Untuk menjadi yang terbaik tidaklah instan. Perlu proses untuk mencapai semua itu. Mengasah diri dengan maksimal, usaha yang maksimal, menghabiskan banyak usaha, tenaga, waktu demi menghasilkan yang terbaik. Rintangan yang dihadapinya pun tidak mudah, berbagai rintangan seperti rollercoaster pun dihadapi. Begitulah yang dirasakan oleh mahasiswi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dimana ia akhirnya bisa tampil dihadapan orang nomor satu di Indonesia.
Muktamar ke-48 yang dilaksanakan di Solo, Jawa Tengah menyisakan sejuta kenangan bagi Tyas. Ya, Mugi Cahyaningtyas atau kerap disapa Tyas, merupakan seorang mahasiswi asal Kebumen yang sedang menjalani kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Ia menjadi salah satu talent dalam muktamar ke-48 tahun ini. Ia dengan tim SSV mewakili kampusnya untuk menjadi salah satu pengiring suara dalam muktamar. Acara yang diselenggarakan selama 3 hari rasanya seperti 3 bulan. Mengapa tidak? Karena selama 3 hari itu benar-benar berada di titik tertingginya Tyas. Dengan kepercayaan diri yang ia miliki, ia berhasil membawakan beberapa lagu yang telah ia dan tim nya jalani latihan selama beberapa bulan belakangan.
Bukan hal yang mudah bagi Tyas untuk mendapatkan kepercayaan tampil pada acara besar ini, apalagi dihadiri oleh Bapak Presiden Republik Indonesia, yaitu Bapak Joko Widodo. Pemilihan talent inipun tidak semua bisa masuk, namun dipilih berdasarkan seberapa sering latihan dalam dunia tarik suara. Tyas mengaku jika ia sudah sering mengikuti event-event musik bahkan sering juga mengikuti lomba, namun untuk mengisi acara besar yang sampai dihadiri oleh Bapak Presiden dan orang penting lainnya baru sekali di muktamar kali ini, sehingga rasanya bagi Tyas merupakan hal yang campur aduk, senang ada, gugup ada, bahkan hingga rasa takut pun ada.
Walaupun ia sudah sering tampil di depan banyak orang, namun pastinya masih ada rasa gugup dan banyak sekali problem yang dihadapi pada saat ingin tampil di depan banyak orang. Namun ia mengaku, bahwa problem yang sangat ia hadapi adalah bagaimana ia bisa membagi waktu antara latihan untuk muktamar dan kuliah yang sangat padat apalagi di hadang dengan tugas yang sangat runtut dari waktu ke waktu.
“Problem yang saya hadapi lumayan banyak, dan yang paling utama yaitu bagaimana saya bisa membagi waktu antara latihan dan kuliah, karena ini kan juga acara resmi jadi saya tidak boleh menyia-nyiakan nya juga, dan juga pada saat itu tugas masih banyak sekali yang belum saya kejar eh ternyata ada tugas lain berdatangan, tapi melalui ketidak overthinkingan saya dan melalui support orang terdekat juga pastinya selalu mendukung, dan selalu mensupport kalau saya bisa melakukan itu semua.” ucap Tyas
Memang sedari dulu ia suka sekali dengan bernyanyi, sehingga melihat dari potensi yang Tyas miliki, pihak orang tua Tyas pun berniat untuk membawa Tyas ke salah satu tempat les yang berada di tempat asalnya, Kebumen. Awalnya Tyas tidak mau untuk diikutkan seperti itu karena Tyas seorang yang introvert, namun seiring berjalannya waktu, akhirnya Tyas mau menjalani hingga bisa sampai seperti ini.
Tyas sangat tidak menyangka bisa bernyanyi di depan orang nomor satu di Indonesia, pasalnya ia tidak mempunyai mimpi untuk itu, dan hanya event-event biasa saja yang biasanya ia ikuti. Walaupun memang dia bukan bernyanyi sendiri namun bernyanyi bersama tim nya, tetap saja ia merasa bangga atas pencapaiannya itu.
“Suatu kebanggaan bagi saya untuk sampai bisa hadir dalam muktamar ini, karena kan ini acara besar, tidak semua orang juga bisa masuk, tapi pihak SSV mengamanahkan saya untuk bisa hadir dan bisa tampil saya sudah senang. Rasanya campur aduk karena saya tidak menyangka saya terpilih untuk bisa bernyanyi Bersama orang-orang yang mempunyai potensi nya lebih dari saya.” Ucap Tyas
Karena sudah banyaknya pengalaman dan pastinya banyak juga pembelajaran yang ia dapat, ia tidak insecure jika melihat di sekitarnya karena ia sangat amat mudah mengikuti arahan dan bisa cepat hafal lagu yang akan ditampilkan saat muktamar. Selain itu, pasti selalu mendapatkan banyak hal dan banyak teman baru juga disana. Inilah pengalaman baru Tyas, membuka lembaran baru bagi Tyas untuk bisa lebih di gali lagi potensi yang di milikinya.
Mengetahui bahwa Tyas terpilih dalam acara besar kali ini, Tyas langsung menghubungi orang tua. Siapa yang tidak bangga melihat dirinya bisa mencapai pencapaian seperti ini. Mendengar apa yang dikatakan Tyas, jawaban dari orang tua pun pasti sangat bangga dan tidak menyangka bahwa anaknya bisa menjadi seperti ini. Menjadi kuat karena pengharapan orang-orang, menjadi berhasil karena doa yang tertua menembus langit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H