Mohon tunggu...
Naura Maitsa
Naura Maitsa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Hukum Universitas Airlangga

Hai, saya Naura! Seorang penggemar berat drama Korea yang suka menonton berbagai genre, mulai dari thriller sampai romance. Sebagai seorang INFJ-T, saya cenderung pendiam dan memiliki banyak imajinasi. Selain drama Korea, saya juga suka menjelajahi dunia kuliner dengan mencoba jajanan di sekitar kampus. Saya ingin berbagi ulasan tentang drama favorit, rekomendasi kuliner, dan juga tulisan-tulisan ringan lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

FOMO Membeli Labubu, Ketika Boneka Viral Jadi Simbol Tren Sosial

11 Oktober 2024   08:00 Diperbarui: 11 Oktober 2024   08:03 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa di antara kita yang tidak merasakan ketakutan akan ketinggalan sesuatu tren di era media sosial sekarang ini? Tidakkah Anda merasa tertarik ketika teman-teman Anda menulis tentang liburan yang menyenangkan, acara yang menarik, atau barang baru yang mereka beli?

Salah satu tren terbaru yang membuat banyak orang terheran-heran adalah boneka Labubu. Bukan sekadar mainan, Labubu telah menjadi ikon yang menarik perhatian banyak orang, terutama setelah dipromosikan oleh Lisa BLACKPINK. Mari kita bahas lebih dalam alasan mengapa banyak orang tertarik pada boneka ini dan menunggu berjam-jam untuk memilikinya.

FOMO: Apa Itu?

Perasaan takut tertinggal akan sesuatu yang sedang dibicarakan di media sosial dan di kehidupan nyata disebut FOMO, atau Fear of Missing Out. Ketika melihat teman-teman menikmati sesuatu yang kita tidak miliki mungkin sebagian orang ingin ikut serta memilikinya juga. Misalnya, ketika kita melihat foto orang dengan boneka Labubu mereka di Instagram, kita kadang-kadang berpikir, “Eh, kenapa aku belum punya juga ya?” rasa ingin tahu itu membuat kita ingin membeli, meskipun sebenarnya kita tidak memerlukan barang tersebut.

Boneka Labubu yang Sedang Viral

Labubu adalah boneka monster dengan wajah yanh cukup unik. Ada beberapa orang yang mengatakan bahwa mimik muka Labubu menyeramkan. Namun, warnanya yang cerah dan lucu membuatnya disukai oleh orang-orang dari segala usia. Setelah Lisa BLACKPINK memposting foto dengan boneka ini, Labubu menjadi sangat populer dan banyak penggemar langsung mencarinya.

Yang menarik adalah banyak orang yang rela menunggu berjam-jam hanya untuk  mendapatkan boneka ini di Pop Mart Jakarta. Antrean yang panjang ini menunjukkan seberapa ingin masyarakat memiliki Labubu. Banyak orang merasa bahwa memiliki boneka ini bukan sekadar mainan, melainkan adalah bagian dari tren yang sedang populer.

Sekarang pertanyaannya adalah, kenapa kita sangat ingin punya boneka ini? Tentu saja, media sosial memiliki dampak yang sangat besar. Setelah melihat postingan influencer yang memamerkan koleksi Labubu mereka, kami ingin ikutan. Karena FOMO, kita kadang-kadang membeli sesuatu yang tidak terlalu kita butuhkan hanya karena ingin mengikuti tren.

Kita juga harus bertanya pada diri kita sendiri. Apakah kita benar-benar mencintai boneka ini  atau hanya ingin menjadi bagian dari sekelompok orang yang mengikuti tren? 

Membeli Labubu ini dengan harga yang tidak bisa dibilang murah mungkin merupakan refleksi dari kecenderungan konsumerisme kita. FOMO membeli boneka Labubu adalah contoh bagaimana media sosial memengaruhi keputusan kita. Dalam dunia yang saling terhubung ini, kita harus mengambil keputusan dengan lebih bijak. 

Apakah kamu juga pernah merasa terpaksa membeli sesuatu hanya karena ingin ikut tren?

Share cerita kamu di kolom komentar, yuk!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun