Naufal Rifqi Yusron (23010400157)
Filsafat dan Etika Komunikasi
Dr. Nani Nurani Muksin, S.Sos, M.Si.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Kasus bunuh diri satu keluarga di apartemen telah mengguncang masyarakat dan menimbulkan banyak pertanyaan mendalam tentang kondisi psikologis dan dinamika komunikasi keluarga. Dalam analisis ini, kita akan memeriksa peristiwa tragis tersebut dari sudut pandang filsafat dan etika komunikasi. Tujuan nya adalah untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana komunikasi yang efektif dan empatik dapat menjadi kunci untuk mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Artikel ini mengajak pembaca untuk lebih menyadari gejala kesulitan emosional dalam lingkungan keluarga dengan mempertimbangkan nilai-nilai etika komunikasi. Artikel ini juga menekankan pentingnya menciptakan ruang diskusi yang aman dan mendukung bagi setiap anggota keluarga. Berita tragis datang pada tanggal 19 Maret 2024 tentang seorang keluarga yang membunuh diri di apartemen mereka. Masyarakat terkejut dengan berita ini dan mempertanyakan alasan keputusan tragis mereka.
Seorang suami dan istri dengan dua anak adalah anggota keluarga yang terlibat dalam insiden tersebut, menurut laporan. Mereka tinggal di apartemen di pusat kota. suami tiba-tiba memutuskan untuk membunuh diri sendiri, istrinya, dan anak-anak mereka.
 Waktu kejadian setempat menyatakan pada siang hari mereka datang ke apartemen tersebut dengan membawa ransel besar, dalam perjalanan menuju apartemen, saksi yang mengantar para korban tersebut menyatakan tidak ada tanda tanda kecemasan yang akan melakukan bunuh diri tersebut, hingga setibanya di hotel menaiki lift untuk lantai paling atas mereka mulai saling mencium kening layaknya perpisahan dan memang benar satu keluarga lompat bersama.
Kasus ini menimbulkan banyak perasaan dan banyak pertanyaan. Bagaimana suami itu membuat keputusan tragis itu dan mengapa tidak ada tanda-tanda? Apakah ada elemen yang memengaruhi keputusan ini? Untuk saat ini, kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui lebih lanjut tentang peristiwa ini.
Â
Selain mencari jejak yang hilang, mereka berusaha untuk menjelaskan keputusan yang diambil suami tersebut. Kasus ini juga menarik perhatian pada masalah kesehatan mental dan keuangan. Apakah suami mengalami banyak tekanan dan stres sehingga membuat keputusan tragis? Apakah keputusan ini dipengaruhi oleh masalah keuangan? Dalam kasus seperti ini, masyarakat harus merasa empati dan memperhatikan keluarga yang terlibat. Mereka harus memberikan bantuan ketika seseorang menunjukkan gejala tekanan dan stres.
Kasus bunuh diri di Indonesia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menimbulkan perhatian pada masalah kesehatan mental dan keuangan. Orang-orang di masyarakat harus lebih sadar dan memperhatikan gejala yang menunjukkan bahwa seseorang mengalami tekanan dan stres yang signifikan.
Dalam interaksi antar individu, terutama dalam keluarga, kejujuran, keterbukaan, dan empati sangat penting, menurut filsafat dan etika komunikasi. Komunikasi dalam situasi seperti ini tidak hanya tentang menyampaikan pesan; itu juga tentang mendengarkan dengan teliti dan memahami secara menyeluruh perasaan dan kebutuhan satu sama lain.Â
Ketika anggota keluarga merasa didengar dan dipahami, mereka lebih mungkin untuk berbagi kesedihan mereka dan mencari dukungan psikologis.Â
Sebaliknya, komunikasi yang tertutup atau dipenuhi dengan tekanan dapat menyebabkan perasaan putus asa dan keterasingan menjadi lebih buruk, yang dalam situasi terburuk dapat mengarah pada tindakan tragis seperti bunuh diri. Oleh karena itu, komunikasi keluarga yang sehat dan etis adalah cara penting untuk mencegah bencana dan meningkatkan kesejahteraan emosional bersama.
Kasus ini adalah contoh bagaimana komunikasi dapat memengaruhi keputusan individu. Misalnya, teori komunikasi interaktif mengatakan bahwa komunikasi adalah proses interaktif yang melibatkan pengiriman dan penerimaan pesan dalam dua arah. Dalam kasus ini, keputusan yang diambil oleh suami dapat dipengaruhi oleh jenis komunikasi yang terjadi antara mereka.
