Mohon tunggu...
Naura Adisty Corinda
Naura Adisty Corinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa aktif S1 Ilmu Komunikasi di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Drama Twinkling Watermelon Telah Berhasil Memperlihatkan Sisi Indah dari Bahasa Isyarat

13 Desember 2023   23:48 Diperbarui: 14 Desember 2023   00:25 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama Korea "Twinkling Watermelon" | Sumber Instagram @tvn_drama 

Belakangan ini media sosial digemparkan oleh salah satu drama yang berasal dari negara Korea Selatan. Drama yang bergenre romance fantasy ini bertajuk "Twinkling Watermelon". Drama ini mulai tayang di akhir bulan September dan disutradarai oleh Son Jung-Hyun. Drama ini bercerita tentang seorang anak bernama Ha Eun Gyeol (diperankan oleh Ryeo Un) yang pergi ke masa lalu, dimana dia bertemu dengan ayahnya yang bernama Ha Yi Chan (diperankan oleh Choi Hyun Wook) dan ibunya yang bernama Yoon Chung-Ah (diperankan oleh Shin Eun Soo) saat mereka masih remaja. 

Ha Eun Gyeol kembali ke masa lalu untuk menyelesaikan suatu misi, yaitu untuk melindungi sang ayah agar terhindar dari kecelakaan yang dapat membuat ayahnya menjadi tuna rungu di masa depan. Dalam perjalanan menyelesaikan misinya, Ha Eun Gyeol menemukan banyak sekali fakta menarik yang baru dia ketahui tentang kedua orang tuanya. Sampai pada akhirnya ia bertemu dengan Choi Se Kyung palsu (diperankan oleh Seol In Ah) yang ternyata sama-sama berasal dari masa depan.  

Drama Korea
Drama Korea "Twinkling Watermelon" | Sumber Instagram @tvn_drama 


Fakta menarik dari drama "Twinkling Watermelon" ini adalah salah satu pemeran utama nya merupakan seorang tuna rungu, sehingga dialog dalam drama banyak dilakukan dengan menggunakan bahasa isyarat. Pemeran yang merupakan seorang tuna rungu dan menggunakan bahasa isyarat ini adalah Yoon Chung-Ah (diperankan oleh Shin Eun Soo). Banyak netizen yang memuji akting dan penyampaian bahasa isyarat dari aktis cantik ini. Shin Eun Soo yang bukanlah seorang tuna rungu di dunia nyata dinilai dapat mendalami penggunaan bahasa isyarat dan menyuarakan bahasa isyarat tersebut dengan sangat baik dan indah. 

Ilustrasi penggunaan bahasa isyarat | Sumber gambar Woman Indonesia
Ilustrasi penggunaan bahasa isyarat | Sumber gambar Woman Indonesia

Bahasa isyarat sendiri merupakan bahasa yang mengandalkan gerak tubuh dalam melakukan komunikasi dan termasuk salah satu bentuk dari komunikasi non-verbal. Biasanya bahasa isyarat ini sering digunakan oleh teman-teman tuli dan bisu. Di Indonesia sendiri bahasa isyarat ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI). Bahasa isyarat itu terhitung bahasa yang sulit untuk digunakan karena sangat mengandalkan insting dan penghafalan gerak tubuh dalam menyampaikan suatu pesan. 

Mungkin dulunya masih banyak masyarakat, terutama para Generasi Z yang belum menyadari keberadaan dan penggunaan bahasa isyarat ini, yang dimana itu dapat sangat membatasi interaksi kita bersama teman-teman tuli dan bisu. Namun munculnya bahasa isyarat dalam drama "Twinkling Watermelon" ini, mulai mempengaruhi pandangan Gen Z terhadap penggunaan bahasa isyarat.

Gen Z sangat mengandalkan media sosial untuk menyuarakan perasaan dan pendapatnya. Seperti pada video yang diposting pada akun TikTok @luv.n.editss, dimana postingan itu berisi sebuah cuplikan dari drama "Twinkling Watermelon" saat pemeran utamanya, Yoon Chung-Ah menggunakan bahasa isyarat untuk berbicara dengan lawan mainnya, Ha Yi Chan. Banyak netizen yang terharu dengan cuplikan tersebut dan menyebutkan bahwa penggunaan bahasa isyarat oleh Yoon Chung-Ah dinilai sangat indah. 

