Mohon tunggu...
Naureen Zaafarani
Naureen Zaafarani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Siswi SMAI NFBS Serang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Bimbel, Berlabuh Jadi Pengajar Sekolah Formal! Inilah Sekilas Kisah Guru Fisika SMA Islam NFBS Serang

3 November 2024   20:54 Diperbarui: 3 November 2024   22:45 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Apa yang akan terjadi jika tidak ada guru di dunia ini? Apakah dunia akan berjalan seperti apa yang kita rasakan sekarang? Apakah kemajuan teknologi di era sekarang akan terus berkembang? Mungkin kita seringkali tidak sadar betapa besar peran guru dalam peradaban manusia, mungkin juga beberapa di antara kita ada yang masih menganggap rendah pekerjaan seorang guru.

     Namun sadarkah kita bahwa dengan peran besar mereka dalam mendidik calon penerus bangsa kita bisa hidup seperti sekarang? Apakah pekerjaan sebagai seorang guru adalah hal yang mudah untuk dilalui?

     Seorang guru fisika di SMA Islam Nurul Fikri Boarding School Serang yang bernama Ustadzah Sari Sri Sukmawati M. Pd. bersedia berbagi cerita beliau sebagai seorang guru. Beliau mengaku bahwa SMA Islam NFBS Serang adalah sekolah pertama yang diajar oleh beliau. Beliau mulai mengajar di NFBS Serang sejak tahun 2020.

     "Kalau secara formal, NF adalah sekolah pertama tempat ustadzah mengajar. Kalau sebelumnya ustadzah ngajarnya kayak di bimbel," ucapnya.

     Beliau mengaku bahwa sebelumnya beliau tidak tahu jika NFBS Serang ada cabang sekolahnya. Awalnya beliau hanya mencari di jobstreet, ternyata ada lowongan di sekolah Nurul Fikri Boarding School Serang.

     "Awalnya orang pasti ngiranya cuma ada bimbelnya doang kan? Ternyata ada NF," jawab beliau.

     Ketertarikan pertama ustadzah terhadap NFBS Serang adalah karena orangtua. Orang tuanya menyarankan beliau agar mengajar di NF saja, karena beliau sempat diterima di NFBS Serang dan satunya lagi adalah sebuah sekolah di Bandung.

     Beliau mengatakan alasan pertama beliau memutuskan untuk memilih sekolah di NF serang adalah karena dekat dengan rumah beliau karena rumahnya di Serang. Hal ini akan memudahkan orang tua beliau jika ingin menjenguk beliau di NF karena pada akhirnya ketika beliau daftar sebagai guru maka beliau juga akan tinggal di kawasan NFBS Serang.

      "Kemudian lingkungan NF juga, lingkungan NF itu menurut ustadzah sejalan dengan apa yang sudah ustadzah pelajari di luar saat kuliah," ucapnya.

      Beliau mengatakan bahwa di NFBS Serang guru-guru juga mengikuti BPI (Bina Pribadi Islami), dan dari segi teman-teman kerja beliau yang homogen yang dimana semuanya adalah guru dan juga berpendidikan, hal inilah yang membuat beliau merasa nyaman bekerja di NFBS Serang.

     Sama halnya seperti guru-guru lain yang memiliki kesepakatan kelas dengan murid-muridnya, beliau juga memiliki beberapa kontrak belajar.

    "Pertama terkait keterlambatan. Dan kalau di kelas ustadzah, keterlambatan itu maksimal 15 menit. Jadi kalau misalnya 15 menit terlambat masuk kelas maka anak itu akan dialfakan (dianggap tidak hadir karena alasan yang tidak jelas/bolos). Tapi, siswa tetap boleh masuk ke kelas," jelas beliau mengenai poin kontrak belajar pertamanya. 

     Lalu yang kedua adalah boleh minum tapi tidak boleh makan, kalau mau makan maka semua temannya harus dibagi. 

     Kemudian yang ketiga adalah tidak boleh menggunakan topi untuk siswa laki-laki, tetapi beliau memaklumi penggunaan jaket jika cuaca sedang dingin. Lalu untuk kehadiran minimum 70%, jika lebih itu maka nilainya di bawah KKM. 

     Lalu untuk pengumpulan tugas itu maksimal satu minggu setelah tenggat pengumpulan, setelah itu maka tugas tidak diterima. Namun beliau tetap memberikan kelonggaran jika siswa sedang sakit atau hal-hal darurat dan mendesak lainnya.

     Beliau juga memiliki cara tersendiri untuk menarik minat siswa. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa fisika bukanlah mata pelajaran yang banyak disukai oleh siswa pada umumnya. Jadi beliau memikirkan cara bagaimana agar bisa menarik minat siswa terhadap pelajaran fisika.

   "Kalau menarik pelajaran mungkin beberapa ustadzah menggunakan bantuan dari media interaktif," ucap beliau.

     Beberapa contoh dari media interaktif ini seperti simulasi visual phet simulation, yaitu sebuah website yang menyediakan percobaan fisika secara digital, hal ini biasa beliau gunakan ketika ada beberapa percobaan yang tidak tersedia di lab fisika sekolah.

     "Kemudian dibantu juga dengan menggunakan PPT, nah PPT ini biasanya ustadzah selipin ada video. Kemudian ada game-game kecil biasanya," jelas beliau.

     PPT beliau juga dibuat dengan jelas dan runtut supaya mudah dipahami siswa, mulai dari pembukaan yang di dalamnya terdapat judul dan bab, kemudian ada brainstorming (yaitu teknik mengumpulkan ide, pendapat, dan pengalaman secara spontan dan kreatif untuk memecahkan masalah).

     "Kemudian ada brainstorming dimana untuk menarik siswa untuk kira-kira sebelum masuk ke materi ini, apa nih ada pertanyaan-pertanyaan yang memancing," ucap beliau. 

     Lalu beliau juga menyelipkan games di akhir pembelajaran. Games ini sendiri juga ada yang dilakukan secara berkelompok maupun sendiri-sendiri. Dan beliau juga terkadang menyelipkan game detektif dengan tetap menyangkut pautkan materi pelajaran fisika.

     Di balik keceriaan seorang guru dalam mengajar, tentunya setiap guru tetap memiliki masalahnya masing-masing. Hal ini sudah terhitung wajar, apalagi jika memiliki masalah dengan murid-muridnya. Kemudian beliau menjelaskan bagaimana cara beliau untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.

     "Mungkin karena terlalu banyak kegiatan juga di NF ya, mungkin kegiatan organisasi, organisasinya bukan hanya kegiatan OSIS tapi ada organisasi yang lain. Kadang KBM tuh terambil. Jadi di awal tahun ajaran itukan kita guru-guru sudah merencanakan setiap pekannya, walaupun sudah dikasih mungkin pekan efektif sekian tapi kadang itu suka miss (terlewat)," jelasnya.

     Hal ini dapat menyebabkan kelas yang jadwal mata pelajarannya terambil karena kegiatan acara dan organisasi tersebut jadi tertinggal dibandingkan kelas yang lain. 

     Selebihnya beliau merasa tidak memiliki masalah lain terhadap siswa-siswanya, yang menurut beliau menjadi masalah adalah pertemuan yang sedikit di jadwal mata pelajaran fisika karena banyaknya acara dan kegiatan. 

     Beliau bersyukur karena proses belajar tetap lancar dan target materi yang harus diselesaikan juga sudah terselesaikan dengan baik di tengah waktu pembelajaran yang terbatas. Namun, untuk siswa laki-laki beliau harus bisa lebih mengendalikan kondisi kelas yang diajarnya karena sering kali merasa lelah menghadapi kelakuan siswa-siswanya. 

      "Tapi seru sih, karena menurut ustadzah kalau ketika masuk kelas tuh kayak healing gitu. Kayak healing aja gitu. Daripada di yang lain tuh kayak kalo ketemu kalian tuh healing aja gitu," ucap beliau.

      Beliau menyatakan bahwa dengan mengajar siswa-siswanya ada kesenangan tersendiri menurut beliau. Beliau merasa bahwa kelas siswa laki-laki lebih ramai, namun justru itu adalah bagian dari kesenangan beliau sebagai guru.***

Sumber: liputan khusus penulis

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun