Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Fauzan
Muhammad Naufal Fauzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fotograpfer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Sukamiskin: Menjaga Warisan Sejarah Sejak 1881

21 November 2024   21:14 Diperbarui: 21 November 2024   21:27 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri menjemur pakaiannya di Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Jum'at (07/04/2023)

Santri membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (04/04/2023) 
Santri membaca kitab kuning di Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Selasa (04/04/2023) 

Santri membaca kitab di Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Rabu (05/04/2023)
Santri membaca kitab di Pondok Pesantren Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Rabu (05/04/2023)

BANDUNG -- Dibalik gedung gedung yang menjulang tinggi, siapa sangka terdapat sebuah bangunan tua yang berdiri kokoh menjadi saksi bisu jejak penyebaran agama islam di Jawa Barat.

Berlokasi di Jalan AH Nasution No.128 Kelurahan Sukamiskin, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung ini didirikan oleh KH. Raden Muhammad bin Alqo pada tahun 1881 Masehi.

Meski telah berusia lebih dari satu abad, bangunan-bangunan tuanya masih berdiri tegak, menjadi saksi bisu perjalanan panjang para santri dan ulama dalam memperjuangkan pendidikan dan penyebaran ajaran Islam di Nusantara.

Dengan arsitektur yang kental dengan nuansa kolonial, pesantren ini menawarkan pesona berbeda di tengah gempuran pembangunan modern di sekitarnya. Dinding-dinding tebal, jendela kayu dengan desain kuno, serta lantai berubin khas zaman dulu tetap dirawat dengan baik, seolah menjadi pengingat bahwa di tempat ini, nilai-nilai tradisional dan warisan sejarah dipelihara dengan sepenuh hati.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Sukamiskin KH. Abdul Aziz menjelaskan, KH. Muhammad bin Alqo memimpin pesantren ini selama 36 tahun. Pondok Pesantren Sukamiskin mulai eksis, ketika dibawah kepimimpinan KH Raden Ahmad Dimyati.

Beliau melakukan modernisasi kurikulum pembelajaran. Salah satunya yaitu, merubah bacaan yang asalnya bahasa jawa menjadi bahasa sunda dan menjadi satu satunya pondok pesantren yang menggunakan logat bacaan bahasa sunda kala itu.

Dalam catatan sejarah, Pondok pesantren Sukamiskin telah banyak melahirkan alumni santri yang sukses. Salah satunya seperti, KH. Zaenal Mustofa, yang menjadi pahlawan nasional dari Tasikmalaya.

Selama berdirinya, Pondok Pesantren Sukamiskin banyak menghadapi hambatan dan tantangan.

Ketua Komite Kerja Madrasah (KKM) Pondok Pesantren Sukamiskin, Abdur Rafi menjelaskan bahwa tantangan yang dihapadi pondok untuk saat ini salah satunya kabar yang kurang mengenakan terkait kehidupan di pondok pesantren.

"Mungkin kendalanya salah satunya terkait media-media yang menginformasikan beberapa santri pondok pesantren mengalami kejadian perundungan (bully), bahkan sampai pemerkosaan. Yang mana itu membuat orang tua merasa khawatir untuk memasukan anak anaknya ke pondok pesantren," ujar Abdur Rafi Ketua Komite Kerja Madrasah.

Meski begitu pesantren di Sukamiskin menepis isu tersebut. Pihaknya mengaku selalu dan akan terus menjaga agar hal-hal seperti perundungan tidak terjadi.

"Namun pada nyatanya, di pondok pesantren Sukamiskin tidak pernah mengalami kejadian-kejadian tersebut. Kami selalu menjaga dan mempertahankan agar perkara-perkara tersebut tidak terjadi di pondok pesantren Sukamiskin," lanjutnya.

Meski zaman telah berganti, Pesantren Sukamiskin tetap setia pada perannya sebagai pusat pendidikan agama yang inklusif, mengayomi generasi demi generasi dengan kearifan dan kedamaian yang tiada lekang oleh waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun