Virageawie, sebuah brand lokal asal Indonesia, telah membuktikan bahwa kreativitas dan inovasi dapat mengubah bambu menjadi karya seni yang tidak hanya memukau tetapi juga bernilai tinggi.
Berlokasi di Jalan Raya Batujajar, Cimareme, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat, Virageawie didirikan pada tahun 2012 oleh Adang Muhidin. Virageawie mengukir jejak sebagai pelopor dalam menciptakan alat musik modern yang hampir seluruhnya terbuat dari bambu.
Pemilik virageawie Adang Muhidin menjelaskan bahwa dirinya memulai usaha ini dikarenakan bambu itu murah dan mudah untuk didapatkan.
"Makanya waktu itu pas awal liat bambu, munculah ide-ide mau apa sih dari bambu itu, apa sih hasil dari bambu itu," ucap Adang pemilik dari Virageawie.
Menurut Adang, bambu bisa diolah menjadi berbagai macam kerajinan. Lalu, Adang memutuskan untuk mengarahkan fokusnya pada pembuatan alat musik, dengan harapan menciptakan karya unik yang bisa mendobrak pandangan tradisional tentang bambu. Berbagai alat musik seperti gitar, biola, bahkan drum yang terbuat dari bambu menjadi produk unggulan virageawie.
"Munculnya gitar bambu, biola bambu, drum bambu itu, karena saya selalu berpikir kita harus membuat produk yang belum ada dimana-mana," jelasnya.
Setiap alat musik tersebut dirancang dengan detail dan presisi tinggi, menunjukkan bahwa bambu memiliki fleksibilitas dan ketahanan yang sering kali tidak disadari.
Inovasi ini membuat virageawie tidak hanya dikenal di pasar lokal, tetapi juga mulai menembus pasar internasional. Beberapa musisi dari mancanegara telah menggunakan alat musik dari virageawie, mengapresiasi kekayaan bunyi yang dihasilkan oleh bahan alami ini.
"Dari Filipina ada grup musik yang pernah membeli alat musik dari kita. Terus dari Rumania juga ada," lanjutnya.
Seiring waktu, virageawie terus berkembang dan menciptakan beragam produk baru. Tidak hanya alat musik, kini virageawie juga menawarkan berbagai barang dekorasi rumah, furnitur, dan kerajinan tangan lainnya. Setiap produk yang dihasilkan selalu mengedepankan kualitas, estetika, dan nilai seni yang tinggi, membuat virageawie menjadi salah satu brand lokal yang patut diperhitungkan di kancah internasional.
Harga yang ditawarkan juga berbagai macam, mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah.
"Macam-macam harganya, kalau alat musik itu termurah biola bambu diharga 3,5 juta rupiah. Terus gitar itu diharga 12 juta rupiah. Kalau yang termahal untuk saat ini itu drum, bisa sampai 50 juta rupiah. Kalau yang lain-lain, misal jam tangan bambu itu 300 ribu rupiah, ada tumbler bambu itu di 150 ribu rupiah, hingga yang termurah itu gantungan kunci 5 ribu rupiah," terangnya.
Virageawie bukan hanya tentang bisnis, ini adalah gerakan untuk melestarikan alam, budaya, dan nilai-nilai tradisional di tengah derasnya arus modernisasi. Dengan setiap kerajinan bambu yang diproduksi dan dikirim ke mancanegara, Virageawie membuktikan bahwa bambu bukan hanya bahan masa lalu, tetapi juga bagian penting dari masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Adang juga berharap, dengan adanya Virageawie bisa membantu masyarakat.
"Mimpinya sih, ini virageawie bisa membantu orang banyak. Makanya kita menggandeng para disabilitas. Jadi biar mereka punya minimal bisa menghidupi diri sendiri lah. Jadi suatu kebanggan, suatu kepuasan ini Virageawie itu bisa bermanfaat bagi banyak orang," jelasnya.
Virageawie menjadi bukti nyata bahwa kreativitas tanpa batas dapat mengubah sesuatu yang sederhana seperti bambu menjadi karya seni yang mendunia. Melalui inovasi, kualitas, dan sentuhan tradisi, Virageawie tidak hanya memperkenalkan bambu sebagai bahan yang berharga, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya para disabilitas. Di tengah arus globalisasi, Adang Muhidin dan Virageawie terus berkomitmen menjaga keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian alam, menjadikan bambu sebagai simbol masa depan yang lebih hijau dan inklusif. Dengan visi besar ini, Virageawie akan terus berkembang, menginspirasi, dan menorehkan jejak di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H