b) Bagaimana ketiga kelompok perusuh bisa kompak?
Pada ringkasan peran ketiga kelompok perusuh di atas, terlihat bahwa masing-masing memiliki tugas vital, dan saling terhubung. Dengan peta seperti itu, sulit untuk menyangkal asumsi bahwa ketiga kelompok itu bergerak berdasarkan satu komando terpusat. Dengan kata lain, bisa saja ketiga kelompok berasal dari tiga sel kekuatan berbeda, tapi digerakkan oleh dalang yang sama.
Dari kedua asumsi itu, kita dapat meraba sosok dalang kerusuhan. Pertama, dia pasti banyak uang, mengingat operasi kerusuhan itu butuh dana besar. Keterlibatan bohir berduit ini bisa dipahami, mengingat banyak cukong merasakan pahitnya penegakan hukum era Jokowi. Dalam korupsi Yayasan Supersemar misalnya, ahli waris diharuskan membayar kerugian negara sebesar Rp4.4 triliun.Â
Ketiga, dalang kerusuhan itu pasti juga paham strategi perang dan pengerahan massa, sehingga mampu mengontrol tiga kelompok dalam satu komando. Keterlibatan sosok seperti ini bukan hal baru, mengingat beberapa saat lalu terjadi hal serupa. Salah satunya, dalam skenario makar 212 yang berhasil digagalkan.Â
Tentu saja, fakta-fakta itu belum cukup untuk menarik kesimpulan final terkait sosok dalang kerusuhan. Tapi setidaknya, kepolisian sudah mengantongi pelaku penyebaran amplop untuk para preman bayaran. Pelaku itu bahkan terang-terangan membagi amplop menggunakan mobil ambulance dengan logo partai peserta pemilu. Mari kita tunggu temuan-temuan berikutnya.Â
Sumber:
https://nasional.kompas.com/read/2019/05/27/08085421/operasi-rahasia-di-balik-rusuh-22-mei?page=all
https://news.detik.com/berita/d-4560446/soal-korban-kerusuhan-kapolri-ada-yang-ingin-ciptakan-martir
https://nasional.tempo.co/read/1208101/wiranto-cegah-hoaks-pemerintah-batasi-fitur-di-media-sosial