Mohon tunggu...
Naura Salsabila
Naura Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Bisnis dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Sampah Melalui Teori Komunikasi Pembangunan

9 Oktober 2023   13:46 Diperbarui: 9 Oktober 2023   14:53 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya kesadaran masyarakat mengenai lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah menjadi fakta umum yang sulit direalisasikan. Kita semua tahu akan pentingnya menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan lingkungan supaya terhindar dari berbagai penyakit. Namun, seringkali banyak masyarakat yang masih abai terhadap lingkungannya sendiri, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya sampah terbuang di sembarang tempat, di sungai, di pinggir jalan, di saluran air dan masih banyak lagi. 

Oleh karena itu dibutuhkan komunikasi pembangunan yang efektif dengan target atau sasaran masyarakat dan lingkungan itu sendiri. Siapa yang bertanggung jawab atas pembuangan sampah? Jangan lupa bahwa untuk solusi krisis sampah global, masyarakat juga harus aktif. Melihat kondisi saat ini, kita melihat bahwa rumah tangga menghasilkan banyak jenis sampah yang berbeda, dan tidak semua warga negara mengambil tindakan untuk mengklasifikasikan dan membuangnya dengan benar. 

Peningkatan volume sampah dan variasi sampah menambah kerumitan pengumpulan dan pembuangan sampah. Sebagai sebuah praktik, pengelolaan sampah harus menjadi tanggung jawab dan kewajiban setiap warga negara. Masyarakat harus meningkatkan kesadaran akan hal tersebut. Jika masyarakat tidak mendaur ulang secara efektif, mereka tidak hanya akan membayar harga material untuk membeli produk baru yang terbuat dari bahan yang sama, tetapi kesehatan planet ini akan terpengaruh, karena polusi mempengaruhi lingkungan dan memperparah krisis iklim.

Optimalisasi Keterlibatan Masyarakat

Ada beberapa cara untuk mendorong warga untuk mengambil tindakan dalam pengelolaan sampah, yang paling penting adalah memilah sampah di sumbernya dan mendaur ulang. Kontribusi dari setiap warga negara dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kesadaran publik. Sebagai contoh, program informasi publik dapat meningkatkan partisipasi sosial rumah tangga, individu, sebagai pengelola sistem pengumpulan sampah dan pembuangan sampah yang tepat. Hal tersebut sesuai dengan teori komunikasi pembangunan yaitu, teori penyuluhan (persuasion theory).

Teori ini berfokus pada penggunaan komunikasi untuk meyakinkan individu atau masyarakat agar mengubah perilaku mereka terkait dengan pengelolaan sampah. Ini bisa melibatkan kampanye komunikasi yang menggunakan pesan persuasif untuk membujuk orang untuk mengurangi, mendaur ulang, atau membuang sampah dengan cara yang lebih bertanggung jawab. Dan juga teori komunikasi partisipatif (participatory communication theory): Teori ini menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan terkait dengan pengelolaan sampah. 

Komunikasi partisipatif melibatkan kolaborasi dengan masyarakat dalam merancang dan mengimplementasikan solusi berkelanjutan terkait sampah. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kemauan masyarakat untuk menerapkan aturan tiga R: Mengurangi, Menggunakan kembali, Mendaur ulang pengelolaan sampah. Meskipun meningkatkan kesadaran merupakan langkah awal yang baik, namun hal tersebut tidaklah cukup. Masyarakat perlu melihat bagaimana mereka dapat berkontribusi dan seberapa mudah dan efektifnya upaya mereka dalam mendaur ulang dan mengurangi sampah. Sebagai contoh, gerakan zero-waste, yang didasarkan pada pencegahan timbulan sampah dan gaya hidup minimal, terus menginspirasi banyak warga untuk menangani masalah sampah yang terus meningkat dengan daur ulang dan konsumsi ramah lingkungan.

Pengelolaan Sampah yang Cerdas

Pengelolaan sampah yang cerdas harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk meningkatkan kesadaran individu untuk menyelesaikan masalah secara efisien. Untuk mencapai hal ini, warga harus lebih aktif terlibat dalam solusi sampah digital dan unik untuk menyelesaikan masalah sampah perkotaan dan mencapai kota yang hampir bebas sampah. Teori Difusi Inovasi (Diffusion of Innovation Theory): Teori ini menggambarkan cara inovasi, seperti praktik pengelolaan sampah yang lebih baik, menyebar melalui masyarakat. Memahami bagaimana inovasi diterima dan diadopsi oleh masyarakat dapat membantu merancang strategi komunikasi yang efektif untuk mengubah perilaku terkait sampah. implementasinya adalah dengan mengurangi limbah sejak awal.

  • Reduce: Masyarakat/kelompok dapat memodifikasi praktik mereka saat ini untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan dengan mengubah desain, produksi, pembelian, atau penggunaan bahan atau produk. Sebagai contoh, organisasi Anda dapat mendorong karyawan untuk hanya mencetak apa yang mereka perlukan dan memastikan bahwa pengaturan printer disetel secara default untuk mencetak dua sisi untuk menghemat kertas.

  • Reuse: Penggunaan kembali produk dan kemasan memperpanjang masa manfaat bahan-bahan ini, sehingga menunda pembuangan atau daur ulang akhir. Penggunaan kembali adalah perbaikan, perbaikan, pencucian, atau hanya pemulihan sederhana dari produk, peralatan, perabot, dan bahan bangunan yang sudah usang atau bekas pakai. Misalnya, dengan mendorong penghuni untuk menggunakan cangkir kopi yang dapat digunakan kembali daripada cangkir sekali pakai, Anda tidak perlu mengelola pembuangan banyak cangkir kopi.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun