Sore hari itu suasananya tidak terlalu ramai, mungkin karena pandemi yang sedang terjadi membuat orang-orang membatasi aktivitas mereka di luar rumah. Namun bagi sebagian orang, mereka tetap harus beraktivitas di luar rumah dan bahkan bertemu dengan banyak orang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Seperti Endang (18) yang terlihat sedang melayani pembeli dan mengantarkan makanan dari satu meja ke meja yang lainnya. "Saya sih memang sering bantu-bantu di warung sama kakak saya, soalnya kalau kita enggak bantu, takutnya Ibu sama Bapak kewalahan," katanya.Â
Warung makan tersebut merupakan usaha milik ayahnya, warung makan ini terletak di salah satu daerah di Jakarta Barat, mulai buka pada jam 4 sore dan tutup pada jam 12 malam. "Untuk yang masak di warung sih Ibu sama Bapak saya, kalau saya sama kakak cuman bantu-bantuin aja." lanjutnya.
Terdapat beberapa menu yang disajikan di warung makan ini, ada pecel lele, ayam bakar, soto, ayam goreng, dan beberapa makanan pelengkap lainnya. Menu-menu yang telah disebutkan tadi dijual dengan kisaran harga sekitar dua ribu rupiah hingga delapan ribu rupiah.
Memutuskan untuk membangun usaha warung makan sendiri tentunya tidak mudah, butuh banyak persiapan yang matang. Apalagi untuk mempertahankannya, dan usaha warung makan ini bahkan masih bertahan cukup lama hingga saat ini, hal tersebut tentunya membutuhkan rencana yang matang dan usaha yang keras. Endang juga mengatakan bahwa hal tersebut dapat terjadi karena keuletan dan kegigihan ayahnya dalam menjalankan usaha yang mereka punya.
"Suka dukanya sih banyak yaa..." jawabnya. Ada naik ada turun, ada sedih maka ada bahagia juga, hal tersebut tentunya juga dirasakan oleh Endang dan keluarga dalam menjalani usahanya tersebut. "Sukanya itu, bersyukur banget sih, penghasilan yang didapat dari warung itu bisa menuhin kebutuhan sehari-hari, bahkan Bapak bisa sampai menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi," jelasnya.
"Kalau dukanya, waktu itu warung sempat kena penggusuran lapak," jawabnya. Endang pun mengatakan bahwa akhirnya mereka sempat menyewa kios UMKM yang disediakan oleh Gubernur, namun sayangnya penghasilan yang didapat menurun karena sepinya pelanggan pada saat itu.
Pandemi yang sedang terjadi di Indonesia ini tentunya banyak membawa pengaruh dan memberikan dampak yang cukup besar ke berbagai sektor, apalagi pada saat pandemi seperti ini banyak kebijakan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19. Hal tersebut tentunya juga berdampak kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Entah untuk mengembangkan usaha baru ataupun untuk mempertahankan usaha lama.
Endang mengatakan bahwa hal tersebut tentunya juga berpengaruh pada usaha warung makan milik ayahnya tersebut. "Kalau dulu sebelum pandemi itu, kita punya dua karyawan, namun sejak pandemi terjadi akhirnya kita cuman ada satu karyawan aja," jelasnya. Selain itu pembatasan jam operasional UMKM juga sangat memengaruhi, Endang berkata bahwa warung makannya terpaksa untuk tutup lebih awal, dan bahkan kadang mereka terpaksa untuk tidak berjualan.
Warung yang lebih sepi, dan jumlah pembeli yang menurun membuat omzet yang diperoleh pun tentunya menurun dibandingkan dengan omzet saat pandemi belum terjadi. Banyaknya pengeluaran yang keluar dibandingkan penghasilan yang masuk merupakan salah satu hal yang dialami oleh warung makan ini.
"Kalau pelanggan tetap gitu ada sih, biasanya para karyawan yang kerja di mal sekitar sini," kata Endang. Namun memang semenjak pandemi terjadi, pelanggan yang datang pun lumayan berkurang. Tentunya agar usaha warung makannya terus berlanjut dan bertahan di tengah situasi yang kritis seperti ini membuat Endang dan keluarganya memerlukan solusi dan jalan lain.
Untungnya pada zaman yang serba canggih ini membuat berbagai hal menjadi lebih mudah. "Selain jualan di warung, kita juga nerima pesenan sih, sekarang juga pembeli udah bisa mesan melalui aplikasi gofood, grabfood, dan shopeefood," ungkapnya.
Ya, Endang dan keluarganya pun menemukan solusi agar tetap bisa bertahan untuk berjualan di tengah situasi pandemi seperti ini. Selain dengan menggunakan layanan pesan-antar makanan yang sedang populer, Endang juga mengungkapkan bahwa ia juga membantu usaha keluarganya tersebut dengan mempromosikan melalui media sosial. Ia mengakui bahwa saat ini media sosial juga termasuk salah satu media yang sangat berpengaruh.
"Untuk promosi di media sosial, biasanya saya yang buat katalog menu atau posternya gitu sih, biasanya orang kan tertarik kalo misalnya poster atau gambarnya menarik gitu ya, jadi ya saya coba-coba buat edit gitu, meskipun emang belum bisa dibilang bagus banget sih hasilnya, tapi lumayan kok, sekarang kan juga banyak banget aplikasi yang bantu buat edit gitu," jelasnya.
Endang pun juga menambahkan sebuah pesan "Masyarakat harus sadar akan kesehatan dirinya agar pandemi ini cepet selesai dan semua bisa berjalan normal seperti dulu," katanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H