Mohon tunggu...
Naufal Tri Hutama
Naufal Tri Hutama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Student in the History of Islamic Civilization program

Naufal Tri Hutama is a dedicated student in the History of Islamic Civilization program, currently in his seventh semester. He is passionate about exploring Islamic history and understanding the cultural and social structures that shaped it. His interests also include media and journalism (medpers), providing a unique perspective on historical events. Naufal is particularly focused on Sundanese culture for his portfolio in the Faculty of Adab and Humanities.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Masuk dan Berkembangnya Islam di Tatar Sunda

28 Juli 2024   00:29 Diperbarui: 28 Juli 2024   00:40 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest/i.pinimg.com

Islam masuk ke daerah Sumedang melalui jalur perkawinan. Pangeran Santri dikenal sebagai Bupati Sumedang pertama yang memeluk agama Islam. Dari pihak ibu, Pangeran Santri merupakan keturunan raja Pajajaran, sementara dari pihak ayah, ia adalah keturunan Sunan Gunung Jati.

Menurut cerita rakyat dan sumber-sumber lokal, penyebaran Islam di daerah Priangan Selatan, seperti Garut dan Tasikmalaya, sering kali dilakukan oleh ulama-ulama yang memiliki hubungan dengan Cirebon. Misalnya, tokoh Kian Santang, yang merupakan putra Prabu Siliwangi, dikenal sebagai salah satu penyebar Islam di daerah ini setelah memeluk Islam.

Daerah-daerah seperti Kuningan, Sindangkasih, Talaga, dan Luragung berhasil diislamkan oleh Sunan Gunung Djati dan para pengikutnya. Proses islamisasi ini sering kali melibatkan pendekatan damai, negosiasi, dan bahkan melalui pernikahan antara tokoh Muslim dan pemimpin lokal.

Peran Pesantren dalam Penyebaran Islam

Salah satu institusi penting dalam penyebaran Islam di Tatar Sunda adalah pesantren. Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan agama tetapi juga sebagai pusat kebudayaan. Penting untuk diketahui bahwa pesantren berperan dalam melestarikan budaya Sunda yang berbaur dengan nilai-nilai Islam.

Pada 1418 M, sekelompok pedagang dari Campa tiba di Singapura, termasuk Syekh Hasanudin bin Yusuf Sidik, seorang ulama. Setelah tinggal beberapa saat, ia pindah ke Karawang dan mendirikan lembaga pendidikan bernama Pesantren Quro.

Pada abad ke-16, Islam di beberapa wilayah Indonesia sudah mulai kuat. Hal ini ditunjukkan dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam seperti Kesultanan Cirebon, Banten, dan Demak sebagai pusat kekuasaan politik Islam. Meskipun tidak disebutkan adanya pesantren sebagai institusi di ketiga kesultanan tersebut, setidaknya terdapat masjid yang berfungsi sebagai pusat kegiatan pendidikan Islam dengan pola pendidikan mirip pesantren saat ini.

Kemudian pada 1420 M, seorang ulama bernama Syekh Datuk Kahfi juga datang dan menetap di Singapura, tepatnya di Kampung Pasambangan, dan mendirikan lembaga pendidikan bernama Pesantren Pasambangan. Syekh Datuk Kahfi menetap di sana hingga akhir hayatnya dan dimakamkan di Giri Amparan Jati.

Berdasarkan informasi ini, Pesantren Quro di Karawang dan Pesantren Pasambangan di Amparan Jati-Cirebon dapat dianggap sebagai dua pesantren tertua di Jawa Barat yang berdiri hanya dalam selang waktu dua tahun.

Para kyai atau Ajengan, memiliki pengaruh besar dalam komunitas dan sering kali menjadi pemimpin dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan politik.

Pesantren di Tatar Sunda sering kali mengajarkan ilmu agama melalui metode yang disesuaikan dengan tradisi lokal. Misalnya, penggunaan bahasa Sunda dalam pengajaran kitab dan adaptasi kurikulum yang mencakup budaya lokal. Pesantren juga menjadi tempat penyebaran seni tradisional Sunda yang Islami, seperti kesenian musik.

Santri-santri yang dididik di pesantren kemudian kembali ke masyarakat dan mengajarkan nilai-nilai Islam yang sudah berbaur dengan budaya setempat.

Akulturasi Budaya Islam dan Sunda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun