Mohon tunggu...
Naufal Zakiy
Naufal Zakiy Mohon Tunggu... freelance -

Penuai Rindu

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Bujang Dalam Debu

5 Oktober 2018   14:31 Diperbarui: 5 Oktober 2018   14:40 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku adalah bujang yang berjalan pada setapakmu yang penuh debu, aku tau

Aku adalah bujang yang berjalan pada gang kecilmu yang penuh kabut

Aku adalah bujang yang kau simpan, kau bilang untuk masa depan

Meski kadang aku begitu tersembunyi, jauh dari kenyataan.

Kadang aku buta, tak bisa melihat apa-apa

Kadang aku tuli, tak bisa mendengar apa-apa

Kadang aku patah hati, dan mati rasa

Kadang aku menyerah dan pasrah dengan keadaan.

Dan pada jalan setapakmu yang penuh debu, aku mengadu

Karena memang hujan yang ku damba, belum saatnya untuk turun

Tak ada jalan keluar, dan tak ada jalan tuk pergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun