Mohon tunggu...
Naura RifdaHerlambang
Naura RifdaHerlambang Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya traveling, kepribadian saya cepat berbaur dengan pertemanan lingkungan sekitar dan saya sangat suka kucing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Framing dalam Pemberitaan Pemilu 2024 di Media Online

26 November 2024   21:10 Diperbarui: 26 November 2024   21:10 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis framing dalam pemberitaan Pemilu 2024 di media online berfokus pada bagaimana media mengkonstruksi dan menyajikan informasi mengenai pemilu tersebut kepada publik. Framing merujuk pada cara media memilih untuk menyorot, menyusun, dan memberikan makna pada sebuah peristiwa atau isu tertentu, dengan mempengaruhi bagaimana masyarakat memahami dan meresponsnya. Dalam konteks pemberitaan Pemilu 2024, framing akan sangat berpengaruh dalam membentuk opini publik, mempengaruhi persepsi terhadap kandidat, partai politik, serta proses pemilu itu sendiri.

1. Pengertian Framing dalam Pemberitaan Pemilu

Framing adalah proses seleksi dan penekanan yang digunakan media untuk menyampaikan berita. Media memilih aspek tertentu dari sebuah cerita atau isu untuk ditekankan, sementara aspek lainnya mungkin dikesampingkan atau tidak diberikan perhatian yang cukup. Dalam konteks Pemilu 2024, framing bisa mencakup penekanan pada berbagai isu, seperti proses pemilihan, kampanye, kandidat, isu-isu politik tertentu, serta dinamika sosial dan ekonomi yang mempengaruhi pemilu.

2. Jenis-jenis Framing dalam Pemberitaan Pemilu
Framing dalam pemberitaan Pemilu dapat dilihat dalam beberapa kategori utama:
a. Framing Kandidat
Media sering kali memilih untuk memfokuskan pemberitaan pada kekuatan atau kelemahan dari para kandidat. Framing ini bisa berbentuk:
- Framing Positif : Misalnya, menonjolkan prestasi atau visi misi kandidat yang dianggap memberi dampak positif bagi masyarakat. Bisa juga meliputi penekanan pada integritas dan rekam jejak kandidat.
- Framing Negatif : Berita yang menyoroti kontroversi, skandal, atau ketidaksesuaian antara janji kampanye dan tindakan nyata kandidat. Hal ini dapat menurunkan tingkat kepercayaan publik terhadap kandidat tertentu.

b. Framing Isu Sosial dan Ekonomi
Framing dapat juga difokuskan pada isu-isu sosial dan ekonomi yang dianggap penting oleh masyarakat. Misalnya, media mungkin akan menyoroti masalah ketimpangan sosial, pengangguran, atau inflasi, yang kemudian dihubungkan dengan janji-janji kampanye para kandidat.
- Framing Isu Positif : Berita yang menekankan bahwa pemilu akan menjadi solusi bagi masalah sosial atau ekonomi yang ada.
- Framing Isu Negatif : Berita yang lebih fokus pada ketidakmampuan atau ketidaksiapan para kandidat dalam menangani isu-isu tersebut.

c. Framing Proses Pemilu
Framing juga dapat memfokuskan pada aspek teknis pemilu itu sendiri, seperti penyelenggaraan, transparansi, dan partisipasi publik. Pemberitaan bisa menggambarkan Pemilu 2024 sebagai sebuah proses yang terbuka, adil, dan efisien, atau sebaliknya, memaparkan adanya potensi kecurangan, ketidakjelasan aturan, atau kurangnya kepercayaan publik terhadap proses tersebut.
- Framing Positif : Menggambarkan pemilu sebagai sebuah kesempatan besar untuk demokrasi, dengan proses yang adil dan transparan.
- Framing Negatif : Menyoroti kemungkinan ketidakjujuran atau manipulasi dalam pemilu, seperti pembagian surat suara yang lambat atau kurangnya akses untuk kelompok tertentu.

d. Framing Partai Politik
Partai politik yang terlibat dalam Pemilu 2024 juga menjadi subjek framing. Media sering memilih untuk memfokuskan pada kekuatan dan kelemahan partai, baik dari sisi ideologi, struktur internal, maupun rekam jejak kepemimpinan.
- Framing Positif : Menyoroti bahwa partai politik memiliki calon yang kredibel dan program-program yang bermanfaat untuk negara.
- Framing Negatif : Menyoroti konflik internal dalam partai, korupsi, atau ketidakmampuan partai dalam memenuhi janji-janji kampanye sebelumnya.

3. Metode Framing dalam Pemberitaan Pemilu 2024 di Media Online

Dalam media online, metode framing sering kali lebih terdiversifikasi karena adanya berbagai platform dan format, seperti artikel, infografis, video, hingga media sosial. Beberapa teknik framing yang mungkin diterapkan antara lain:

a. Pemilihan Bahasa (Language Choices)
Bahasa yang digunakan dalam judul, lead, atau narasi berita sangat penting dalam framing. Penggunaan kata-kata seperti "kontroversial," "terancam," "menang besar," atau "kemenangan gemilang" dapat membentuk persepsi pembaca terhadap sebuah isu atau kandidat.

b. Gambar dan Visualisasi
Visual dalam media online, seperti foto kandidat atau ilustrasi, memiliki peran besar dalam framing. Gambar yang dipilih bisa memberikan kesan positif atau negatif terhadap kandidat atau proses pemilu. Misalnya, gambar kandidat yang tersenyum atau berdialog dengan rakyat bisa memberikan kesan yang lebih positif dibandingkan gambar kandidat dalam situasi yang kontroversial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun