Pengidap FoMO berpersepsi bahwa hidup orang lain lebjh bahagia ketimbang yang dimilikinya. Persepsi tersebut menimbulkan rasa insecure.
5.Hilangnya jati diri
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, FoMO menyebabkan hilangnya keorisinilan. Pengidap FoMO terbiasa meniru aktivitas orang lain sehingga jati diri mereka sendiri hilang. Padahal, masa-masa remaja adalah masa pencarian jati diri.
FoMO yang awalnya hanyalah slang dalam sosial media kini menjadi masalah serius. Beberapa mungkin bertanya, apakah FoMO dapat diatasi? Jawabannya tentu saja dapat diatasi. Beberapa penelitian mengenai FoMO sudah dilakukan dan sudah pula ditemukannya solusi dari masalah kecemasan ini. Berikut adalah solusi dari sindrom FoMO yang ada di kalangan siswa.
1.Mencari minat dan bakat
Mencari minat dan bakat adalah suatu hal yang penting bagi siswa. Dengan adanya minat dan bakat yang dimiliki membuat setiap siswa dan siswa lainnya berbeda. Perbedaan yang dimiliki tiap siswa menciptakan adanya keunikan dalam sekolah.
2.Cintai diri sendiri
Penting bagi remaja apalagi siswa untuk belajar mencintai diri sendiri, untuk menyadari tidak apa-apa menjadi berbeda, dan untuk menyadari betapa pentingnya keunikan dalam diri.
3.Kurangi sosial media
Sosial media juga menjadi salah satu faktor dibalik sindrom FoMO. Beberapa tren yang ada pada sosial media seringkali dibawa ke dunia nyata oleh para remaja. Penting bagi siswa untuk menyadari betapa bahayanya kecanduan sosial media meskipun sosial media memiliki peran penting dalam era digital saat ini.
Sindrom FoMO yang seringkali diabaikan dan dianggap sepele ternyata memiliki dampak yang serius. Maka dari itu, penting bagi siswa untuk mengedukasi diri. Di masa-masa pertumbuhan, siswa masih memiliki ketidakstabilan mental dan kebingungan, siswa harusnya menyadari betapa pentingnya menjadi diri sendiri. Penting juga bagi orang tua dan guru untuk mendampingi dan membimbing siswa dalam mencari jati diri.