Terpancing Kasus Pengepungan Asrama
Di tengah situasi yang harmonis itu, tiba-tiba masyarakat Papua ramai memprotes aksi rasis yang terjadi saat pengepungan asrama mahasiswa Papua. Disinyalir, ada lontaran tak pantas yang dilakukan beberapa oknum pengepung. Pemerintah tak menutup mata atas situasi itu. Setidaknya beberapa langkah cepat telah diambil:
1) Gubernur Jawa Timur Minta Maaf
Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur langsung minta maaf atas insiden yang terjadi di asrama Papua. Tak berhenti di situ,khofifah pun mendatangi asrama bersama para tokoh adat Papua demi menjaga persaudaraan berbangsa. https://www.inews.id/daerah/jatim/gubernur-papua-dan-tokoh-adat-datang-ke-surabaya-khofifah-kembali-minta-maaf
2) Jokowi Menjaga Kehormatan Papua
Tak hanya khofifah, pasca insiden pengepungan asrama mahasiswa, Jokowipun menegaskan komitmen untuk menjaga kehormatan kehormatan masyarakat Papua. Dia juga memahami jika ada yang merasa emosi, namun mengajak untuk saling memaafkan. https://nasional.kompas.com/read/2019/08/19/18015991/jokowi-pemerintah-jaga-kehormatan-masyarakat-papua-dan-papua-barat?page=all
3) Tri Susanti Diperiksa
Bukan sekedar pernyataan, aparat kepolisian juga bertindak cepat memanggil Tri Susanti. Korlap aksi pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya ini diduga melakukan ucapan kebencian terkait dugaan aksi rasisme yang tengah dipermasalahkan. https://regional.kompas.com/read/2019/08/27/12542301/dugaan-ujaran-kebencian-tri-susanti-korlap-aksi-perusakan-bendera-diperiksa
4) Skorsing Lima Anggota TNI
Tak kalah tegasnya, TNI pun menindak anggotanya yang diduga terlibat aksi pengepungan asrama mahasiswa. Tak tanggung-tanggung, lima personel yang diduga mengikuti aksi pengepungan itu mendapat sanksi skorsing sementara oleh Kodam V Brawijaya. https://www.tribunnews.com/regional/2019/08/26/lima-anggota-tni-di-surabaya-diskors-terkait-kasus-papua-dua-jadi-terduga-tak-mau-disebut-rasis
Provokasi Elit Separatis