Mohon tunggu...
Nauroh Asyifa
Nauroh Asyifa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Nauroh Asyifa adalah nama penaku kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Penulis menyelesaikan S1 Teknologi Hasil Perairan Ipb, Bogor, saat ini beraktifitas sebagai pengajar Matematika di SMA Daarul Quran, Cikarang, Bekasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Akhirnya Sampai Juga ke Negeri Sakura"

14 April 2012   07:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:37 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terkejut...!", itulah yang aku rasakan pada saat mendapat sms dari salah seorang dosen menawarkan untuk mengikuti acara konferensi Biodiversity dan lingkungan di negeri sakura. Dosen yang sebulan lalu menguji ku dalam presentasi dan Tanya jawab sebuah abstrak paper tentang "Community Development"yang ku buat untuk mengikuti ajang Three University di Thailand, dan saat itupun aku tak lolos, tapi aku bangga dapat melawan ketakutan diri dan berani untuk tampil. Saat itu pertama kalinya memberanikan diri untuk ikut seleksi dengan bahasa Inggris yang sangat pas-pas an, demikian pula secara akademik nilaiku tak sebagus teman-teman di kelas. Bagaimana tidak sok berani, bicara bahasa inggris dengan teman sekelas saja tidak pede alias tidak percaya diri. Hanya keberanian, tekad dalam hati bahwa "aku harus ke luar negeri sebelum lulus dari kampus". Sebulan kemudian aku mendapat tawaran ke Jepang untuk mengikuti konferensi, ternyata aku pun satu-satunya mahasiswa Indonesia dalam Cop-10 Partnership project (Asia pacific Children and youth Biodiversity Ise Bay and Environmental Conference) and Symposium Oktober 2010. Konferensei se asia-pasifik yang meliputi Negara Jepang, Korea, Thailand, Mongolia, China, Russia, dan Indonesia. Memang ini rizki dari Allah, padahal bisa dibilang banyak mahasiwa bimbingan dosen tersebut yang sudah berkiprah secara internasional mengajukan diri untuk mewakili, tapi beliau lebih memilihku yang berkemampuan pas-pas an.

Takjub rasanya saat pertama kali tiba di bandara Narita, Jepang. Akupun masih tak percaya apakah ini kenyataan atau hanya sebuah mimpi, sepertinya tidak mungkin, tapi inilah kenyataan. Sedikit aku mengalami kesulitan saat aku terpisah dengan dosenku di Bandara, karena aku tak mampu menangkap lafal bahasa beberapa petugas bandara. Memang lidah mereka sangat susah untuk melafalkan bahasa inggris. Jepang adalah Sebuah Negara dengan keteraturan hidup yang bisa dikatakan luar biasa. Orang buta saja bisa beraktivitas layaknya orang normal, karena di tempat umum mereka memilki jalan khusus yang difasilitasi oleh pemerintah. Mereka cukup ramah dan sangat menghormati dan menghargai orang lain. Padahal bisa dibilang mayoritas penduduknya bukan muslim, kebanyakan diantara mereka mengaku tidak percaya pada tuhan, salah satu hasil percakapanku dengan salah seorang mahasiswa Jepang yang menjadi panitia saat kami santai makan malam. Seharusnya kita Negara Indonesia dengan mayoritas muslim yang memilki aturan hidup yang sangat mendetail, sempurna, mencakup seluruh aspek kehidupan, bisa lebih baik dari mereka. Tapi aku yakin suatu saat Indonesia juga mampu mewujudkan itu semua, kalau bukan kita sebagai generasi muda, siapa lagi? Mari berkarya sekarang juga.

Hari pertama acara konferensi dimulai dengan kunjungan ke tempat-tempat wisata edukasi lingkungan, keanekaragaman hayati, sebagai pengenalan alam jepang. Alam Jepang tak sebagus Indonesia kalo boleh saya berkomentar. Wilayah mereka bergunung-gunung dan secara keanekaragaman hayati masih sangat jauh kalahnya dengan Indonesia, namun luar biasanya mereka adalah sangat menghargai alam yang mereka miliki. Bahkan menurut salah seorang mahasiswa yang ku wawancarai alam seperti tuhan mereka, yang memberi mereka kehidupan. Pada acara tersebut, aku satu-satunya mahasiswa muslim dengan kerudungku, aku menjadi pusat perhatian mereka. Tak sedikit seorang dosen dan peserta yang suka memegang dan membelai kerudungku sambil memberikan pertanyaan-pertanyaan, aku jawab saja "aku memakainya karena aku seorang muslim".

Suzuki Masa, salah seorang mahasiswa jepang yang menjadi guide kami pada hari ke empat dan ke lima. Satu-satunya mahasiswa yang tertarik berdiskusi denganku hingga mendetail. Ada lagi Hanurak mahasiswa S2 dari Thailand yang banyak membersamai selama perjalanan dan saat jadwal santai makan, sampai sekarang kami masih sering kontak lewat jejaring social. "Masa" itulah panggilannya, usia dan bulan kelahiran kami sama mungkin itulah awalan yang membuat kami akrab.

"Are you believe God? " tanyaku

" yes I m believe God? " jawabnya

"What is your God"? aku balik bertanya

"I m Budhist, my God is not Sidarta Gautama, but my God is environment, my God is nature"

Ungkapnya, menjelaskan padaku.

" In my religion, there is somethink create this nature, create the environment and universe,

The names is Allah, are you sure that your God is Environment/nature?

"yes I m believe, it is my God" and you?

"Yes I m sure, Allah is my God"

Mungkin itulah salah satu alasan betapa mereka menghargai dan memelihara alamnya. Tak terasa, sangat asyiknya kami berdiskusi saat makan malam, ternyata hanya tinggal kami bertiga di restoran. Seluruh peserta sudah kembali ke bus masing-masing. Akupun berpesan pada Masa, "If you want continue our discussion, you can seat with me in the bus tomorrow, thank you for your attention. Ternyata benar, esoknya kami lanjut berdiskusi tentang makanan halal, cara beribadah dan seputar keluarga kami masing-masing selama perjalanan di Bus.

Beberapa kegiatan yang kami lakukan di sana diantaranya:


  • ISE BAY STUDY


Kegiatan ini meliputi proses belajar tentang biodiversity spesies yang ada di perairan Jepang dan belajar tentang kapal laut SEISUIMARU milik Mie University yang digunakan dalam praktek mahasiswa yang belajar tentang parairan dan perikanan. Peserta dikenalkan dengan keanekaragaman hayati laut dengan mengambil organisme secara langsung dan mengidentifikasi spesies tersebut. Selain itu juga belajar tentang struktur dan fungsi bagian kapal SEISUIMARU dari mulai bagian luar kapal hingga bagian dalam kapal yang sangat tersusun dengan baik dan bersih. Kegiatan ini menggunakan kapal laut SEISUIMARU yang menyusuri laut dari Tsu-Nagoya Port hingga Yokkaichi Port.


  • COP Exhibition


Kegiatan COP Exhibition adalah serangkaian kegiatan ekspo dan pameran tentang biodiversity dan organisasi nasional Jepang dan organisasi internasional yang berhubungan dengan penjagaan dan pengelolaan ingkungan dan biodiversity seperti JICA, WWF, dan lain-lain. Kegiatan ini berupa kunjungan ke stand-stand untuk menggali informasi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut baik tingkat nasional maupun internasional.


  • Satoyama Park


Satoyama merupakan sebuah tempat khusus untuk konservasi biodiversity dan lingkungan. Tempat ini digunakan untuk tempat pendidikan lingkungan baik untuk anak-anak maupun untuk umum. Tempat ini berupa hutan yang dilestarikan dan dirawat sehingga biodiversity di Satoyama tetap hidup dan berkembang dengan baik. Pada kegiatan ini peserta belajar tentang keanekaragaman hayati tanaman seperti tanaman hias dan tanaman berkayu. Selain tanaman juga mempelajari tentang keanekaragaman satwa yang ada di hutan tersebut.


  • Kunjungan SHARP -CORPORATION


Kegiatan kunjungan ke perusahaan ternama di dunia yaitu SHARP-CORPORATION meliputi kunjungan industri proses pembuatan LCD TV yang biasanya digunakan pada TV merk SHARP, proses pembuatan LCD TV dilihat secara langsung oleh peserta COP-10. Selain itu juga peserta belajar tentang pemanfaatan biodiversity dengan memanfaatkan bagian dari tubuh organisme yang digunakan dalam industri elektronik yaitu memanfaatkan bagian kulit atau cangkang untuk pembuatan Kristal pada LCD TV. Kegiatan selanjutnya adalah pengenalan tentang energy "SOLAR POWER/SOLAR PANEL" yaitu energi terbaharukan yang memanfaatkan panas matahari. Energi Solar Power telah dimanfaatkan oleh industri di Jepang, untuk mengurangi efek global warming. Peserta juga dikenalkan dengan penyebab terjadinya global warming sekaligus dijelaskan tentang cara mengurangi dan mencegahnya dimulai dari hal-hal terkecil yang bias keita lakukan.


  • Asia-Pacific Universities Environmental Consortium International Environmental Education Symposium.


Kegiatan ini meliputi seminar tentang report country biodiversity dan pendidikan lingkungan yang dipresentasikan oleh perwakilan dari berbagai Negara yaitu Jepang, Thailand, Korea, China, Russia, Indonesia, dan Mongolia.


  • Sharing and Discussion


Kegiatan Sharing and discussion adalah suatu forum mahasiswa dari perwakilan beberapa negara untuk sharing tentang kondisi biodiversity dan lingkungan, dan kondisi alam masing-masing negara serta membandingkannya dengan negara Jepang sebagai sarana untuk berbagi sehingga mahasiswa perwakilan dapat mengetahui spesifik antara negara yang satu dengan yang lainnya. Pada kegiatan ini dibagi beberapa grup diskusi. Selain itu juga setiap mahasiswa memberikan pesan dan kesan selama beberapa hari mengikuti acara.


  • Asia-Pacific Children and Youth, Adoption of Environmental Specification Statement.


Acara ini meliputi kegiatan pemberian statement oleh peserta anak-anak dan mahasiswa perwakilan universitas dari berbagai negara untuk komitmen menjaga, peduli dengan biodiversity dan lingkungan. Selain pemberian statement juga disajikan penampilan kreativitas oleh anak-anak Korea dengan bermain musik klasik khas Korea dan anak Jepang dengan promosi dan sosialisasi tentang program pendidikan lingkungan yang selama ini mereka lakukan di sekolah antara lain program konservasi hutan dan pengenalan biodiversity.


  • Kunjungan Yokkaichi Port


Yokkaichi Portadalah tempat yang memiliki peranan vital sebagai pusat pelabuhan perdagangan internasional di negara Jepang. Pelabuhan ini sangat cepat untuk mengatasi permasalahan pengangkutan dan transportasi laut internasional yang telah beroperasi sejak tahun 1969. Data terbaru tahun 2010 terlihat penambahan jumlah container yang signifikan berada pada rute sekitar jepang ke Asia Tenggara, China, dan Negara lainnya. Yokkaichi Port merupakan kawasan industri di sekitar perairan laut Jepang, yang paling menakjubkan adalah wilayah perairan terlihat bersih, jernih tidak tercemar oleh limbah industri dengan sitem manajemen limbah yang baik sehingga tidak merusak lingkungan. Wilayah Yokkaich Port memilki luas 1.164,1 Ha yang terdiri atas Zona komersial 193.3 Ha, Zona komoditas special 38.4 Ha, Zona industry 894.0 Ha, zona pelabuhan perikanan 20.7 Ha, dan sisa area 17.7 Ha. Sistem manajemen lingkungan yang sangat ketat dan sangat baik menjadikan wilayah perairan tetap terjaga dari pencemaran. Setiap industri memiliki tim yang khusus menangani limbah untuk dinetralisir sehingga tidak mencemari perairan setelah dibuang ke laut.


  • Kunjungan Toba Aquaroium


Toba Aquarium merupakan tempat display biodiversity spesies perikanan di Jepang seperti Sea word nya Indonesia, namun belum ada apa-apanya dibandingkan kemegahan dan keanekaragaman sea word Indonesia, tapi mereka sangat bangga dan mengagung-agungkan tempat ini. Tempat ini digunakan untuk pendidikan lingkungan dalam mengenalkan keanekaragaman hayati perairan laut Jepang. Beraneka ragam spesies ikan dan tanaman laut dapat terlihat dengan jelas dalam akuarium besar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal biodiversity dan meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menjaga dan melestarikan keanekaragaman hayati ekosistem laut.


  • Mikimoto Pearl Island


Mikimoto Pearl Island merupakan pusat produksi dan budidaya mutiara di Jepang. Kegiatan kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari tentang proses-proses terbentuknya mutiara dalam kerang mutiara sekaligus mempelajari tentang proses budidaya mutiara untuk menghasilkan mutiara yang berkualitas. Selain itu, peserta juga diperlihatkan tentang ke produk-produk kerajinan mutiara asli yang sangat menarik dan memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Ini adalah salah satu jenis biodiversity yang bermanfaat dan memilki nilai ekonomis yang tinggi, sayang aku tak bisa membelinya.


  • Toba Sea Folk


Toba Sea Folk adalah museum kelautan Jepang yang memilki sejarah dan memaparkan tentang perkembangan teknologi kelautan yang dilakukan oleh orang-orang Jepang dari zaman kuno hingga modern. Pada tempat ini peserta dapat mempelajari tentang peralatan-peralatan tradisional seperti perahu tradisional dan alat-alat lain yang digunakan untuk menangkap ikan. Peserta juga dapat melihat kapal laut modern yang memilki teknologi mutakhir untuk menangkap ikan dengan cepat dan mudah. Ada pengalaman yang cukup unik ketika aku memperhatikan salah satu perahu tradisional dalam museum ini, aku takjub melihat tulisan "Isabela dan Nurlaela" di perahu tersebut, aku yakin ini dari Indonesia karena nama tersebut adalah nama indonesia layaknya namaku "Nurwati..he..he". Akupun bertanya pada salah seorang petugas museum, memang benar perahu tersebut didatangkan dari madura, cape dech...jauh-jauh ke Jepang ketemunya perahu Indonesia, tapi bangga juga walaupun perahu tradisional.  Selepas acara di Nagoya selesai selama 5 hari, aku dan dosenku melanjutkan perjalanan ke Tokyo untuk menjenguk anaknya yang sedang studi di sana menggunakan kereta api bawah tanah super cepat di dunia  Shinkansen. Pada tahun 2003 Shinkansen mencatat rekor dunia kereta tecepat dengan kecepatan 581 km/jam pada lintasan rel maglev (Magnetic levitation) yaitu lintasan rel magnet. Namun kami harus mnegocek sekitar 10.000 yen atau sekitar Rp 1 juta dengan perjalanan 2 jam, he..he jauh banget bedanya dengan tarif kereta Bogor-Jakarta padahal sam-sama 2 jam perjalanan. Perbedaan besar naik kereta Jepang dan Indonesia adalah kami bisa masuk antri dan teratur tanpa berebut, pintu masuk kereta pun tepat pada jalur kami mengantri, he..he beda kan dengan naik kereta Jabotabek kan..? kita sudah berdiri dimana, pas kereta datang posisi berdiri kita tidak tepat dengan pintu kereta sehingga harus berlari, mengejar, bahkan berebut dan berdesak-desakkan. Inilah salah satu pelajaran dari sekian banyak pelajaran di Jepang yang bisa kita contoh demi membangun Indonesia. Kami bermalam di Tokyo selama dua hari menikmati suasana di sana. Aku pun membeli busana khas jepang "Yukata" seperti Kimono tapi lebih murah dengan harga sekitar 5000 yen atau sekitar Rp 500 ribu. Sebelum ke Tokyo aku menitipkan kado untuk "Masa" satu-satunya mahasiswa Jepang yang membuat aku terkesan, dalam kado tersebut kutitipkan kata "I love You as brother couse my God, Allah" Aku mencintaimu sebagai saudaraku, karena tuhanku adalah Allah", mengajarkan kasih sayang dengan sesama meski kami berbeda keyakinan, ku harap kau kan dapat hidayah-Nya. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun