Mohon tunggu...
M Naufal Rizqullah Fahmi
M Naufal Rizqullah Fahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana

Muhammad Naufal Rizqullah Fahmi NIM : 41522110054 Jurusan : Teknik Informatika Fakultas : Ilmu Komputer Dosen : Prof. Dr. Apollo, AK. M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

P07- Dialektis antara Jagat Gumelar, Jagat Gemulung

17 Mei 2024   20:52 Diperbarui: 17 Mei 2024   20:53 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Modul 7 Dokpri_Prof Apollo

2. Tata Nama: Nama-nama yang diberikan kepada benda-benda penting seperti Gajah Mada, Kebo Ijo, dan sebagainya.

3. Benda Barang: Pemberian nama pada alat-alat dan senjata seperti tombak, pedang, keris.

Sumber : Modul 7 Dokpri_Prof Apollo
Sumber : Modul 7 Dokpri_Prof Apollo

Bisa kita lihat pada gambar, gambar ini menyoroti hubungan antara sastra, gending (musik), dan alam dalam filosofi Jawa. Di gambar tersebut terdapat SINOM 1:12. Sinom ini adalah sebuah jenis tembang atau puisi tradisional Jawa yang menggunakan bahasa Jawa klasik. Sinom ini memiliki makna yang dalam tentang pentingnya menjaga kelestarian gending atau musik tradisional dalam kehidupan spiritual dan moral seseorang. Berikut adalah penjelasan dari isi sinom tersebut:

Tema pada Sinom:

Sinom ini menggambarkan pentingnya menjaga dan menghargai keberadaan gending atau musik tradisional dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks spiritualitas dan keagamaan.

Isinya yaitu:

  • Pramila gending yen bubrah: Mengungkapkan bahwa jika gending atau musik tradisional rusak atau hilang, maka itu akan berdampak pada hubungan manusia dengan Tuhan.
  • Gugur sembahe mring Widdhi: Menjelaskan bahwa ketika gending rusak, maka keberadaan atau jati diri seseorang juga ikut rusak, sehingga hubungan spiritual dengan Tuhan menjadi terganggu.
  • Batal wisesaning salat: Menyatakan bahwa ketika gending hilang atau rusak, kegiatan ibadah seperti salat menjadi tidak bermakna atau terganggu.
  • Tanpa gawe ulah gending: Menyatakan bahwa tanpa adanya gending, kegiatan membuat atau memainkan gending tidak memiliki nilai atau manfaat yang signifikan.
  • Dene ngaran ulah gending: Menggambarkan bahwa gending atau musik tradisional memuji nama Tuhan dengan irama yang agung.
  • Tukireng swara linuhung: Menggambarkan bahwa irama gending yang agung memuji nama Tuhan dengan penuh penghormatan dan kekaguman.
  • Amuji asmaning Dat: Menggambarkan bahwa gending memuji keagungan nama Tuhan.
  • Swara saking osik wadi: Menunjukkan bahwa irama gending yang berasal dari dalam hati, menyentuh kedalaman jiwa.
  • Osik mulya wataring cipta surasa: Menggambarkan bahwa irama gending yang berasal dari hati yang tulus adalah ungkapan keagungan ciptaan Tuhan.

Hamemayu Ekologi

Konsep  Hamemayu Ekologi  menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dan keindahan alam melalui tindakan yang harmonis dan bertanggung jawab. Ini meliputi:

  • Hamemayu Hayuning Wono  - Menjaga keindahan hutan.
  • Hamemayu Hayuning Samodro  - Menjaga keindahan laut.
  • Hamemayu Hayuning Tirto  - Menjaga keindahan air.
  • Hamemayu Hayuning Howo  - Menjaga keindahan udara.
  • Hamemayu Hayuning Budayo  - Menjaga keindahan budaya.
  • Hamemayu Hayuning Manungso  - Menjaga keindahan manusia.

  Cara Rawat Alam (3N)

Terdapat tiga cara utama dalam merawat alam, yang dikenal dengan konsep  3N :

  • Ni Teni  - Mengingat, mengenali, dan memahami alam.
  • NiRokake  - Meniru, memedomani, dan mengikuti cara-cara alam.
  • NaMbahai  - Memberikan nilai kebaikan pada alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun