Malam kembali dibungkam luka.
Langkahku terasa berat, membawa luka masa lalu yang tak kunjung hilang.
Entah harus menyerah atau pasrah.
Ragaku lelah, Batinku berdarah.
Aku terlihat tegar nyatanya aku tertekan.
Aku terlihat kuat nyatanya aku rapuh.
Aku sakit, tetapi aku berusaha untuk tidak berisik.
Aku bukan kuat, aku hanya bertahan.
Menyimpan rasa, tentang luka batin yang tak mudah untukku ungkapkan.
Â
Tidak ada yang tau seberapa dalam luka ini.
Luka yang selalu melekat, hingga aku bingung harus berbuat apa.
Luka ini akan tetap abadi, meski abadi dalam rasa sakit.
Aku tidak pernah sembuh, hanya saja sudah terbiasa.
Terbiasa dengan luka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H