Olahraga beladiri tentunya sudah tidak asing dalam kehidupan sehari-hari kita. Olahraga beladiri ini bukan hanya menjadi sebuah  aspek yang mengasah dan menggunakan fisik, tetapi didalamnya juga melatih diri dalam membentuk kepribadiaan seseorang, mental dan bahkan spriritual seseorang. Dalam pertarungan juga beladiri bukan hanya mengandalkan keterampilan dan kekuatan dalam pertarungan, tetapi keharmonisan dengan diri sendiri dan hubungan nya dengan dunia sekitar menjadi penentu. Meskipun beladiri ini memiliki banyak cabang olahraga namun pada dasarnya hampir seluruh nya memiliki prinsip seperti rasa kedisiplinan, rasa hormat, ketekunan atau konsisten hingga pengendalian diri.
Tidak sedikit seseorang yang berhenti dalam proses nya untuk mencapai prestasi dalam diri nya sendiri. Banyak orang juga yang menganggap prestasi hanya dapat digapai oleh orang-orang yang memiliki bakat dari lahirnya. Proses yang berulang-ulang menimbulkan keraguan serta menimbulkan rasa percaya diri yang rendah. Lalu mengapa hal ini bisa dikaitkan dengan psikologi positif (flow)?
Psikologi positif mempelajari bagaimana seseorang dapat melakukan segala sesuatu nya dengan benar, serta mengelola dan mengembangkan kemampuan dalam dirinya. Psikologi positif juga bukan hanya berfokus pada masa yang akan datang, tetapi menyangkut masa lalu dan juga masa sekarang. Psikologi positif dalam masa sekarang lah yang berfokus kepada kebahagiaan serta pengalaman flow. Sebelum mengetahui keterkaitan keduanya mari kita mengenal terlebih dahulu tentang flow itu sendiri.
Flow atau yang diartikan dari bahasa inggris adalah mengalir. Seperti halnya air yang mengalir dalam sungai tidak peduli bagaimana bentuk sungai tersebut serta berbelok setajam apapun sungainya, air tersebut akan terus mengalir. Mengacu pada teori yang dikemukakan Csikszentmihalyi, bahwa flow ini merupakan pengalaman yang bersifat positif yang terjadi karena larut kedalam aktivitas yang dilakukannya. Â Flow ini akan terjadi ketika seseorang berhasil untuk menantang diri mereka sendiri tetapi dengan keterampilan yang sudah mereka siapkan sebelumnya, sehingga muncul rasa pencapaian dan kepuasaan yang tinggi.
Dalam beladiri flow diartikan sebagai kondisi dalam keadaan paling baiknya, seseorang tersebut melakukan aktivitas penuh dengan niat melakukan sepenuhnya, serta keharmonisan pikiran, raga serta tindakan yang dilakukannya. Dengan begitu seseorang tersebut akan menciptakan pengalaman yang sangat dalam serta akan memunculkan kepuasaan ketika melakukan ataupun setelah menyelesaikannya. Dalam beladiri bukan hanya melibatkan aspek fisik saja tetapi mental dan emosional nya juga. Oleh karena itu dengan terlibatnya flow dalam praktisi beladiri ini akan memunculkan kekuatan mental, rasa tenang, serta kepercayaan diri nya. Mereka akan cenderung lebih beradaptasi dengan lingkungan, dan cepat tanggap dalam mengambil keputusan ataupun dengan mempertimbangkan resiko.
Untuk mencapai keadaan flow pada praktisi beladiri diperlukan kemampuan untuk menemukan keseimbangan antara skill yang dimilikinya dengan tantangan yang dihadapinya untuk mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkannya. Seorang praktiksi beladiri harus mampu merencanakan serta mengatasi batasan-batasan dirinya, mengetahui seberapa jauh kemampuan dalam dirinya yang dapat membawa diri nya menghadapi segala tantangan-tantangan yang mungkin terjadi baik di dalam pelatihan yang ia lakukan ataupun pertandingan yang sedang dihadapinya. Namun perlu anda ketahui bahwa tantangan yang dihadapinya jika sepele sedangkan skill yang dimilikinya tinggi sehingga mudah menghadapi tantangan tersebut maka seseorang tersebut dapat memasuki keadaan yang apatis. Dalam keadaan yang tantangannya lebih tinggi daripada skill nya maka seseorang tersebut dapat memasuki keadaan yang cemas. Sehingga untuk mencapai flow ini perlunya keseimbangan antara tantangan serta skill yang dimilikinya pula.
Flow dalam beladiri tentunya merupakan proses yang dimiliki masing-masing individu dan tentunya memiliki variasi antara individu dengan individu lainnya. Setiap praktisi memiliki kemampuan serta batasan untuk memasuki keadaan-keadaan flow nya. Perlu diingat bahwa praktisi beladiri untuk menyesuaikan serta memberikan waktu ataupun rasa sabar untuk memperoleh serta mengembangkan flow terhadap beladiri yang diikutinya. Praktisi beladiri juga perlu memperhatikan pelatih, senior ataupun rekannya ketika memberikan arahan yang dari pengalaman-pengalaman yang sudah mereka buat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H