Mohon tunggu...
Naurah Septihasna Fatin Ridwan
Naurah Septihasna Fatin Ridwan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang

Saya adalah mahasiswa psikologi angkatan 2022 di Universitas Negeri Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektivitas Pendidikan dan Jadwal Masuk Sekolah di Indonesia

2 Juni 2023   22:59 Diperbarui: 2 Juni 2023   23:10 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teori behaviorisme merupakan salah satu aliran psikologi yang dapat membantu efektivitas dalam belajar. Teori ini merupakan salah satu aliran psikologi yang berpengaruh terhadap pengembangan teori dan praktek pembelajaran. Belajar merupakan akibat dari adanya suatu interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seorang individu dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.Menurut teori behavioristik ini, dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.  Bentuk paling dasar dari belajar adalah "trial and error learning atau selecting and connecting learning" dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu, teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini menyebutkan terdapat tiga hukum belajar yang utama (Gredler, 1991) dimana ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon, yaitu:

 1. Hukum kesiapan (law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. contoh pengaplikasiannnya yaitu dengan Mengajarkan siswa untuk belajar sebelum kelas berlangsung serta memberikan tugas yang berkaitan dengan pelajaran yang akan dipelajari keesokan harinya 

2. Hukum latihan (law of exercise), yaitu semakin sering suatu tingkah laku diulang/dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. seperti  misalkan  setelah kelas berakhir mengadakan kuis untuk mengetes pemahaman siswa, selain itu saat memberikkan materi sering mengulangi poin-poin penting yang harus diingat pada pelajaran tersebut

3. Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan apresiasi pada siswa setelah mereka menyelesaikan tugas ataupun tantangan yang telah diberika dan apresiasi setelah mereka berani untuk bertanya atau menjawab jika mereka tidak dapat memenuhi tanggung jawab mereka mengerjakan tugas dapat diberikan sanksi yang normal namun memiliki efek jera

Pengaplikasian teori behavioristik dapat dilakukan dengan cara menciptakan lingkungan yang nyaman dan positif untuk siswa seperti memberikan apresiasi pada siswa setelah berhasil menyelesaikan sesuatu dan menjelaskan akibatnya serta memberikan sanksi jika ia tidak melakukan hal tersebut sehingga stimulus yang diberikan yaitu lingkungan akan sesuai dengan respon atau hasil yang didapatkan selain itu dapat juga dilakukan dengan menerapkan tiga hukum teori behavior yang dikemukakan Thorndike.

Teori kedua yang dapat digunakan yaitu pengaplikasian teori pengkondisian klasik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran yaitu dengan cara menciptakan kebiasaan-kebiasaan positif pada siswa seperti jika terlambat masuk sekolah maka tidak dapat masuk kedalam gerbang dan akan mendapatkan tugas atau hukuman yang harus dikumpulkan keesokan harinya, berdoa sebelum kelas dimulai, menyapa guru seluruh staff dan siswa lainnya jika bertemu jika kegiatan ini rutin dilakukan maka akan menciptakan siswa yang disiplin, berakhlak mulia, dan memiliki tata krama yang baik jika para siswa telah memiliki nilai-nilai tersebut maka rasa tanggung jawab siswa untuk belajar dengan giat akan meningkat.

Classical conditioning atau biasa disebut pengkondisian klasik merupakan tipe pembelajaran di mana siswa belajar untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus. Secara sederhana pengkondisian klasik merujuk pada sejumlah prosedur pelatihan dimana satu stimulus/ rangsangan muncul untuk menggantikan stimulus lainnya dalam mengembangkan suatu respon. Teori ini lebih menekankan pada pelatihan yang bersifat terus menerus/continue. Dalam pembelajaran, teori ini berperan melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai oleh siswa. Artinya, suatu pembelajaran hendaknya dapat menciptakan stimulus dan respons yang dapat diamati dan dapat membantu siswa dalam menguasai suatu pelajaran. 

Selain menggunakan kedua teori belajar psikologi yaitu behavioristik dan pengkondisian klasik untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran serta meningkatkan prestasi siswa Pemerintah dapat melakukan upaya lain untuk mengatasi hal tersebut seperti mencari tahu lebih mendalam mengapa permasalahan tersebut dapat terjadi jika hal itu dikarenakan kualitas pendidikan, pemerintah dapat memberikan pelatihan tambahan untuk para guru dan memberikan pelajaran tambahan seperti les untuk siswa terutama untuk siswa kelas 3 SMA yang akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi namun jika dikarenakan sulitnya akses untuk mendapatkan pendidikan maka pemerintah dapat memberikan beasiswa, serta meningkatkan fasilitas sekolah sehingga dapat menunjang pendidikan dengan lebih baik 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun