Beberapa waktu terkahir sempat terjadi wabah Penyakit Kuku dan Mulut atau yang biasa disingkat dengan PMK. PMK sendiri merupakan penyakit hewan menular yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah. Penyakit PMK sendiri disebabkan oleh virus yang dinamai virus penyakit mulut dan kuku (virus PMK) atau foot and mouth diseases virus (FMDV). Virus ini masuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus (MacLachlan & Dubovi 2017).
Wabah ini juga sempat menyerang hewan-hewan ternak terkhusus pada sapi perah dan juga sapi potong di wilayah Desa Cikoneng,Cibiru Wetan. Kejadian tersebut sangat berpengaruh terhadap perekonomian warga, hal tersebut dikarenakan sapi perah yang terkena wabah PMK menjadi kurang optimal atau bahkan susu yang dihasilkan tidak bisa di konsumsi yang otomatis tidak bisa dijual sehingga berdampak terhadap perekonomian warga.
Sejalan dengan hal tersebut untuk membantu warga Desa Cikoneng, Cibiru Wetan dalam penanganan wabah virus PMK yang menyerang hewan ternak terkhusus sapi perah dan juga sapi potong, mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cikoneng, Cibiru Wetan yang berasal dari kelompok 100 dengan tema "Desa Tanpa Kemiskinan" melakukan program kerja yaitu mengadakan Sosialisasi dan Edukasi Mengenai Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kepada warga Desa Cikoneng, Cibiru Wetan untuk membantu bagaimana penanganan yang baik dan optimal dalam menghadapi wabah PMK.
Sosialisasi dan Edukasi mengenai virus PMK ini dilaksanakan di Madrasah RW 02 Desa Cikoneng,Cibiru Wetan,Kec.Cileunyi Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Minggu (24/07/2022)
Acara tersebut dihadiri oleh Kepala Desa Cibiru Wetan, Kepala Dusun,Dosen Pembimbing Lapangan,serta warga desa Cikoneng yang sekaligus sebagian besar dari mereka merupakan peternakan sapi perah dan sapi potong. Adapun yang menyampaikan pematerian yaitu Rifqy Mahasiswa S1 Universitas Padjadjaran Program Studi Ilmu Peternakan.
Pada pematerian tersebut, Rifqy selaku pemateri menjelaskan bahwa larutan Cuprisulfat 5% ampuh untuk penanganan dan juga efektif dalam pencegahan PMK pada ternak Sapi
" Larutan Cuprisulft 5% bisa di gunakan dalam penanganan hewan ternak yang terkena PMK yaitu dengan cara dioleskan pada kaki hewan ternak selama 1 minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi" ujarnya.
Dengan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi tersebut, Ibu Nuri Novianti A,S.S,M.Hum. Sebagai dosen pembimbing lapangan KKN kelompok 100 berharap, warga desa Cikoneng,Cibiru Wetan terkhusus para peternak bisa mendapatkan manfaat dan juga bisa dipraktikkan mengenai bagaimana upaya penanganan dan pencegahan virus PMK.
" Kami berharap dengan adanya Sosialisasi dan Edukasi mengenai virus PMK ini dapat membantu para peternak di Desa Cikoneng, Cibiru Wetan dalam penanganan dan pencegahan wabah PMK yang terjadi sehingga perekonomian warga bisa kembali normal " ujarnya.