Public relation pantas disebut sebagai simulasi peran untuk self development dan skill development, sehingga pengalaman dalam bidang public relation begitu cocok untuk bahan upgrade CV atau jadi pertimbangan mengikuti uji kompetensi public relation yang memiliki status profesional.
Meski banyak mendatangkan benefit, public relation pun juga mempunyai tantangan dalam pelaksanaannya. Tantangan komunikasi yang terjadi pada hubungan masyarakat bisa diakibatkan karena keterbatasan media, anggaran dana, persetujuan, kesalah pahaman, dan sikap tertutup suatu pihak, sehingga menimbulkan penolakan atau ketidak sepakatan antara dua pihak dalam melakukan kompromi. Tantangan dasar public relation sebenarnya berakar dari individu atau kelompok yang menjalankan perannya, apabila aktor komunikasi pada public relation tidak memiliki kepekaan menghadapi kondisi terkini dan kondisi yang akan datang maka dipastikan koordinasi public relation akan menjadi buruk pula.Â
Ketanggapan, kemampuan filterisasi informasi, kelihaian mencari perhatian, kemudian kecepatan dalam responsifitas sudah selayaknya dijadikan pedoman seorang public relation agar hasil perencanaan sekaligus hasil pelaksanaan bisa tercapai sesuai dengan imajinasi bersama, karena jika public relation tidak punya strategi dalam perencanan atau minim tindak lanjut pada suatu progres, akibatnya adalah hilangnya kesempatan mewujudkan harapan bersama, relasi, bantuan, bahkan terancam kegagalan susunan kegiatan.
Upaya menjadi seorang public relation yang baik dan benar harus dimulai dengan kemauan melakukan komunikasi secara bertahap. Diawali dengan mengkomunikasikan segala ide maupun tanggapan pada sesama rumpun internal, memberanikan diri untuk berkonsultasi pada sesama anggota hingga pihak luar dalam menanggapi problem solving, manejemen komunikasi seorang public relation harus on time pada pihak manapun, baik melalui saluran komunikasi berbasis jaringan internet seperti sosial media sekaligus agenda face to face yang membutuhkan mobilitas. Jadi ketika memilih public relation, individu harus mengatur karakter dirinya sendiri untuk memiliki keterbukaan pada siapa pun, dalam menjalin relasinya seorang public relation tidak dianjurkan cuma bermutual secara mengetahui identitas maupun pertukaran informasi sosial media, melainkan membentuk pola komunikasi yang konsisten, dinamis, kalau perlu bisa memahami gaya bicara maupun sikap suatu pihak yang terlibat pada sasaran public relation.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H