Mohon tunggu...
Naufal Robbiqis Dwi Asta
Naufal Robbiqis Dwi Asta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Jika tidak bisa turun ke lapangan, maka menulislah...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal Hassan Hanafi Seorang Tokoh Islam Progresif

3 Juni 2023   22:48 Diperbarui: 3 Juni 2023   23:03 2409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Ato Menulis, "Kontroversi Pemikiran Hasan Hanafi Dalam Teologi"

Ketiga, sikap kita terhadap realitas dengan mulai meninggalkan metode klasik yang bersifat tekstual-normatif. Hassan Hanafi beranggapan bahwa terdapat kekeliruan atas model penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an dari para tekstualis yang menganggap teks sebagai parameter analisis. Dengan demikian, seolah-olah teks adalah segala-galanya, bahkan teks merupakan standar pembentuk realitas, sehingga realitas selalu dilihat dari teks.

Bagi Hassan Hanafi, hal tesebut merupakan suatu kekeliruan karena pada dasarnya realitas-lah yang semestinya menjadi standar. Alasannya adalah karena teks sendiri tidak akan dilahirkan tanpa adanya realitas sebagai penyebabnya. Jadi menrutnya, bukan wahyu yang menyebabkan dilahirkannya beragam realitas, namun dominasi realitas atas wahyu (teks), karena realitas akan selalu menjadi standar teks yang mana tanpa adanya standar tersebut, teks akan menjadi hampa tanpa makna.

Dengan demikian Hassan Hanafi menciptakan sebuah metode penafsiran yang seringkali disebut dengan hermeneutika transformatif atau emansipatoris. Hassan Hanafi memberikan tiga tahap berurutan untuk melakukan penafsiran pada Al-Qur'an. Tiga tahap tersebut adalah kritik historis, kritik eidetis, dan kritik praktis. Menurut Hassan Hanafi, tafsir yang demikkian akan selalu berakhir dengan praksisnya.

Saat perjalananya yang semakin bertambah usia, dia harus menghentikan nafas dan perjalanannya di dunia ini pada usia 86 tahun. Hassan Hanafi wafat pada dua tahun silam, tepatnya pada 21 Oktober 2021 dan dimakamkan pada keesokan harinya di Mesir. Jasa-jasa pemikiran Islam corak progresif Hassan Hanafi menjadi bukti yang nyata, bahwa dia pernah hidup dan berupaya menghidupkan kembali Islam yang dirasanya redup dalam mengatasi permasalahan dunia sosio-politik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun