Mohon tunggu...
M Naufal Rizqullah Fahmi
M Naufal Rizqullah Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Muhammad Naufal Rizqullah Fahmi NIM : 41522110054 Jurusan : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer Dosen : Prof. Dr. Apollo, AK. M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

P08-Diskursus Doktrin Pendidikan Ki Hadjar Dewantara

22 Mei 2024   20:35 Diperbarui: 22 Mei 2024   20:44 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri_Prof.Apollo Modul P.08

Ki Hadjar Dewantara juga mengkritik pendidikan yang berbasis perintah, ancaman, dan ketertiban. Dia menekankan bahwa pendidikan yang demikian dapat mengabaikan kecerdasan akal budi dan menghambat kemampuan kreatif siswa. Dampak dari pendidikan seperti ini adalah:

  • Tidak kerja kalau tidak ada yang perintah, dan ancam
  • Mengabaikan kecerdasan akal budi (tidak kreatif)
  • Mendewakan Intelektual kurang imajinasi
  • Keutamaan diri sendiri, dan kebendaan/materialisme

Ki Hadjar Dewantara mengkritik pendidikan yang berbasis perintah, ancaman, dan ketertiban karena:

  • Pendidikan yang demikian dapat mengabaikan kecerdasan akal budi dan menghambat kemampuan kreatif siswa
  • Siswa tidak diberikan kesempatan untuk berpikir kritis dan berinisiatif
  • Pendidikan yang demikian dapat menghambat kemampuan siswa untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berbeda
  • Pendidikan yang demikian dapat mengabaikan kepentingan nasional dan kepentingan umum

Dampak dari pendidikan yang berbasis perintah, ancaman, dan ketertiban adalah:

  • Siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat dan kemampuan mereka sendiri
  • Siswa tidak memiliki kesempatan untuk berpikir kritis dan berinisiatif
  • Siswa tidak memiliki kesempatan untuk beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berbeda
  • Pendidikan yang demikian dapat menghambat kemampuan siswa untuk berkontribusi pada masyarakat dan bangsa

  Kemerdekaan Belajar

Ki Hadjar Dewantara juga menekankan pentingnya kemerdekaan belajar, di mana siswa harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka dan memilih sendiri jalur pendidikan yang sesuai. Dia berpendapat bahwa pendidikan yang tidak memperhatikan kebudayaan bangsa dapat menghancurkan identitas bangsa, dan bahwa siswa harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri sendiri secara bebas dan mandiri. Kemerdekaan belajar meliputi:

  • Mengembangkan bakat
  • Pendidik mengembangkan potensi siswa/mahasiswa/perserta didik
  • Siswa/mahasiswa diarahkan sesuai bakatnya
  • Siswa/mahasiswa perlu belajar Merdeka (memilih sendiri)

  Taman

Ki Hadjar Dewantara juga menggunakan istilah "Taman" untuk menjelaskan tentang pendidikan. "Taman" berarti alami, alamiah, gembira, bermain, kebebasan; hak anak memilih apa pun, orang tua mengarahkan. Jenjang pendidikan yang diajukan adalah:

  • Taman Indria/TK
  • Taman Muda/SD
  • Taman Dewasa/SMP
  • Taman Madya (SMU)
  • Taman Guru (Sarjana Wiyata)

Dokpri_Prof.Apollo Modul P.08
Dokpri_Prof.Apollo Modul P.08

Orientasi Tri Rahayu

Orientasi Tri Rahayu adalah suatu konsep pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Konsep ini berfokus pada tiga aspek, yaitu Memayu Hayuning Sarira (diri sendiri), Memayu Hayuing Bangsa (bangsa), dan Memayu Hayuning Bawana (seluruh alam semesta). Masing-masing aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut:

1.  Memayu Hayuning Sarira (diri sendiri) : Aspek ini berfokus pada pengembangan diri sendiri, baik secara fisik, emosional, dan spiritual. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa pengembangan diri sendiri adalah dasar untuk mengembangkan kemampuan dan bakat siswa.

2.  Memayu Hayuing Bangsa (bangsa) : Aspek ini berfokus pada pengembangan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap bangsa dan negara. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa siswa harus memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap bangsa dan negara agar dapat berkontribusi pada masyarakat dan bangsa.

3.  Memayu Hayuning Bawana (seluruh alam semesta) : Aspek ini berfokus pada pengembangan kesadaran dan kepedulian siswa terhadap alam semesta dan lingkungan sekitar. Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa siswa harus memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap alam semesta dan lingkungan sekitar agar dapat berkontribusi pada keseimbangan dan kelestarian alam semesta.

  Sistem Among

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun