Mohon tunggu...
Naufal Hanif
Naufal Hanif Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nama:muhammad naufal hanif hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyalahgunaan Media Sosial Sebagai Alat Propaganda

18 Juni 2023   10:57 Diperbarui: 18 Juni 2023   11:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

media sosial dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan dan depresi. Hal ini terutama berlaku bagi orang-orang yang tidak nyaman dengan tubuh mereka, karena media sosial sering menampilkan gambar orang dengan tubuh ideal atau standar kecantikan tertentu. Media sosial juga dapat memengaruhi pemikiran orang. Informasi yang disajikan di jejaring sosial seringkali tidak terverifikasi dan menyebar dengan cepat. Akibatnya, masyarakat bisa terpapar berita bohong atau hoaks yang bisa mempengaruhi pendapatnya tentang suatu isu atau orang tertentu. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan politik negara.

Perubahan komunikasi informasi terus terjadi seiring dengan kemajuan teknologi di era digital. Saat ini semua orang bisa bekerja sebagai jurnalis meski belum pernah mempelajari dasar-dasar jurnalistik. Publik pun kerap menerima informasi atau berita yang membuat heran, mulai dari ancaman bencana hingga informasi seputar dunia politik. Temuan dari penelitian ini adalah seringkali informasi yang beredar di tangan warganet adalah hoaks bahkan ujaran kebencian, padahal pemerintah telah berupaya untuk menekan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Dengan adanya tulisan ini, penulis bertujuan untuk mengungkap unsur-unsur propaganda dalam hoax dan ujaran kebencian di media sosial mengingat di era digital media sosial paling rentan dalam penyebaran berita hoax dan ujaran kebencian. Dengan memanfaatkan analisis konten kualitatif, penulis membahas lima berita hoax dan ujaran kebencian yang dibedah menggunakan sembilan praktik propaganda. Kesimpulan yang diperoleh penulis adalah bahwa berita hoax dan ujaran kebencian mengandung unsur-unsur pembesar-besaran, retorika, pengakuan dan pengaruh terhadap berbagai pihak, serta prasangka yang dilengkapi dengan emosi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun