Mohon tunggu...
Naurah Salsabila
Naurah Salsabila Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Saya merupakan seorang mahasiswi di Universitas Aisyiyah Yogyakarta, dengan hobi membaca dan travelling, Saya mencoba menuangkan hobi baru saya dengan menulis artikel dan menerbitkannya di media. Dengan harapan apa yang saya tulis dapat bermanfaat dan menambah wawasan masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Rias Paes Pengantin Yogyakarta

30 Januari 2023   14:18 Diperbarui: 30 Januari 2023   14:23 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Instagram Erina Gudono

Yogyakarta merupakan salah satu pusat dari adat istiadat ataupun budaya yang berkembang pada masyarakat Jawa. Kebudayaan dari Keraton Yogyakarta masih sangat kental dan masih melekat dengan pengaruh agama Hindu-Budha. 

Kebudayaannya bukanlah hanya berupa kesenian, namun juga upacara keagamaan seperti khitanan, sekatenan, dan juga perkawinan. Perkawinan ialah salah satu peristiwa sakral dan suci. Perkawinan adat Yogyakarta dilakukan dengan serangkaian upacara dengan nilai-nilai budaya luhur dan memiliki maknanya tersendiri.

Perkawinan bukanlah hal peristiwa yang hanya akan dilewati begitu saya seperti kegiatan sehari-hari lainnya. Oleh karenanya, pengantin akan dikenakan riasan yang sedemikian rupa agar nampak berbeda. Riasan pengantin khas Yogyakarta disebut juga dengan "Paes". 

Pada masa sebelum Hamengkubuwono IX, tata rias Paes Ageng hanya digunakan oleh putra-putri keraton Yogyakarta saat melangsungkan pernikahan dengan riasan yang sangat sederhana. 

Namun sejak pemerintahan Hamengkubuwono IX Paes Ageng telah diperbolehkan digunakan masyarakat umum. Seperti pernikahan Kaesang dan juga Erina. Pengantin perempuan nampak sangat cantik mengenakan riasan Paes yang indah.

Sumber Foto: Instagram Erina Gudono
Sumber Foto: Instagram Erina Gudono
Paes merupakan riasan bagi pengantin perempuan yang dikenakan dari area dahi dan juga rambut. Bagi pengantin wanita, dalam riasan Paes terdapat unsur doa, panduan dan juga tuntunan mengenai bagaimana kodrat seorang wanita. 

Pada awalnya, riasan khas Keraton Yogyakarta ini tidak memperkenankan mempelai perempuan untuk mengenakan eyeshadow dan juga blushon dengan tujuan untuk mempertahankan keaslian dari wajah mempelai perempuan. Namun sekarang ini, riasan Paes telah mengikuti perkembangan zaman.

Terdapat beberapa bagian dari riasan Paes, masing-masing memiliki nama dan artinya tersendiri. Ganjahan atau panunggul, merupakan bagian tengah dari riasan Paes yang berbentuk seperti huruf U. Bentuk ini menyimpan arti kehormatan dan juga kehormatan dari sang mempelao wanita yang akan ditinggikan saat menikah. 

Citak, dibentuk menyerupai berlian di antara dahi dan alis dengan arti bahwa mempelai perempuan memiliki kecerdasan dan akhlak yang mulia. Pengapit, diletakan di sisi kanan dan kiri gajahan, dilambangkan sebagai pengendali dari gajahan. 

Artinya, segala macam rintangan yang akan terjadi dalam rumah tangga, pengantin diharapkan tetap memiliki pandangan yang lurus kedepan. Penitis, terletak disebelah pengapit dan penitis, melambangkan bahwa segala sesuatu dalam rumah tangga harus mempunyai arah yang jelas. 

Godheg, diletakkan didekat telinga pengantin, melambangkan kebijaksanaan, dan juga sebagai pengingat untuk calon pengantin agar tetap intropeksi diri, dan juga berupa doa agar pengantin diberikan keturunan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun