Indonesia tersusun atas jajaran kepulauan–tidak heran apabila jumlah kebudayaan yang dimiliki sangat banyak. Salah satu pulau terbesar di Indonesia adalah Papua. Dari luasnya Papua, tidak heran apabila banyak kebudayaan yang terlahir di sana. Salah satu produk kebudayaan adalah permainan tradisional. Di era milenial ini, permainan tradisional mulai habis dimakan zaman. Terkikis oleh membludaknya teknologi.
Buku 100 Permainan Tradisional Papua: Menjaga Identitas. Membangun Cinta Damai ini ditulis dengan harapan menjaga identitas dan membangun cinta damai di tanah Papua.Â
Buku ini berisi seratus permainan dari Papua yang dapat kita ketahui, mulai dari nama permainan, cara bermain, peraturan, sampai manfaat yang didapatkan dari permainan-permainan tersebut. Buku ini dibagi menjadi tiga bab, yaitu seputar olahraga tradisional, olahraga tradisional Papua, dan penutup.
Pada bab pertama, dijelaskan bahwa olahraga sangat berkaitan dengan kesehatan, aktivitas fisik di luar ruangan, dan tidak kalah penting olahraga bisa berfungsi sebagai praktik budaya dan identitas.Â
Permainan tradisional adalah olahraga yang dikembangkan dari suatu permainan daerah yang bersifat asli atau merupakan tradisi dari daerah tertentu.Â
Olahraga tradisional merupakan suatu bagian warisan kebudayaan dari nenek moyang kita. Olahraga dan permainan tradisional juga merupakan sarana efisien dalam menularkan nilai-nilai solidaritas, kebhinekaan, gotong-royong, dan kultural yang tujuan akhirnya adalah perdamaian dan pembangunan.
Selanjutnya, pada bagian kedua buku ini mulai memasuki poin permainan tradisional Papua. Pada bagian kedua ini, berisi 100 permainan tradisional. Setiap permainan terdiri dari informasi mengenai nama permainan, alat permainan, jumlah anak yang bermain, strategi menanamkan nilai cinta damai, nilai-nilai dalam permainan, cara bermain, waktu permainan, dan penentuan pemenang.Â
Salah satu permainan tradisional Papua yang diangkat adalah Permainan Waik. Dijelaskan dalam permainan waik, apa alat yang digunakan untuk bermain, berapa orang dalam satu permainan, dan sebagainya. Selanjutnya adalah bagian terakhir yaitu bagian tiga penutup yang berisi daftar pustaka dan tentang penulis.
Tentunya buku ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Dimulai dari kelemahan buku ini, yaitu terdapat poin bahasan yang dirasa tidak efektif. Poin tersebut adalah bahasan Strategi Penanaman Nilai Cinta Damai yang terdapat di setiap pembahasan permainan tradisional. Dirasa kurang efektif karena isi daripada poin tersebut selalu sama di setiap permainan dan hanya merubah nama permainannya saja.Â
Seharusnya jika seperti itu, penulis hendaknya dapat mencantumkannya di awal bab saja. Hal itu akan lebih efektif dan lebih menghemat halaman buku. Terlepas dari kekurangannya, buku ini juga memiliki kelebihan seperti informasi yang disampaikan sangat jelas dan rinci, sehingga pembaca akan jauh lebih cepat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.Â