Latar Belakang dan Gambaran Masalah
Latar Belakang dan Gambaran Masalah
Pemulihan lingkungan seolah telah menjadi fenomena yang biasa terjadi, padahal seharusnya kita tahu bahwa pemulihan lingkungan tersebut berarti ada lingkungan yang telah rusak dan perlu diperbaiki. Seharusnya hal seperti ini dapat dicegah sebelum adanya kerusakan, kerusakan hayati dan hewani, pencemaran lingkungan hingga kebakaran lahan semakin hari hal ini terus terjadi tanpa ada tingkat pengurangan yang signifikan. Pemulihan lingkungan merupakan agenda mendesak di tengah tantangan lingkungan global saat ini.Â
Banyak masalah seperti pencemaran, deforestasi, dan krisis sampah membutuhkan tindakan cepat dan menyeluruh. Dalam konteks sampah, terutama, permasalahan akumulasi sampah menjadi salah satu isu utama yang harus diatasi. Sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat mencemari air, tanah, dan udara. Pencemaran ini mengancam kehidupan satwa liar dan berdampak negatif pada kesehatan manusia. Sampah plastik yang membanjiri lautan, contohnya, menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem laut.Â
 Dampak dari sampah tersebut dapat ditimbulkan karena kebiasaan membuang sampah secara sembarangan oleh masyarakat. kondisi terkini menyatakan bahwa berdasarkan data oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menyatakan bahwa produksi sampah di indonesia 67,8 juta ton pada tahun 2021 dan sebagian dari total sampah tersebut atau sebesar 7,1 juta ton sampah belum terkelola dengan baik. indonesia juga telah di title sebagai penyumbang sampah plastik di laut nomor 2 terbanyak di dunia menurut forbes dengan total sampah plastik 56,3 juta ton.Â
oleh karena itu Pemerintah Indonesia cukup serius dalam menangani kebiasaan membuang sampah sembarangan dengan diterapkannya berbagai Peraturan Daerah atau Perda di masing-masing kota, contohnya adalah di DKI Jakarta dan Kotamadya Bogor. Di kota Bogor, pemerintah kota menerapkan peraturan yang mewajibkan masyarakat untuk mengelola sampah dengan bantuan bank sampah yang dibentuk dan untuk masyarakat yang membuang sampah sembarang akan dikenakan sanksi sesuai dengan perda tersebut.Â
Hal ini semua dapat terjadi bukan hanya semata karena kesengajaan atau kurangnya rasa tanggung jawab tapi bisa juga akibat dari kurangnya informasi terkait kesadaran untuk menjaga lingkungan serta kurangnya pemahaman tentang isu-isu lingkungan. Â Banyak orang tidak sepenuhnya menyadari betapa besarnya kerusakan yang diakibatkan kehidupan sehari-hari mereka terhadap lingkungan. Selain itu, informasi yang salah dan kurangnya pendidikan formal tentang pentingnya restorasi lingkungan dapat menghambat kesadaran lingkungan.Â
Kurangnya edukasi lingkungan yang tepat juga dapat menyebabkan kurangnya kesadaran lingkungan. Sistem pendidikan formal masih belum mengintegrasikan isu lingkungan ke dalam kurikulum dengan baik di banyak negara. Oleh karena itu, komunikasi sosial yang efektif dalam bentuk pembelajaran organisasi sangat diperlukan. seperti yang telah dijelaskan dalam teori komunikasi pembangunan komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk memfasilitasi perubahan sosial dan pembangunan yang berkelanjutan.Â
Melalui komunikasi yang efektif, individu dan masyarakat dapat memperoleh informasi yang akurat, membangun kesadaran, dan menginspirasi tindakan untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan, termasuk pemulihan lingkungan. Dalam konteks kesadaran lingkungan, teori komunikasi pembangunan dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat tentang isu-isu lingkungan, seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan penggunaan sumber daya yang tidak berkelanjutan. Komunikasi yang efektif melalui berbagai saluran, seperti media massa, kampanye sosial, dan pendidikan formal, dapat membantu individu dan masyarakat memahami dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia terhadap lingkungan, sehingga membentuk kesadaran lingkungan yang kuat.Â
Target dan Sasaran Pemulihan Lingkungan