Aku adalah bujang yang berjalan pada setapakmu yang penuh debu, aku tau
Aku adalah bujang yang berjalan pada gang kecilmu yang penuh kabut
Aku adalah bujang yang kau simpan, kau bilang untuk masa depan
Meski kadang aku begitu tersembunyi, jauh dari kenyataan.
Kadang aku buta, tak bisa melihat apa-apa
Kadang aku tuli, tak bisa mendengar apa-apa
Kadang aku patah hati, dan mati rasa
Kadang aku menyerah dan pasrah dengan keadaan.
Dan pada jalan setapakmu yang penuh debu, aku mengadu
Karena memang hujan yang ku damba, belum saatnya untuk turun
Tak ada jalan keluar, dan tak ada jalan tuk pergi
Tak ada jalan tuk membebaskan diri.
Senyum cemerlangmu terbiaskan menjadi bayangan, pada titik-titik debu
Secercah udara segar untukku
Biarlah, teruslah berlalu
Biar aku terus menjadi "Bujang dalam debu" di hidupmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H