Ada banyak cara untuk melihat solusi alternatif untuk masalah ini.
Pertama, solusi dari perspektif psikologis adalah bahwa suami tersebut mungkin telah mengalami banyak tekanan dan stres sehingga membuat keputusan tragis. Dalam hal ini, solusi alternatif dapat ditemukan dengan memberikan bantuan psikologis dan membantu individu tersebut mengatasi tekanan dan stres.
Kedua, dari sisi sosial, suami tersebut mungkin telah mengalami masalah dalam relasi dengan istri dan anak-anaknya sehingga mengambil keputusan tragis. Dalam hal ini, solusi alternatif dapat berupa terapi dan bantuan untuk memperbaiki relasi dengan orang lain. Ketiga, dari sisi budaya, suami tersebut mungkin telah mengalami tekanan budaya yang signifikan sehingga mengambil keputusan tragis. Dalam hal ini, solusi alternatif dapat berupa mendukung individu dalam memperbaiki relasi mereka dengan orang lain.
Ini juga termasuk bagaimana pentingnya etika komunikasi bagi individu, karena dari komunikasi dapat membentuk relasi relasi sosial antar-individu yang saling berbagi informasi, ataupun sekedar menegur sapa, Komunikasi berfungsi sebagai cara untuk mempertahankan eksistensi diri dan orang lain. Ada upaya yang dilakukan untuk mengakui kehadiran orang lain. Sebagai makhluk sosial, seseorang membutuhkan perasaan dihargai; eksistensinya sebagai manusia membutuhkan dihormati dan dihargai, seperti yang dijelaskan dalam Hirarki Kebutuhan Maslow.
Jadi itulah mengapa pentingnya etika berkomunikasi, kita tidak tahu apa yang ada dalam perspektif korban tersebut, masing masing individu memilik paradigma tersendiri sehingga Komunikasi harus terbatas pada pesan yang disengaja (tujuan) dan diterima (diterima). Dengan kata lain, untuk terjadi komunikasi, harus ada tiga orang: (a) orang yang mengirim pesan, (b) pesan itu sendiri, dan (c) orang yang menerima pesan. Dengan kata lain, jika pesan tidak sampai ke penerima, maka tidak ada komunikasi; tidak ada orang yang menerima pesan, dan ilmu komunikasi tidak dapat menyelidiki komunikasi seperti itu. Menurut paradigma ini, itulah yang terjadi  (Muhammad Muhid, 2020:155).
Begitu pula sama dengan etika, dalam kasus ini etika komunikasi yang dimaksud ialah Perspektif sifat manusia yang mempunyai sifat menutup diri mereka ketika memiliki suatu hal mereka memilih untuk diam karena tidak mau memberitahu orang lain, yang menurut paradigma orang tersebut ketika orang itu membicarakan masalahnya ke orang lain itu akan membuat orang lain tersebut merasa terbebani dengan apa yang disampaikan, perspektif terhadap sifat manusia.Â
Kemampuan untuk berpikir dan menggunakan simbol adalah sifat manusia yang paling mendasar. Ini menunjukkan bahwa tingkah laku manusia yang benar-benar manusiawi berasal dari rasionalitas yang sadar dan kebebasan untuk memilih apa yang harus dilakukan (Rachmat Kriyantono, 2019:188).
Daftar Pustaka
Kriyantono, Rachmat. (2019) Pengantar Lengkap Ilmu Komunikasi : Filsafat dan Etika Ilmunya Serta Perspektif Islam
Vardiansyah, D & Febriani, E. (2018) Filsafat Ilmu Komunikasi: Pengantar Ontologi, Epistemologi, Aksiologi
Muhid, Muhammad (2020) Etika & Filsafat Ilmu Komunikasi
Huda, Larissa (2024). "Nihil Jejak Kasus Bunuh Diri Keluarga yang Terjun dari Apartemen di Penjaringan, Motifnya Masih Misteri". Diakses pada 12 Mei 2024, dari https://megapolitan.kompas.com/read/2024/03/19/04150051/nihil-jejak-kasus-bunuh-diri-keluarga-yang-terjun-dari-apartemen-di?page=all
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H