"Haduh jerawatku kok muncul lagi sih?"
"Ini nyamuk ganggu banget sih?"
"Rambut gua gatel banget, kutuan kali ya?"
Tak jarang bukan kita menemukan keluhan di masyarakat seperti itu?
Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan antar satu sama lain demi melengsungkan keberlangsungan hidup. namun tak jarang kita seakan janggal dengan suatu keberadaan sesuatu yang ada dalam kehidupan.Â
bukan tak jarang orang-orang menyalahkan sesuatu yang ada di alam semesta ini hanya datang sebagai pengacau atau paling tidak hanya memberikan kontribusi negatif saja, seperti halnya contoh kejadian jerawat, nyamuk atau kutu tadi.
Terdapat suatu pernyataan filosofis yang membutuhkan jawaban dengan kebijaksanaan mendalam perihal keberadaan hal-hal yang merugikan manusia, mengapa mereka perlu ada? bukankah tuhan berkata bahwa Ia hanya menghendaki kebaikan dan tidak menghendaki keburukan?.
Seorang pemikir sekaligus ahli fiqh, tasawuf, serta tafsir Qur'an yang berkecimpung di dunia dakwah yang berafiliasi di Nahdlatul Ulama', Bahaudin Nursalim atau akrab dipanggil Gus Baha menuturkan sebuah penjelasansederhana yang mampu menjawab pertanyaan ini secara ringan namun amat berbobot untuk disubstitusikan pada ke berbagai aspek kehidupan.
Dalam suatu kajian yang beliau sampaikan, terdapat suatu penjelasan yang sangat menarik. disampaikannya seperti ini. "Kalian tidak perlu bertanya kenapa nyamuk diciptakan, karena dengan adanya nyamuk itu melibatkan jutaan karyawan.Â
Rezekinya jutaan karyawan tadi berasal dari membuat obat nyamuk. peneliti tau berbagai macam penyakit, meneliti, sampai jadi profesor nyamuk, wah macam-macam" ujar beliau.Â
Dari perumpamaan nyamuk yang sering kali keberadaannya kita anggap sebagai hama atau pengganggu kenyamanan kita ternyata merupakan sumber dari jutaan orang mampu meraup rezeki, mulai dari makanan sehari-hari, menyekolahkan anak mereka, hingga berbagai keperluan hidup lainnya yang berasal dari nyamuk.Â
Pun tak sampai di situ dari keberadaan nyamuk pula seorang peneliti mampu mengetahui bagaimana darah bisa terinfeksi virus, lalu menemukan obatnya dan sampai akhirnya memasarkannya.Â