Gigih menegaskan, dengan impor LPG, perseroan menanggung beban anggaran yang sangat Tinggi. Apalagi harga patokan pembelian dari Saudi Aramco diprediksi naik atau berfluktuasi.
“Jadi,impor sangat memakan biaya. Mau tidak mau, harga Elpiji khsusus yang nonsubsidi itu harus disesuaikan berdasarkan keekonomian sehingga Pertamina tidak mengalami kerugian,”
Sampai kapanpun kebutuhan energi Indonesia akan terus meningkat sejalan dengan tingginya pertumbuhan penduduk. Sementara produksi dan cadangan minyak domestik terus turun tanpa diketahui kapan ada titik balik. Sehingga impor gas LPG yang mahal akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Di sisi lain, Indonesia mempunyai banyak cadangan dan produksi gas alam, hanya saja karena infrastruktur penyalurannya di dalam negeri minimalis, gas tersebut terus saja di ekspor. Kita yang punya tetapi yang menikmati nilai tambahnya bangsa lain. Pemerintah harus segera menerbitkan kebijakan penggunaan gas bumi. Supaya bangsa ini mempunyai ketahanan energi yang tangguh. Sehingga bangsa Indonesia bisa menikmati gas murah Produksi sendiri untuk ketenagalistrikan, industri, transportasi dan kebutuhan rumah tangga lainnya. (Agus Pambagio, 2014)
DAFTAR PUSTAKA
• Wahyudi,Albi.(2014).Kebutuhan Terus Bertambah, Pemerintah Tak Bisa Hindari
Impor Gas. Retrieved April 21, 2014 from : http://jaringnews.com/ekonomi/umum/
58152/kebutuhan-terus-bertambah-pemerintah-tak-bisa-hindari-impor-gas
• Marwan,Arbie.(2014).Pertamina: 60 Persen Kebutuhan Elpiji Masih Impor.
Retrieved April 21, 2014 from : http://www.aktual.co/energi/094640pertamina-60-
persen-kebutuhan-elpiji-masih-impor