Perubahan Iklim dalam beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, aktivitas manusia yang terus menerus menggunakan fosil sebagai bahan bakar seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi. Â Seperti yang kita ketahahui bahwa sebagian dari akibat adanya pemanasan global ini adalah yaitu mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan air laut, wabah penyakit yang berbahaya, kekeringan yang ekstrim dan masih banyak lainnya.
Perubahan iklim (climate change) merupakan salah satu isu penting yang sangat penting semenjak diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio De Jeneiro pada tahun 1992. KTT bumi 1992 Â adalah membahas mengenai tentang isu-isu lingkungan, kelangkaan air, dan energi alternatif yang menghasilkan agenda 21, Deklarasi Rio, dan Konvensi Keanekaragaman Hayati.
Perubahan iklim sendiri dapat diartikan juga sebagai perubahan suhu, tingkat curah hujan, dan berbagai macam lainnya secara drastis. Perubahan iklim sendiri diakibatkan oleh aktivitas manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut data dari International Panel On Climate Change, salah satu perubahan iklim yang sering terjadi adalah bencana alam yang berkaitan dengan peningkatan suhu bumi. Dilansir oleh Lingkungan.co, Suhu rata-rata bumi telah meningkat sebesar 1,5 derajat farenheit dibandingkan dengan beberapa abad yang lalu. Suhu ini diperkirakan akan terus lagi seratus tahun kedepan sebesar 0,5 hingga 8,6 derajat farenheit.
Berbicara mengenai perubahan iklim, banyak sekali dampak yang diakibatkan oleh terjadinya perubahan iklim ini. Indonesia sendiri menjadi negara yang sangat berdampak akibat dari adanya perubahan iklim ini. Salah satu dampak yang dirasakan masayarakat dari adanya perubahan iklim yaitu gangguan kesehatan. Dampak perubahan iklim terhadap keseahatan masyarakat sangat bervariasi dan berbeda di setiap daerah. Namun secara umum penyakit yang muncul akibat dari perubahan iklim sebagai berikut.
Malaria
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi Plasmodium, parasit ini dibawa masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Anopheles. Gejala yang ditimbulkan dari penyakit ini adalah sakit kepala, menggigil dan demam yang tinggi. Jika hal ini tidak ditangani dengan segera maka akan berakibat sangat fatal.
Pneumonia
 Penyakit ini terjadi diakibatkan oleh adanya infeksi pada kantung udara dalam paru-paru, atau alveoli. Penyebabnya bisa berasal dari bakteri,virus hingga jamur. Penyakit ini banyak terjadi pada perokok, balita, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Penyakit ini dapat lebih mudah menyebar akibat perubahan iklim. Dikarenakan mikroba yang menyebabkan penyakit ini menjadi semakin banyak.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)
Infeksi saluran pernafasan akut kemungkinan besar akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah dan waktu paparan masyarakat terhadap debu akibat dari kekeringan panjang yang diakibatkan dari perubahan iklim, penyebab lain dapat juga diakibatkan dari adanya polusi udara, Polusi udara disinii\ disebabkan oleh adanya kebakaran hutan yang terjadi dari adanya dampak perubahan iklim.
Di Indonesia sendiri pada tahun 2015 ada sekitar 503.874 jiwa yang menderita infeksi saluran pernafasan akut di 6 provinsi di Indoenesia sejak 1 juli hingga 23 oktober 2015 akibat kebakaran hutan. Polusi udara bukanlah hal yang sepele. Data dari WHO menunjukkan 7 juta orang meninggal setiap tahun akibat terpapar polusi udara.
 Kanker
 Potensi penyakit bahaya lainnya yang bersifat langsung dari perubahan iklim adalah peningkatan jumlah kejadian kanker, hal ini berhubungan dengan peningkatan paparan bahan kimia beracun penyebab kanker yang berasal dari dari beberapa peningkatan bahan kimia tersebut. Dalam kasus peningkatan curah hujan yang tinggi atau banjir, kemungkinan terjadi peningkatan bahan kimia dalam proses mencuci dan kontaminasi air oleh logam berat. Efek langsung terjadinya kanker bisa disebabkan oleh penipisan stratosfer ozon yang akan mengakibatkan peningkatan durasi dan intensitas radiasi sinar ultraviolet(UV), dan hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker kulit dan penyakit katarak.
Vectorborne and zoonotic diseases(VBZD)
VBZD adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui hewan atau vektor penyakit. Kecepatan pertumbuhan dan penyebaran VBZD sangat dipengaruhi oleh iklim. Perubahan iklim dapat mengakibatkan perluasan wilayah penyebaran sumber/vektor penyakit.
Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan masyarakat diatas adalah hanya sebagian kecil dari dampak-dampak besar lainnya yang ditimbulkan dari perubahan iklim. Kelompok yang berisiko tinggi terkena dampak dari perubahan iklim ini adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah atau bisa dibilang masyarakat miskin dan terpinggirkan. Walau tak menutup kemungkinan masayarakat yang tergolong mampu juga dapat terkena dampak kesehatan akibat pengaruh perubahan iklim.
Solusi yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya dampak kesehatan ini dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan meningkatkan pemahaman  dan cara mencegah dampak yang ditimbulkan perubahan iklim ini.
 Kemenkes juga telah merintis upaya adaptasi yang salah satunya tertuang dalam Permenkes No. 1018 Tahun 2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan terhadap Dampak Perubahan Iklim dan Kepmenkes No. 035 Tahun 2012 tentang pedoman Identifikasi Faktor Resiko Kesehatan akibat perubahan iklim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H