Mohon tunggu...
Naura Salzabila
Naura Salzabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Ahmad Dahlan

Hello,

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyakit Diabetes Melitus di Wilayah Yogyakarta

22 Juni 2022   17:38 Diperbarui: 22 Juni 2022   17:50 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diantara penyakit degeneratif, Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis merupakan kondisi menik dengan peningkatan kadar glukosa dalam darah diatas normal. 

Diabetes melitus masuk kedalam kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya, yangmenyebabkan tubuh tidak dapat menghasilkan insulin secara mencukupi. Diabetes melitus merupakan penyakit yang paling kompleks dan menuntut banyak perhatian ataupun usaha dalam pengelolaan dibandingkan penyakit kronis lainnya, karena penyakit diabetes melitus tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat dikelola. 

Diabetes melitus menjadi masalah Kesehatan yang serius di seluruh dunia karena prevalensi yang meningkat cepat. Berdasarkan penyebab diabetes melitus dibedakan menjadi diabetes melitus tipe I atau juvenile diabetes yang biasanya diderita sejak masa kanak-kanak, sedang tipe II yang diderita setelah dewasa. Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insidensi dan prevalensi diabetes melitus tipe II di seluruh dunia dan peningkatan prevalensi diabetes melitus ini sangat mengkhawatirkan. 

Di Seluruh dunia, jumlah penderitadiabetes diproyeksikan akan mengalami peningkatan dari 171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 pada tahun 2030. Lonjakan yang drastic in ikan terjadi di negara berkembang seperti di negara kita Indonesia jumlah penderita diabetes meningkat 29% dari 5,65 juta pada tahun 2000, menjadi 19,5 juta pada tahun 2021.

Tahun ini Indonesia menduduki peringkat kelima dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia, naik dari peringkat ketujuh pada tahun lalu. Setiap penderita diabetes melitus mendapatkan pelayanan Kesehatan sesuai standar. 

Pemerintah Kabupaten atau kota mempunyai kewajiban untuk memberikan pelayanan Kesehatan sesuai standar kepada seluruh penderita diabetes melitus usia 15 tahun ke atas sebagai upaya pencegahan sekunder di wilayah kerjanya dalam kurun waktu satu tahun. 

Prevalensi penderita diabetes melitus berdasarkan pengukuran dokter diKota Yogyakarta berdasarkan Riskesda 2018 sebesar 4,79% atau 15.540 jiwa. Target sasaran diabetes melitus di Kota Yogyakarta yang mendapatkan pelayanan

Kesehatan sesuai standar adalah 71% dari target prevalensi atau sejumlah 11.046 jiwa dan capaian tahun 2019 adalah 11.046 (100%).

Membandingkan capaian tahun 2018 sebesar 7.467 jiwa dengan capaianntahun 2019, maka terjadi kenaikan sekitarn32%, hal ini didukung dengan kegiatan di wilayah yang merupakan tindak lanjut kegiatan di posbindu, dimana banyak penderita diabetes melitus yang perlu ditindaklanjuti untuk periksa rutin atau control teratur serta perubahan prevalensi Riskesda sebagai dasar perhitungan sasaran. 

Pemerintah melalui peraturan Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2018, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 tahun 2018, dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 telah menetapkan bahwa upaya pengendalian diabetes melitus, merupakan salah satu pelayanan minimal yang wajib dilakukan oleh pemerintah daerah. 

Setiap penderita diabetes melitus akan menerima pelayanan sesuai standar minimal satu kali sebulan yang meliputi pengukuran kadar gula darah, edukasi, dan terapi  farmakologi serta rujukan jika diperlukan. 

Dengan adanya jaminan ini diharapkan semua penderita diabetes melitus bisa terkontrol dan menerima tatalaksana dengan baik guna menghindari komplikasi dan kematian dini serta bisa menurunkan beban biaya akibat diabetes melitus dan komplikasinya. 

Pengaturan pola makan menyesuaikan dengan kebutuhan kalori yang dibutuhkan oleh penyandang diabetes melitus, dikombinasikan juga dengan aktivitas fisik hariannya sehingga tercukupi dengan baik. 

Pengaturan meliputi kandungan, kuantitas dan waktu asupan makanan (3 J- Jenis, Jumlah,Jadwal) agar penyandang diabetes melitus memiliki berat badan yang ideal dan gula darah dapat terkontrol dengan baik. Aktivitas fisik menyesuaikan dengan kemampuan tubuh, dikombinasikan juga dengan asupan makanan. aktivitas fisik dilakukan dengan durasi minimal 30 menit/hari atau 150 menit/minggu dengan intensitas sedang (50-70% maximum heart rate) target dari kegiatan ini berupa kepatuhan para penyandang diabetes melitus untuk melakukan latihan fisik secara teratur sehingga tercapai berat badan yang ideal dan gula darah dapat dikontrol dengan baik. 

Tatalaksana atau terapi farmakologi harus mengikuti anjuran dokter. Selain itu, penting bagi penyandang diabetes melitus untuk memantau kadar gula darah secara berkala.

Paling tidak setiap 6 bulan sekali penyandang diabetes dinilai atau dievaluasi pengobatan dan gaya hidupnya untuk mengontrol kepatuhan penyandang diabetes terhadap modifikasi gaya hidup. 

Dengan penilaian ini diharapkan penyandang diabetes melitus menjadi lebih sehat mematuhi tatalaksana farmakologi sehingga penyakitnya lebih terkontrol dan terkendali. Keterlibatan keluarga untuk mendorong penyandang diabetes untuk patuh minum obat, berperilaku hidup sehat, atau memodifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat juga menjadi kunci keberhasilan penyandang diabetes melitus untuk mengendalikan penyakitnya.

Rekomendasi

1. American Diabetes Association. Standars of medical care in diabetes-2014. Diabetes Care. 2014;37(1):S14-S80. doi: 10.2337/dc14-S014

2. PERKENI. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 DiIndonesia. Jakarta: PB PERKENI, 2011.

3. PEMKOT Kota Yogyakarta. 2020. PROFIL KESEHATAN TAHUN 2020 KOTA YOGYAKARTA. Yogyakarta

4. Roglic G, Unwin N, Benneth PH. The Burden of Mortality Attributable to Diabetes :Realistic Estimates for The Year 2000. Diabetes Care 2005;28:2130-5.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun