena selalu berfikir kritis, mampu memotivasi anak muda, memiliki kemampuan komunikasi khas yang sangat kuat, Sehingga mampu meleburkan pemikiran pemikiran banyak orang. Ridwan Kamil juga menjadi sosok yang dapat menginspirasi Fatma karena kemampuan public speaking, kepemimpinan, tanggung jawabnya yang dimiliki olehnya. 

Fatma melihat program kerja yang berinovasi dari Bapak Ridwan Kamil menggambarkan bagaimana keharmonisannya dalam kehidupan keluarga, prinsip yang Bapak Ridwan Kamil pegang. Menurutnya kedua tokoh tersebut sangat berdampak pada kehidupan Fatma hingga saat ini.

Fatma memiliki mimpi ingin menjadi mahasiswa IPB dengan jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Karena ia ingin mengoptimalkan dirinya, dan menyadari bahwa dirinya memiliki potensi di bidang komunikasi. Ia memiliki target juga planning bahwa maksimal 5 sampai 6 tahun kedepan akan menjadi dosen muda, Ia selalu meminta dukungan terhadap keluarga, teman, serta guru. Baginya menjadi dosen muda dapat menjadi bagian dari pengabdian tehadap masyarakat. Mimpinya selain menjadi dosen muda ia pun sangat ingin menjadi mentri kesehatan.

"Jangan pernah kalian merasa gagal karena didalam hidup ada yang
namanya gagal, jika belum berhasil artinya harus maksimal pada percobaan
lainnya. Karena dalam hidup tidak ada yang namanya kegagalan melainkan
kebelum berhasilan, maka dari itu maksimalkan usaha dan doa sampai terwujud
impiannya. Jika sudah melakukannya dengan maksimal maka kembangkan dan
fokuskan, jangan menjadi generasi muda yang terombang ambing arus dari
pergaulan tetapi jadilah generasi muda yang mampu menjadi arus yang baru untuk
lingkungan masyarakat." -Fatma Dwi Hasanah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun