Mohon tunggu...
Naurah Amru
Naurah Amru Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

apapun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Abadi dalam Luka

12 Mei 2024   12:23 Diperbarui: 12 Mei 2024   12:57 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam kembali dibungkam luka.


Langkahku terasa berat, membawa luka masa lalu yang tak kunjung hilang.
Entah harus menyerah atau pasrah.

Ragaku lelah, Batinku berdarah.

Aku terlihat tegar nyatanya aku tertekan.
Aku terlihat kuat nyatanya aku rapuh.
Aku sakit, tetapi aku berusaha untuk tidak berisik.

Aku bukan kuat, aku hanya bertahan.
Menyimpan rasa, tentang luka batin yang tak mudah untukku ungkapkan.

 
Tidak ada yang tau seberapa dalam luka ini.
Luka yang selalu melekat, hingga aku bingung harus berbuat apa.
Luka ini akan tetap abadi, meski abadi dalam rasa sakit.

Aku tidak pernah sembuh, hanya saja sudah terbiasa.
Terbiasa dengan luka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun