Mohon tunggu...
naufalfebriansyah
naufalfebriansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Pemuda dengan segala kekurangan dan kelebihan yang jauh dari katasempurna, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan YME

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kopi Ijo Waris: Keunikan dan Tradisi di Tulungagung

9 Desember 2024   19:58 Diperbarui: 9 Desember 2024   19:58 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kopi Ijo Waris adalah salah satu kopi yang berasal dari Tulungagung, Jawa Timur. Dikenal karena cita rasanya yang khas dan proses penyajiannya yang unik, kopi ini tidak hanya menjadi minuman favorit, tetapi juga simbol tradisi dan budaya masyarakat setempat.

Kopi Ijo Waris didirikan oleh Pak Waris pada tahun 1978, setelah mengalami kesulitan ekonomi akibat bencana banjir bandang pada tahun 1976. Sebelumnya, Pak Waris menjalankan usaha produksi tahu, namun usaha tersebut tidak bertahan lama. Beliau kemudian beralih ke bisnis kopi dan membuka warung kopi di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung

Apa Itu Kopi Ijo?

Kopi Ijo adalah jenis kopi yang diolah dari biji kopi yang belum sepenuhnya matang, sehingga warnanya tetap hijau. Proses pengolahan biji kopi ini berbeda dari kopi pada umumnya, di mana biji kopi biasanya dipanen setelah matang. Biji kopi hijau ini kemudian diproses dengan cara yang khusus, menghasilkan rasa yang lebih ringan dan segar dibandingkan dengan kopi biasa. 

Menikmati Kopi Ijo Waris bukan sekadar tentang rasa, namun juga merupakan sebuah ritual sosial. Biasanya, orang-orang berkumpul untuk menikmati kopi bersama sambil bercengkerama. Ini menciptakan suasana hangat dan akrab, di mana cerita-cerita lokal dan pengalaman hidup dibagikan. 

Salah satu hal menarik tentang Kopi Ijo Waris adalah cara penyajiannya. Di Tulungagung, ada tradisi nyethe, yaitu mengoleskan ampas kopi atau biasa dikenal dengan warga Tulungagung  dengan sebutan cethe pada rokok mereka. Tradisi ini muncul sebagai cara untuk mengatasi kebosanan saat menikmati kopi dan telah menjadi bagian integral dari pengalaman ngopi di Tulungagung  .Cara membuat cethe di Tulungagung biasanya dengan mendiamkan kopi yang sudah di aduk hingga semua cethe atau ampas kopi tersebut turun semua, ampas kopi itu nanti lah yang akan diambil untuk di oleskan pada sebatang rokok.

Menurut warga sekitar dengan mengoleskan cethe pada rokok ini yang membuat rasa rokok mereka jadi lebih mantap dan tahan lama. Sehingga cocok untuk teman mengobrol dengan kawan saat berkumpul dan bercengkrama. Seiring berjalannya waktu, popularitas Kopi Ijo Waris meningkat, bahkan meluas hingga ke luar kota dan mancanegara dengan merek "Kopi Bubuk Waris". Kini, warung kopi ini tidak hanya menjadi tempat untuk menikmati kopi tetapi juga sebagai ruang publik bagi masyarakat untuk berkumpul dan berbagi cerita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun