Mohon tunggu...
Naufal Nabilludin
Naufal Nabilludin Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Ternyata mikir itu lebih susah dari pada dapet ranking

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Masyarakat Merdeka Melalui Budaya Literasi di Era Revolusi Industri 4.0

28 Oktober 2020   19:30 Diperbarui: 29 Oktober 2020   10:45 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah dalam hal ini harus bisa mengkombinasikan antara literasi dengan teknologi, salah satu caranya adalah berkolaborasi dengan pengembang aplikasi, untuk membuat suatu aplikasi yang memungkinkan penggunanya membaca dan membuat karya dalam bentuk artikel, cerita pendek, puisi, novel, essai dan sejenisnya, menggabungkan antara berkarya dan menikmati serta mengapresiasi karya orang lain. Disamping pengembangan perpustakaan digital yang harus lebih dioptimalkan lagi.

Bukan cuma itu saja, kita juga harus membangun budaya literasi sedini mungkin dari rumah. Fondasi budaya literasi harus dibangun dari keluarga. Misalnya saja di jepang ada budaya "20 minute reading of mother and child" yang mewajibkan ibu mengajak anaknya membaca selama 20 menit sebelum tidur. 

Hal serupa juga dilakukan di Finlandia, mereka mempunyai budaya membacakan dogeng kepada anaknya sebelum tidur setiap hari. Hal-hal seperti inilah yang belum dibiasakan di Indonesia. Kita bisa mengadaptasi budaya-budaya literasi negara lain dengan memperhatikan sosiokultural yang ada di negara kita. 

Jika dua contoh diatas dirasa belum bisa dilakukan di Indonesia, mengingat masyarakat kita belum mempunyai budaya literasi dirumah. Langkah alternatifnya adalah membuat kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan literasi ditingkat desa. Peran pemerintah kabupaten/kota dan pemerintah desa harus dilibatkan dalam hal ini. 

Misalnya perpustakaan keliling dibarengi dengan kegiatan yang menyenangkan atau perlombaan kecil untuk anak-anak setiap minggunya. Bisa juga membuat perpustakaan desa sekaligus tempat belajar yang nyaman dengan konsep unik dan menarik, sehingga mampu menarik pengunjung. Yang nantinya mampu menjadi stimulus untuk membangun budada literasi di rumah

Membangun budaya literasi adalah fondasi dasar dalam segala aspek pembangunan. Tingkat literasi berbanding lurus terhadap kemajuan bangsa. Kunci dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan produktifitas bangsa terletak pada kedisiplinan kita membangun budaya literasi. Oleh karena itu program atau gerakan pegembangan literasi harus inovatif, kreatif, dan komprehensif. Supaya pelaksanaannya lebih asyik dan menarik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun