Periode Romantik (akhir abad ke-18 hingga pertengahan abad ke-19) adalah masa di mana sastra, seni, dan filsafat mengutamakan emosi, intuisi, dan hubungan manusia dengan alam. Periode ini muncul sebagai reaksi  terhadap Zaman Pencerahan yang menekankan rasionalisme dan logika, serta terhadap Revolusi Industri yang membawa perubahan besar dalam kehidupan masyarakat. Artikel ini akan membahas mengapa sastra Romantik lebih mengutamakan perasaan daripada logika dan bagaiman periode ini bereaksi terhadap dampak sosial Revolusi Industri.Â
Mengapa Satra Romantik Lebih Mengutamakan Perasaan daripada Logika?
Ada beberapa faktor yang mengutamakan perasaan dalam periode Romantik, yaitu:
 Reaksi terhadap Rasionalisme Zaman Pencerahan
   Sebelum era Romantik, Zaman Pencerahan mendominasi pemikiran dengan penekanan pada logika dan sains. Namun, pendekatan ini dianggap terlalu kaku dan mengabaikan aspek emosional manusia. Para penulis Romantik seperti William Wordsworth dan Samuel Taylor Coleridge percaya bahwa perasaan dan imajinasi adalah cara yang lebih mendalam untuk memahami dunia.
 Fokus pada Pengalaman Pribadi dan Subjektivitas
   Sastra Romantik menempatkan pengalaman pribadi sebagai pusat perhatian, dengan menggambarkan emosi manusia yang kompleks. Dalam Lines Composed a Few Miles Above Tintern Abbey, Wordsworth mengungkapkan hubungan emosionalnya denga alam, yang mencerminkan pentingnya subjektivitas dalam memahami keindahan dunia.
 Keindahan Alam dan SpiritualitasÂ
   Alam dianggap sebagai sumber inspirasi dan spiritualitas, yang dapat dirasakan melalui emosi. Karya seperti Ode to a Nightiangale oleh John Keats menggambarkan bagaimana hubungan dengan alam membawa kedamaian batin yang sulit dijelaskan melalui logika.
 Penolakan terhadap Materialisme
   Para penulis Romantik menolak materialisme dan fokus pada teknologi yang mendominasi era industrialisasi. Mereka percaya bahwa nilai-nilai emosional dan spiritual harus menjadi prioritas dalam kehidupan manusia.
Reaksi Satra Romantik terhadap Revolusi Industri
 Kritik terhadap Urbanisasi dan Industrialisasi
   Revolusi Industri membawa urbanisasi besar-besaran, menciptakan masalah sosial seperti kemiskinan, polusi, dan eksploitasi buruh. William Wordsworth, dalam The Prelude, menggambarkan keprihatinannya terhadap keindahan pedesaan.
 Perayaan Alam sebagai Penawar Industrialisasi
   Sastra Romantik sering menggambarkan alam sebagai tempat pelarian dari kekacauan kota dan efek negatif industrialisasi. Samuel Taylor Coleridge dalam This Lime-Tree Bower My Prison menunjukkan bagaiman alam menjadi sumber kedamaian dan inspirasi bagi manusia.
 Penekanan pada Kemanusiaan dan Emosi
   Revolusi Industri sering dianggap menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan efisiensi dan produksi di atas kesejahteraan individu. Karya seperti Songs of Innocence and Experience oleh William Blake menyoroti penderitaan buruh anak dan dehumanisasi yang diakibatkan oleh industrialisasi.