Akun TikTok @ppuppymilkyy berkomentar "bahasa isyarat chung ah indah banget ya" dan akun TikTok @googiegurlll yang turut berkomentar "mba Cheong ah ga ngomong, tapi mata dia ikutan ngobrol sama yichan, best actress mba Cheong ah". Dan masih banyak komentar pendukung lainnya. Video yang berawal dari editan semata, tanpa disadari dapat berkembang menjadi sebuah tren menarik di aplikasi TikTok. Banyak Gen Z yang mulai mengikuti tren ini dengan menghafalkan bahasa isyarat yang digunakan Yoon Chung-Ah pada video viral tersebut. Ada sekitar 7,1K video netizen yang ikut meramaikan tren bahasa isyarat Yoon Chung-Ah dalam drama "Twinkling Watermelon" tersebut.  

Video edit cuplikan drama
Video edit cuplikan drama "Twinkling Watermelon" pada akun TikTok @luv.n.editss, serta komentar dari akun TikTok @ppuppymilkyy dan @googiegurlll 

Lalu selain video cuplikan dari drama "Twinkling Watermelon", ada juga seorang seleb TikTok yang memiliki akun bernama @nabilnazrol yang memang terkenal sering menafsirkan lirik lagu dengan menggunakan bahasa isyarat. Ada saat dimana dia membuat video penafsiran bahasa isyarat dari lirik lagu "My Love Mine All Mine" milik Mitski, dan videonya itu pun viral hingga menjadi tren karena banyak netizen yang teringat akan drama "Twinkling Watermelon". Ada beberapa komentar terkait hal itu, diantaranya "this is like twinkling watermelon", "this remind me of twinkling watermelon", "I think that we all want to learn sign language after watching twinkling watermelon" dan masih banyak lagi. Tren ini pun diramaikan oleh seleb TikTok lainnya, seperti @meentut dan @emo.rai.

Konten penggunaan bahasa isyarat dalam lagu
Konten penggunaan bahasa isyarat dalam lagu "My Love Mine All Mine" oleh seleb TikTok @nabilnazrol dan kolom komentarnya  

Konten penggunaan bahasa isyarat pada akun @meentut dan @emo.rai
Konten penggunaan bahasa isyarat pada akun @meentut dan @emo.rai

Tren-tren menggunakan bahasa isyarat pada media sosial ini membuat pandangan masyarakat terhadap penggunaan bahasa isyarat sedikit demi sedikit mulai berubah. Pada awalnya banyak masyarakat yang masih enggan untuk mengenal bahasa isyarat karena merasa tidak terlalu membutuhkannya. Namun dengan adanya tren menarik seperti ini, masyarakat mulai ingin mempelajari bahasa isyarat dan memandang bahasa isyarat sebagai suatu bahasa yang menarik dan indah. Hal ini termasuk ke dalam perspektif teori interaksi simbolik terhadap media sosial. 

Teori interaksi simbolik berfokus pada interaksi antar manusia yang terjadi melalui simbol-simbol, termasuk bahasa dan lambang sosial, serta bagaimana simbol-simbol ini akan membentuk pemaknaan baru dalam proses interaksi manusia. Dalam kasus ini, simbol yang digunakan merupakan bahasa isyarat, yang dimana penggunaannya dalam media sosial ini dapat mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap bahasa isyarat itu sendiri. Kita juga dapat melihat bahwa penggunaan bahasa isyarat ini dapat dikemas menjadi sebuah tren-tren yang cukup menarik perhatian masyarakat, khususnya para Gen Z. 

Hal ini membuktikan bahwa pengaruh media sosial dalam pembentukan suatu makna dan perspektif masyarakat benar adanya. Drama "Twinkling Watermelon" ini berhasil membangun image baru dari bahasa isyarat itu sendiri. Ditambah dengan adanya tren-tren penggunaan bahasa isyarat yang beredar di media sosial membuat masyarakat tertarik untuk mempelajari bahasa isyarat lebih dalam lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun