Dalam sebuah desa kecil yang terpencil, hiduplah seorang pemuda bernama Rizky. Rizky adalah seorang pencipta lagu dan penulis lagu berbakat, namun dia lebih memilih untuk menjalani hidup yang sederhana di tengah hutan yang hijau dan lebat. Ia tinggal dalam gubuk kecil yang ia bangun sendiri, jauh dari keramaian kota.
Setiap hari, Rizky menikmati kesunyian hutan yang menjadi teman sehari-harinya. Ia merasa bahwa dalam kesunyian itulah ia bisa menemukan inspirasi untuk menciptakan lagu-lagu yang indah. Suara gemericik air sungai, nyanyian burung-burung, dan angin yang sejuk menjadi sumber inspirasi utamanya.
Rizky tidak merasa kesepian dalam kesunyian hutan itu. Sebaliknya, ia merasa bahwa kesunyian adalah teman setia yang selalu mendengarkan cerita-cerita hatinya. Setiap petang, Rizky duduk di tepi sungai dengan gitar kesayangannya, dan ia membiarkan melodi-melodi indah mengalir begitu saja, seperti kata-kata yang tertulis dalam hatinya.
Pada suatu hari, saat Rizky tengah duduk di bawah pohon besar, tiba-tiba datang seorang pelancong yang tersesat dalam hutan itu. Pria itu panik dan bertanya kepada Rizky, "Tolong, aku tersesat dan tidak tahu jalan pulang! Bisakah kamu membantuku?"
Rizky tersenyum ramah dan menghentikan permainan gitarnya sejenak. Ia memberi arahan kepada pelancong itu, memberikan makanan dan minuman, dan mengajaknya bermalam di gubuknya. Malam itu, Rizky dan pelancong itu duduk di bawah bintang-bintang, sambil Rizky memainkan lagu-lagu indah yang ia ciptakan sendiri.
Pelancong itu merasa ajaib. Ia berkata, "Aku selalu merasa kesunyian adalah musuhku, tapi kamu justru menjadikannya temanmu. Bagaimana bisa?"
Rizky tersenyum sambil menatap bintang-bintang di langit. "Kesunyian adalah temanku sehari-hari," katanya. "Dalam kesunyian, aku menemukan keindahan dan ketenangan yang tak tergantikan. Aku percaya bahwa inspirasi sejati datang saat kita mendengarkan suara-suara alam dan merenungkan keheningan. Dan melalui lagu-lagu ini, aku bisa berbagi keindahan itu dengan dunia."
Pelancong itu merenung sejenak, lalu tersenyum mengerti. Ia belajar banyak dari pengalaman singkatnya bersama Rizky dan merasa beruntung telah tersesat di hutan ini. Setelah menemukan jalan pulangnya, ia pun berpisah dengan Rizky.
Rizky kembali pada kesunyian hutan yang ia cintai. Ia melanjutkan kehidupan sederhana dan menciptakan lagu-lagu yang indah, tetapi ia juga menyadari bahwa terkadang, ada saatnya kita perlu berbagi keindahan kesunyian dengan orang lain. Sejak saat itu, setiap bulan, ia menyambut pelancong-pelancong yang tersesat dan berbagi keajaiban kesunyian yang menjadi temannya sehari-hari. Kesunyian tetap menjadi temannya, tapi sekarang juga menjadi teman bagi banyak orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H