Selain masalah diplomasi, hubungan Indonesia dengan China juga sangat dipengaruhi oleh aspek ekonomi dan keamanan. China merupakan mitra dagang terbesar Indonesia, dan banyak proyek investasi besar dari China yang masuk ke Indonesia, seperti proyek infrastruktur dan pengembangan energi. Oleh karena itu, Indonesia perlu menjaga keseimbangan antara mempertahankan kedaulatan wilayah di Laut China Selatan dan mempertahankan hubungan ekonomi yang menguntungkan dengan China.
Namun, ketegangan yang terus berlanjut di Laut China Selatan bisa berdampak negatif pada stabilitas ekonomi Indonesia. China, yang memiliki klaim besar di Laut China Selatan, sering melakukan aktivitas penegakan klaim di sekitar Kepulauan Natuna, seperti pengerahan kapal-kapal nelayan dan kapal penjaga pantai. Hal ini menambah ketegangan di kawasan tersebut dan berpotensi merusak hubungan bilateral antara kedua negara.    Â
Indonesia berusaha untuk memperkuat kemampuan pertahanan di Laut China Selatan, termasuk di sekitar Kepulauan Natuna. Pemerintah Indonesia telah menginvestasikan dana yang cukup besar untuk memperkuat pangkalan militer dan meningkatkan kemampuan patroli di wilayah tersebut. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan kepada China dan negara-negara lain bahwa Indonesia siap mempertahankan kedaulatan wilayahnya.
Menurut laporan dari Asian Development Bank (2017), stabilitas kawasan Laut China Selatan sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi Asia, termasuk Indonesia. Laut China Selatan merupakan jalur pelayaran utama yang menghubungkan negara-negara di Asia, dan Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan posisi strategis, memiliki peran penting dalam menjaga kebebasan navigasi dan stabilitas kawasan ini. Oleh karena itu, Indonesia perlu terus memperkuat diplomasi dan kemampuan militernya agar dapat menghadapi tantangan yang muncul terkait sengketa Laut China Selatan.
- Kepentingan Indonesia dalam Isu Laut China Selatan
Kepentingan Indonesia dalam isu Laut China Selatan tidak hanya terbatas pada aspek pertahanan dan ekonomi, tetapi juga pada aspek keamanan energi. Laut China Selatan memiliki cadangan minyak dan gas alam yang sangat besar, dan pengelolaannya akan menentukan nasib banyak negara yang bergantung pada sumber daya alam tersebut. Oleh karena itu, Indonesia perlu memastikan bahwa akses ke sumber daya alam ini tetap terbuka dan tidak terancam oleh klaim sepihak dari negara lain.
Pada tahun 2021, dalam sebuah laporan yang diterbitkan oleh Babel Inews, disebutkan bahwa ketegangan di Laut China Selatan terus berlanjut, dengan China yang semakin intensif dalam memperkuat klaimnya di kawasan tersebut. Laporan tersebut juga menyoroti upaya Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan wilayahnya, terutama di sekitar Kepulauan Natuna, serta langkah-langkah yang diambil oleh Indonesia untuk meningkatkan kerjasama dengan negara-negara ASEAN dalam menghadapi ancaman tersebut.
Jadi, secara keseluruhan bahwa politik luar negeri Indonesia dalam menghadapi isu Laut China Selatan menunjukkan komitmennya untuk mempertahankan kedaulatan wilayah dan menjaga stabilitas kawasan. Meskipun memiliki hubungan ekonomi yang kuat dengan China, Indonesia tetap teguh pada prinsip-prinsip hukum internasional, terutama UNCLOS 1982, dalam menyelesaikan sengketa Laut China Selatan. Indonesia mengedepankan diplomasi multilateral, tetapi juga memperkuat pertahanan di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kepulauan Natuna. Mengingat kepentingan strategis Laut China Selatan bagi Indonesia, penting bagi Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara mempertahankan kedaulatan wilayah dan memelihara hubungan baik dengan China serta negara-negara lainnya di kawasan ini.
SUMBER REFERENSI
ADB. 2017. Meeting Asia's Infrastructure Needs. Asian Development Bank.
Sihombing, E. 2021. Bangka Belitung Tuan Rumah Multilateral Naval Exercise Komodo 2020, Diikuti AL 54 Negara. Bangka Belitung: iNews.