Memiliki hunian nyaman adalah cita-cita banyak orang. Hunian juga merupakan salah satu investasi yang menjanjikan untuk masa depan. Tetapi di era milenial, banyak anak muda yang belum berpikir untuk berinvestasi dalam bentuk hunian. Pengamat properti dan Presiden Direktur Utama ERA Indonesia mengatakan Pertumbuhan ekonomi dan tren properti Indonesia diproyeksikan terus membaik pada 2024. Direktur Utama Perum Perumnas, Budi Saddewa Soediro turut mengatakan bahwa strategi yang telah diaktualisasikan oleh Perumnas memberikan dampak pada peningkatan pendapatan korporasi. Hingga November 2023, Perumnas mengalami pertumbuhan pendapatan YoY 2022-2023 sebesar lebih dari 30%. PresDir Utama ERA mengatakan bahwa para milenial perlu menyadari potensi investasi properti saat ini. Beliau mendorong milenial agar berani untuk memanfaatkan sistem kepemilikan hunian berbasis kredit. Artikel ini akan membahas opini saya mengenai bagaimana seharusnya kaum milenial berpikir lebih kedepan untuk berinvestasi. Serta bagaimana peran pemerintah dalam membantu mewujudkan hal tersebut dengan memberikan suku bunga kegiatan KPR. Kredit Pemilikan Rumah adalah biaya yang dikenakan bank atas pinjaman uang yang digunakan untuk membeli rumah. Hunian KPR memberikan kemudahan para nasabahnya untuk memiliki hunian yang layak dan dapat dikatakan sebagai investasi jangka panjang yang aman. Rumah merupakan investasi yang menjanjikan. Karena tidak hanya bisa dihuni, melainkan bisa juga disewakan. Membeli rumah dapat menjadi alternatif untuk menghindari potensi kenaikan harga sewa jika dibanding dengan menyewa rumah. Ditambah suku bunga KPR yang diberikan relatif rendah diharapkan dapat membuat anak muda masa kini tergiur akan penawaran tersebut.
Menurut Teori Keynes, Tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan uang. Uang akan mempengaruhi kegiatan ekonomi (GNP), sepanjang uang tersebut mempengaruhi tingkat bunga. Sehingga, terdapat relevansi yang signifikan antara Suku Bunga dengan pertumbuhan ekonomi. Seperti pada sisi nilai nya, saat nilai suku bunga KPR rendah maka harga rumah akan terlihat lebih murah dan memiliki banyak peminat. Saat suku bunga acuan mengalami penurunan maka suku bunga kredit ikut turun menurut Wijaya (2010). Sehingga memicu pertumbuhan ekonomi di bidang properti. Tingginya jumlah pembelian rumah mendorong aktivitas ekonomi di sektor properti yang berimbas pada terbukanya lapangan pekerjaan baru. Saat suku bunga KPR naik, harga rumah juga naik mengakibatkan turunnya permintaan hal ini sangat merugikan terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki hunian. Dengan demikian, fluktuasi suku bunga memiliki dampak signifikan terhadap dinamika ekonomi.
Dilihat dari kacamata pemerintah, adanya suku bunga ini dapat menjadi salah satu acuan dalam instrumen kebijakan moneter yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai dan memelihara stabilitas nilai mata uang rupiah. Kebijakan Moneter ini bertujuan untuk mengendalikan Tingkat inflasi dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dimana saat inflasi terjadi, Bank cenderung akan menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi. Kemudian apabila kondisi pasar keuangan di Indonesia stabil, bank kembali menurunkan tingkat suku bunga. Sehingga dapat meningkatkan jumlah permintaan rumah, kenaikan harga properti, dan meningkatnya sektor properti. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan suku bunga dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti kondisi makroekonomi dan kondisi pasar keuangan dalam menentukan kebijakan suku bunga. Jika suku bunga diterapkan dengan tidak mempertimbangkan hal tersebut maka akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Jadi, Keuntungan ber investasi saat usia muda memudahkan kita saat usia dewasa. Karena sudah memiliki aset investasi berupa rumah. Dengan membeli rumah saat usia muda, kita cenderung mendapatkan harga yang lebih murah dibanding dengan beberapa tahun kedepan. Karena harga tanah dan properti akan naik tiap tahun yang disebabkan oleh keterbatasan lahan tempat tinggal. Membeli rumah sejak dini juga menjadi usia ideal dalam menjalankan program KPR. Mengingat harga rumah tidaklah murah sehingga dibutuhkan usia produktif untuk menutupi itu semua. Akan tetapi seiring bertambahnya nilai jual, angka inflasi justru bisa semakin besar tiap tahun. Namun hal ini tidak berpengaruh ketika terjadi inflasi, biaya properti cenderung makin meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup. Sehingga aset properti yang dimiliki akan tetap aman.
Link Artikel:Â https://drive.google.com/file/d/1O7EhT-eTQVQcaGLC7ucbYuaWRgBhNgY-/view?usp=sharing
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H