Mohon tunggu...
Naura Salsabila
Naura Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bisnis dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Sampah Melalui Teori Komunikasi Pembangunan

9 Oktober 2023   13:46 Diperbarui: 9 Oktober 2023   14:53 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang dan Gambaran Masalah

Latar Belakang dan Gambaran Masalah

Pemulihan lingkungan seolah telah menjadi fenomena yang biasa terjadi, padahal seharusnya kita tahu bahwa pemulihan lingkungan tersebut berarti ada lingkungan yang telah rusak dan perlu diperbaiki. Seharusnya hal seperti ini dapat dicegah sebelum adanya kerusakan, kerusakan hayati dan hewani, pencemaran lingkungan hingga kebakaran lahan semakin hari hal ini terus terjadi tanpa ada tingkat pengurangan yang signifikan. Pemulihan lingkungan merupakan agenda mendesak di tengah tantangan lingkungan global saat ini. 

Banyak masalah seperti pencemaran, deforestasi, dan krisis sampah membutuhkan tindakan cepat dan menyeluruh. Dalam konteks sampah, terutama, permasalahan akumulasi sampah menjadi salah satu isu utama yang harus diatasi. Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari air, tanah, dan udara. Pencemaran ini mengancam kehidupan satwa liar dan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Sampah plastik yang membanjiri lautan, contohnya, menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem laut. 

 Dampak dari sampah tersebut dapat ditimbulkan karena kebiasaan membuang sampah secara sembarangan oleh masyarakat. kondisi terkini menyatakan bahwa berdasarkan data oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menyatakan bahwa produksi sampah di indonesia 67,8 juta ton pada tahun 2021 dan sebagian dari total sampah tersebut atau sebesar 7,1 juta ton sampah belum terkelola dengan baik. indonesia juga telah di title sebagai penyumbang sampah plastik di laut nomor 2 terbanyak di dunia menurut forbes dengan total sampah plastik 56,3 juta ton. 

oleh karena itu Pemerintah Indonesia cukup serius dalam menangani kebiasaan membuang sampah sembarangan dengan diterapkannya berbagai Peraturan Daerah atau Perda di masing-masing kota, contohnya adalah di DKI Jakarta dan Kotamadya Bogor. Di kota Bogor, pemerintah kota menerapkan peraturan yang mewajibkan masyarakat untuk mengelola sampah dengan bantuan bank sampah yang dibentuk dan untuk masyarakat yang membuang sampah sembarang akan dikenakan sanksi sesuai dengan perda tersebut. 

Hal ini semua dapat terjadi bukan hanya semata karena kesengajaan atau kurangnya rasa tanggung jawab tapi bisa juga akibat dari kurangnya informasi terkait kesadaran untuk menjaga lingkungan serta kurangnya pemahaman tentang isu-isu lingkungan.  Banyak orang tidak sepenuhnya menyadari betapa besarnya kerusakan yang diakibatkan kehidupan sehari-hari mereka terhadap lingkungan. Selain itu, informasi yang salah dan kurangnya pendidikan formal tentang pentingnya restorasi lingkungan dapat menghambat kesadaran lingkungan. 

Kurangnya edukasi lingkungan yang tepat juga dapat menyebabkan kurangnya kesadaran lingkungan. Sistem pendidikan formal masih belum mengintegrasikan isu lingkungan ke dalam kurikulum dengan baik di banyak negara. Oleh karena itu, komunikasi sosial yang efektif dalam bentuk pembelajaran organisasi sangat diperlukan. seperti yang telah dijelaskan dalam teori komunikasi pembangunan komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi perubahan sosial dan pembangunan yang berkelanjutan. 

Melalui komunikasi yang efektif, individu dan masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat, membangun kesadaran, dan menginspirasi tindakan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan, termasuk pemulihan lingkungan. Dalam konteks kesadaran lingkungan, teori komunikasi pembangunan dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat tentang isu-isu lingkungan, seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan. Komunikasi yang efektif melalui berbagai saluran, seperti media massa, kampanye sosial, dan pendidikan formal, dapat membantu individu dan masyarakat memahami dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia terhadap lingkungan, sehingga membentuk kesadaran lingkungan yang kuat. 


Target dan Sasaran Pemulihan Lingkungan

Pentingnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah menjadi fakta umum yang sulit direalisasikan. Kita semua tahu akan pentingnya menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan supaya terhindar dari berbagai penyakit. Namun, seringkali banyak masyarakat yang masih abai terhadap lingkungannya sendiri, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya sampah terbuang di sembarang tempat, di sungai, di pinggir jalan, di saluran air dan masih banyak lagi. 

Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi pembangunan yang efektif dengan target atau sasaran masyarakat dan lingkungan itu sendiri. Siapa yang bertanggung jawab atas pembuangan sampah? Jangan lupa bahwa untuk solusi krisis sampah global, masyarakat juga harus aktif. Melihat kondisi saat ini, kita melihat bahwa rumah tangga menghasilkan banyak jenis sampah yang berbeda, dan tidak semua warga negara mengambil tindakan untuk mengklasifikasikan dan membuangnya dengan benar. 

Peningkatan volume sampah dan variasi sampah menambah kerumitan pengumpulan dan pembuangan sampah. Sebagai sebuah praktik, pengelolaan sampah harus menjadi tanggung jawab dan kewajiban setiap warga negara. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan hal tersebut. Jika masyarakat tidak mendaur ulang secara efektif, mereka tidak hanya akan membayar harga material untuk membeli produk baru yang terbuat dari bahan yang sama, tetapi kesehatan planet ini akan terpengaruh, karena polusi mempengaruhi lingkungan dan memperparah krisis iklim.

Optimalisasi Keterlibatan Masyarakat

Ada beberapa cara untuk mendorong warga untuk mengambil tindakan dalam pengelolaan sampah, yang paling penting adalah memilah sampah di sumbernya dan mendaur ulang. Kontribusi dari setiap warga negara dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kesadaran publik. Sebagai contoh, program informasi publik dapat meningkatkan partisipasi sosial rumah tangga, individu, sebagai pengelola sistem pengumpulan sampah dan pembuangan sampah yang tepat. Hal tersebut sesuai dengan teori komunikasi pembangunan yaitu, teori penyuluhan (persuasion theory).

Teori ini berfokus pada penggunaan komunikasi untuk meyakinkan individu atau masyarakat agar mengubah perilaku mereka terkait dengan pengelolaan sampah. Ini bisa melibatkan kampanye komunikasi yang menggunakan pesan persuasif untuk membujuk orang untuk mengurangi, mendaur ulang, atau membuang sampah dengan cara yang lebih bertanggung jawab. Dan juga teori komunikasi partisipatif (participatory communication theory): Teori ini menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan terkait dengan pengelolaan sampah. 

Komunikasi partisipatif melibatkan kolaborasi dengan masyarakat dalam merancang dan mengimplementasikan solusi berkelanjutan terkait sampah. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemauan masyarakat untuk menerapkan aturan tiga R: Mengurangi, Menggunakan kembali, Mendaur ulang pengelolaan sampah. Meskipun meningkatkan kesadaran merupakan langkah awal yang baik, namun hal tersebut tidaklah cukup. Masyarakat perlu melihat bagaimana mereka dapat berkontribusi dan seberapa mudah dan efektifnya upaya mereka dalam mendaur ulang dan mengurangi sampah. Sebagai contoh, gerakan zero-waste, yang didasarkan pada pencegahan timbulan sampah dan gaya hidup minimal, terus menginspirasi banyak warga untuk menangani masalah sampah yang terus meningkat dengan daur ulang dan konsumsi ramah lingkungan.

Pengelolaan Sampah yang Cerdas

Pengelolaan sampah yang cerdas harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk meningkatkan kesadaran individu untuk menyelesaikan masalah secara efisien. Untuk mencapai hal ini, warga harus lebih aktif terlibat dalam solusi sampah digital dan unik untuk menyelesaikan masalah sampah perkotaan dan mencapai kota yang hampir bebas sampah. Teori Difusi Inovasi (Diffusion of Innovation Theory): Teori ini menggambarkan cara inovasi, seperti praktik pengelolaan sampah yang lebih baik, menyebar melalui masyarakat. Memahami bagaimana inovasi diterima dan diadopsi oleh masyarakat dapat membantu merancang strategi komunikasi yang efektif untuk mengubah perilaku terkait sampah. implementasinya adalah dengan mengurangi limbah sejak awal.

  • Reduce: Masyarakat/kelompok dapat memodifikasi praktik mereka saat ini untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan mengubah desain, produksi, pembelian, atau penggunaan bahan atau produk. Sebagai contoh, organisasi Anda dapat mendorong karyawan untuk hanya mencetak apa yang mereka perlukan dan memastikan bahwa pengaturan printer disetel secara default untuk mencetak dua sisi untuk menghemat kertas.

  • Reuse: Penggunaan kembali produk dan kemasan memperpanjang masa manfaat bahan-bahan ini, sehingga menunda pembuangan atau daur ulang akhir. Penggunaan kembali adalah perbaikan, perbaikan, pencucian, atau hanya pemulihan sederhana dari produk, peralatan, perabot, dan bahan bangunan yang sudah usang atau bekas pakai. Misalnya, dengan mendorong penghuni untuk menggunakan cangkir kopi yang dapat digunakan kembali daripada cangkir sekali pakai, Anda tidak perlu mengelola pembuangan banyak cangkir kopi.

  • Recycle: Daur ulang adalah tentang melestarikan air, energi, tanah, dan bahan baku. Pengomposan adalah daur ulang untuk bahan organik. Pengomposan mengubah bahan organik, seperti sisa makanan dan sisa pekarangan, menjadi bahan pembenah tanah yang bermanfaat bagi kesehatan tanah dan menjauhkan sampah organik dari tempat pembuangan akhir. Selain itu, masyarakat/kelompok juga dapat menyumbangkan produk atau bahan kepada orang lain yang membutuhkan dan dapat menggunakan barang tersebut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun