Masa keemasan burung Love Bird di Kota Bandung, Jawa Barat, berangsung angsur turun. Setelah sempat booming, kini harga jual burung kecil ini makin merosot harganya Dikarenakan banyaknya peternak, menjadikan burung Love Bird banyak dipasaran.
Burung Love Bird merupakan spesies unggas yang berasal dari Afrika, sementara untuk burung Love Bird kepala abu-abu berasal dari Madagaskar. Tubuhnya mungil dan warna bulunya beragam. Rata-rata umur burung Love Bird berkisar antara 10 sampai 15 Tahun.
Di Indonesia sendiri, burung Love Bird paling banyak ditemukan di Papua dan Sumatera Utara. Tahun 2012 silam, burung ini sempat booming dan harganya pun sempat sangat mahal dikarenakan mudah dipelihara. Burung Love Bird memiliki bulu yang beraneka warna dan berwana indah serta memiliki suara yang khas juga tidak sulit untuk dipelihara orang awam.
Untuk makanannya pun mudah untuk didapatkan dan sangat murah serta tidak perlu perawatan yang khusus. Untuk perawatannya cukup dijemur 1 sampai 2 jam di pagi hari dan kotorannya pun tidak begitu banyak, tidak berbau dan sifatnya kering.
Karena burung Love Bird mudah untuk diternakan dan perawatannya pun tidak sulit maka banyak peternak dan pembudidaya burung Love Bird menjadikan harga burung tersebut mulai anjlok karena melimpahnya burung Love Bird dipasaran. Burung dengan warna hijau atau Green Fischeri bisa mencapai Rp 2 jutaan per ekor. Namun sekarang harganya menurun drastis menjadi Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu per ekor.
Burung Love Bird Biola yang sempat booming di tahun 2016 memiliki harga yang lebih mahal lagi. Spesies ini memiliki kepala berwarna merah seperti cabai, sedangkan sayapnya berwarna hijau. Warna itu biasa disebut dengan warna pedas. Kala itu herganya bisa mencapai Rp 30 juta untuk satu pasang, jantan dan betina. Namun sekarang harganya berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 5 juta untuk satu pasang burung Love Bird Biola itupun sangat susah untuk dijual kepada penghobi karena harganya untuk sekarang terlalu mahal dan orang sudah tidak tertarik lagi untuk memelihara burung Love Bird dikarenakan untuk saat ini harga pakan yang mulai mahal dan tidak sebanding dengan harga jual burung Love Bird. Untuk saat ini orang-orang juga sudah tidak tertarik lagi untuk memelihara burung tersebut.
Dari hasil wawancara pada tanggal 9 Desember 2022 dengan narasumber yaitu Bapak Yayan yang berusia sekitar 50 tahun selaku peternak dan pembudidaya burung Love Bird selama 10 tahun dari 2012. Menurut beliau di tahun 2012 pada awal mulai beternak beliau memiliki sekitar 5 pasang Love Bird yang berwarna hijau dengan harga 1 pasangnya berkisar 2 juta rupiah.
Beliau membeli bibit tersebut dari teman sesama penghobi burung Love Bird. Dengan modal awal 5 pasang burung Love Bird, dalam jangka waktu 1 tahun beliau bisa menghasilkan uang perbulan sekitar 3 sampai 4 juta rupiah dengan asumsi 1 pasang burung Love Bird menghasilkan anak sebanyak 3 ekor dengan harga jual per ekor pada saat itu usia 3 bulan dijual dengan harga 300 ribu rupiah per ekor. Jadi dengan rata-rata 3 anakan dari 5 pasang burung Love Bird kurang lebih 15 ekor dikali harga 300 ribu rupiah jadi pendapatannya berkisar 4,5 juta belum dengan biaya perawatan burung Love Bird setiap bulannya.
Pada awal mula merintis usaha peternakan Love Bird Bapak Yayan menggunakan bahan bekas bangunan untuk membuat kendang ternak dengan sistem semua burung disatukan dalam satu kendang (koloni). Kelebihan kendang tersebuat ialah tidak memperlukan tempat yang luas, namun kekurangannya burung satu sama lain saling mengganggu burung betina yang sedang mengerami telur pasangan yang lain.
Sebaiknya setiap satu pasang burung Love Bird disimpan dalam satu kendang, idealnya kendang Love Bird memiliki panjang 60cm tinggi 50cm dan lebar 40cm untuk meminimalisir kegagalan dalam penetasan telur. Namun kekurangannya memerlukan lahan yang cukup luas dan ada penambahan biaya.
Menurut Bapak Yayan, untuk pemilihan bibit diupayakan usia betina berkisar antara 6 sampai 7 bulan dan usia jantan berkisar 1 tahun karena di usia tersebut merupakan usia produktif burung Love bird dalam berkembang biak.